siswa memperoleh informasi dari guru secara mutlak. Suatu informasi yang tidak membiasakan memberikan waktu kepada siswa untuk mengenalkan variabel-
variabel yang ada dalam materi secara konkret, sehingga siswa mampu mengkonstruk pengetahuan fisika melalui fenomena fisika yang ada disekitar
kehidupan siswa. Hal ini membuat istilah variabel terdengar asing bagi beberapa siswa yang hanya terbatas pada istilah variabel bebas dan variabel terikat yang
diketahuinya dimasa lalu. Keterampilan ini sebenarnya sudah dimiliki siswa namun kurang berkembang karena tidak dibiasakan mengembangkan proses
dalam pembelajaran melainkan hanya memfokuskan pada hasil. Penyebab siswa memperoleh skor rendah yakni satu dan dua pada
keterampilan menyimpulkan karena siswa terbiasa mengkonstruk pengetahuan fisika terkait gaya gesek secara audio suara yang berasal dari guru. Siswa kurang
terbiasa diajak berkontribusi atau terlibat aktif dalam menemukan konsep gaya gesek. Hal ini berpengaruh ketika menyelesaikan suatu permasalahan fisika yang
bersifat real siswa tidak mampu mengolah konsep yang dimiliki untuk dikaitkan dengan permasalahan real tersebut Sukiniarti, 2009.
4.3.4 Upaya Mengatasi Munculnya Konsepsi Alternatif pada Siswa SMK
Konsepsi alternatif yang muncul pada siswa SMK BTB ketika menyelesaikan fenomena gerak balok pada bidang miring mencerminkan konsepsi
yang dimiliki siswa terkait materi gaya gesek. Hal ini bila tidak diperbaiki akan berdampak ke konsep mekanika pada topik yang lain yang akhirnya berdampak
pada konsep mekanika secara keseluruhan. Upaya yang dapat digunakan untuk meminimalkan konsepsi alternatif pada siswa SMK salah satunya dengan
menggunakan pijakan penyebab munculnya konsepsi alternatif ketika mengamati gerak balok pada bidang miring.
Faktor kerangka teori spesifik dapat diminimalkan dengan cara mengajak siswa secara aktif untuk berpikir logis menggunakan pengetahuan fisika yang
dimilikinya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari atau pembelajaran kontekstual. Hal ini juga dapat diminimalkan dengan cara kegiatan diskusi
kelompok dimana setiap siswa dapat mengungkapkan konsepsinya sehingga konsepsi alternatif yang muncul memungkinkan untuk diketahui.
Faktor intuisi kehidupan sehari-hari dan fragmentasi dapat diminimalkan dengan cara mengajarkan konsep fisika tidak hanya sekedar pengetahuan yang
bersifat hafalan melainkan suatu konsep yang merupakan suatu hubungan sebab akibat. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelesaikan permasalahan fisika
menggunakan fenomena fisika secara real, mengerjakan soal yang diberi alasan dari jawaban yang diberikan dan peta konsep.
Faktor apresiasi konseptual yang membuat siswa mengandalkan rumus langsung jadi tanpa megetahui konsep yang ada dapat diminimalkan dengan
mengajak siswa mengetahui konsep yang digunakan terlebih dahulu. Siswa terlebih dahulu diajak mengetahui alasan suatu persamaan digunakan atau
menurunkan persamaan berdasarkan variabel-variabel yang diketahui. Faktor buku teks dapat diminimalkan yakni dengan tidak hanya
mengandalkan satu buku referensi saja melainkan menggunakan buku referensi fisika dari berbagai sumber. Hal ini bermanfaat ketika terdapat konsep yang
berbeda pada satu buku dengan buku yang lain siswa dapat mengetahui antara konsep yang benar dan konsep yang salah.
4.3.5 Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMK