Teknik Prakiraan Pemulusan Eksponensial Metode Winters

Jika weight vector dari pembeli adalah Wu = { 0.4, 0.4, 0.2 } Perkalian dari matrix Wu dan Ru adalah berdasarkan komposisi max – min fuzzy rules, dimana hasil evaluasi adalah digambarkan dalam fuzzy set Du = [ d 1 ,d 2 ,d 3 ,d 4 ] : Du = Wu . Ru = [0.4 0.4 0.2] .           0.2 0.4 0.3 0.1 0.1 0.3 0.5 0.1 0.1 0.1 0.2 0.6 = [0.4 0.4 0.3 0.2] Dimana, d1 dihitung berdasarkan langkah-langkah berikut : d 1 = w 1 ´ r 11 V w 2 ´ r 21 V w 3 ´ r 31 = 0.4 ´ 0.6 V0.4 ´ 0.1 V 0.2 ´ 0.1 = 0.4 V 0.1 V 0.1 = 0.4 Nilai untuk d 2 , d 3 , d 4 hampir sama, dimana ´ dan V merepresentasikan operator min dan max. Karena komponen terbesar Du adalah d 1 = 0.4 dan d 2 = 0.4 di saat yang sama, sehingga analisa untuk pakaian ini berada diantara „sangat baik“ dan „baik“

2.4. Prakiraan Forecasting

2.4.1 Teknik Prakiraan Pemulusan Eksponensial

Teknik ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh George E P Box dan Gwilym M Jenkins dalam bukunya ” Time Series Analysis : Forecasting and Control”. Dasar dari teknik ini adalah , Pengamatan sekarang Zt tergantung pada 1 atau beberapa pengamatan sebelumnya Zt-k dengan kata lain, model time series dibuat karena secara statistik ada korelasi antar deret pengamatan untuk melihat adanya dependensi antar pengamatan . Kita dapat melakukan uji korelasi antar pengamatan yang dikenal sebagai auto correlation function acf

2.4.2 Metode Winters

Teknik prakiraan dengan metode Winters digunakan untuk data yang mempunyai pola musiman dan kecenderungan. Sebagai contoh pola data yang bersifat musiman dan kecenderungan dapat dilihat pada tabel 3 . Data pada tabel 3 menunjukkan pola musiman kuartalan, dalam pengertian pola data antar kuartal untuk tahun yang berbeda mempunyai pola yang sama dengan periode yang tetap, yaitu selang 3 bulanan. Karena pola 3 bulanan, maka dalam 1 satu tahun terdapat 4 musim atau dalam hal ini dinotasikan dengan L = 4 Tabel 3. Contoh data penjualan yang bersifat musiman Tahun Kuartal Periode t Penjualan Xt 1987 I II III IV 1 2 3 4 36 39 43 34 1988 I II III IV 5 6 7 8 38 41 50 39 1989 I II III IV 9 10 11 12 47 51 58 47 Metode Winters didasarkan atas 3 persamaan pemulusa, yaitu untuk pola data stationer St, kecenderungan bt dan indeks musiman It. S t = ? X t I t-L + 1 – ? S t-1 + b t -1 ………………a b t = ßS t - S t-1 + 1 – ß b t-1 …………………………………. b I t = d X t S t + 1- d I t-L ………………………....c Prakiraan untuk m periode mendatang dirumuskan sebagai berikut F t+m = S t + b t.m I t -L + m ………………………..d Untuk melakukan prakiraan dengan metode Winters harus tersedia data histories minimal 2 tahun, hal ini karena kalau data yang tersedia hanya 1 tahun, maka factor kecenderungan untuk kuartal tertentu tidak dapat diketahui. Kecenderungan pada kuartal tertentu hanya dapat diketahui apabila tersedia data, misalnya kuartal I tahun 1987 dan kuartal I tahun 1998. Insilisasi diperlukan dalam menggunakan teknik Winters ini, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, misalkan untuk melakukan prakiraan pada periode ke- 5 dengan m = 1, maka dari persamaan d diperlukan nilai S 5 dari rumus a diperlukan nilai I . Nilai I belum terdefinisi, untuk data pola musiman kuartalan seperti tabel 3 L = 4, inisialisasi minimal diperlukan untuk menetapkan : a. Nilai indeks musiman pada setiap kuartal pada tahun pertama b. Factor kecenderungan kuartal terakhir pada tahun pertama b 4 atau b awal , dan c. Nilai S 4 atau S awal Insialisasi indeks musiman pada tahun pertama ditetapkan dengan rumusan sebagai berikut : I t = X t X ……….untuk setiap t = 1,2,3…L, dimana X = ? X i L Insialisasi b awal untuk data histories yang tersedia sebanyak 2L, ditetapkan dengan rumusan sebagai berikut : b awal = 1L {X L+1 – X 1 L + X L+2 – X 2 L + …+X L+L – X L L} Inisialisasi untuk S awal ditetapkan dengan menggunakan rumusan sebagai berikut : ? X t + 3L 2 b awal – 2 b awal . ? t . I t S awal = ----------------------------------------------- 2 L Nilai inisialisasi akan menentukan ukuran kecermatan prakiraan dan demikian juga dengan nilai parameter ?, ß, dan d. Sebagai contoh misalkan untuk data pada tabel 3, parameter pemulus yang digunakan adalah ? = 0.2, ß = 0.1 dan d = 0.05 dan sebagai himpunan periode data uji adalah periode t = 6 sd t = 12. Dengan menggunakan parameter m = 1, maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4. Jika dilakukan prakiraan untuk periode ke 13 atau kuartal I tahun 1990, dengan m=1 , berarti periode dasarnya adalah t = 12, sehingga : F 12 + 1 = S 12 + b 12 .I 9 ; dimana I 9 adalah indeks musiman kuartal I pada tahun sebelumnya 1989, jika I 9 belum diketahui maka dicari dengan memuluskan indeks musiman kuartal I tahun 1988 atau I 8. Tabel 4. Contoh hasil penerapan metode Winters ? = 0.2, ß = 0.1 dan d = 0.05 Kuartal Data Aktual Pemulusan Tunggal Pemulusan Musiman Pemulusan Trend Ramalan jika m = 1 1987 1 2 3 4 36 39 43 34 45.03 0.95 1.01 1.10 0.83 1.00 1988 5 6 7 8 38 41 50 39 44.84 44.67 45.43 46.31 0.94 1.01 1.10 0.83 0.88 0.78 0.77 0.79 46.32 50.11 38.55 1998 9 10 11 12 47 51 58 47 47.65 48.91 50.30 49.58 0.94 1.01 1.02 1.09 0.84 0.88 1.02 0.85 44.38 48.89 48.89 56.58

2.5. Penelitian Terdahulu