Pembentukan Basis Aturan Rule Base

pada kondisi kuning. Sampel data positif diberikan dalam Tabel 10, sedangkan sampel negatif diberikan dalam Tabel 11. Tabel 10 : Sampel Data Positif Minggu Suhu o C Curah hujanmm Sinar matahari Kelembaban DBD 4 3 4 9 14 16 5 3 5 9 14 16 6 3 5 9 14 16 7 2 6 9 14 16 8 3 4 9 14 16 9 3 4 10 13 16 10 3 6 9 14 16 11 3 4 9 14 16 12 3 5 10 14 16 13 3 4 11 13 16 14 3 4 10 14 16 15 3 5 10 13 16 16 3 6 11 13 16 Tabel 11 : Tabel Ssampel Negatif Minggu Suhu o C Curah hujanmm Sinar matahari Kelembaban DBD 1 3 4 10 14 15 2 3 5 9 14 15 3 3 4 9 14 15 17 3 4 10 14 15

5.2.2. Pembentukan Basis Aturan Rule Base

Setelah di kelompokkan kedalam sampel positif dan negatif, dan dibentuk dalam array 2 dua dimensi, selanjutnya pada data tersebut ditentukan aturan yang akan di cari, jika aturan yang ingin dicari adalah pada DBD kondisi kuning maka sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka kita masukkan data: Kondisi DBD = jumlah data negatif, jumlah data posif, bobot. - Jumlah data negatif positif sesuai dengan wilayah yang akan di prediksi - Bobot yang dimasukkan 0.1 sd 1 Dari hasil pemasukkan data 61,36,0.99 dan 61,36, 0.8 untuk wilayah Jakarta Selatan, dapat dilihat pada tabel berikut ini. data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 Tabel 12. Hasil Pemasukkan Data Untuk Wilayah Jakarta Selatan 61,36,0.99 1 13 Kuning 0.64 2 11 Kuning 0.61 3 4 Kuning 0.45 61,36,0.8 1 13 Kuning 0.64 1 11 Kuning 0.61 Dari data tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut : Kolom 1 menunjukkan keterkaitan antar data, jika angka pada kolom 1 menunjukkan nilai yang berkelanjutan, contoh 1, 2, 3 artinya antar data tersebut tidak berkaitan sehingga kaidah aturan yang digunakan adalah IF 1 Then. Sedangkan jika angka pada kolom 1 menunjukkan perulangan, contoh 1, 1, 2, 3,3 berarti 1 dan 1 ada keterkaitan data, dimana kaidah aturannya IF 1 and 1 Then , untuk 2 mempunyai kaidah aturan hanya IF 2 Then, sedangkan untuk 3 dan 3 mempunyai kaidah aturan IF 3 and 3 Then. Kolom 2 menunjukkan nilai diskrit dari atribut data yang digunakan, agar dapat diaplikasikan, nilai ini selanjutnya akan dikembalika n kedalam nilai kontinyu. Kolom 3 menunjukkan kondisi DBD . Kolom 4 menunjukkan tingkat keakurasian dari aturan tersebut. Sehingga dari data pada tabel 12 dapat dibaca sebagai berikut : Untuk data 61, 36, 0.99 If 13 then kuning dengan tingkat keakurasian Laplace akurasi : 0.64 ; If 11 then kuning dengan tingkat keakurasian : 0.61 ; If 4 then kuning dengan tingkat keakurasian : 0.45 . Untuk data 61, 36, 0.8 Hasil yang diperoleh dapat dibaca sebagai berikut : If 13 and 11 then kuning dengan tingkat keakurasian : 0.63 Hasil yang didapat dari pemasukkan beberapa data tersebut, dicari hasil dengan tingkat akurasian yang paling tinggi, sehingga dari data tersebut dapat digunakan sebagai dasar pembuatan basis aturan rule base dari pola ke terkaitan antara data suhu, curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban dan data DBD.

5.3. Program Aplikasi