harinya. Adapun grafik kadar abu mete hasil penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 8.a dan 8.b di halaman berikutnya.
c. Tingkat Kekerasan
Pengukuran tingkat kekerasan mete yang menggunakan alat jarum penetrometer bertujuan untuk mengetahui seberapa keras mete tersebut dari hari
ke hari selama penyimpanan 2 bulan. Uji tingkat kekerasan terhadap mete tanpa kulit merupakan suatu bentuk uji secara fisik saja dan cara pengujiannya pun
sederhana. Pengukuran tingkat kekerasan suatu bahan pertanian bukan merupakan uji proksimat. Data yang didapat akan sangat beragam dan belum
tentu sama nilainya meskipun uji tersebut dilakukan pada sebuah sampel seperti mete tanpa kulit, karena bidang permukaan kacang mete tersebut belum tentu
sama persis di setiap titik ujinya. Alat penetrometer memiliki sebuah jarum yang ditusukkan hingga menembus daging buah kacang mete dan jarak
penembusannya akan terbaca pada alat tersebut. Jika jarum tersebut belum dapat menembus kacang mete, maka dapat ditambahkan pemberat di atas jarumnya
dengan bobot beragam, seperti pemberat 50 gram, 100 gram, dan 150 gram. Pada penelitian ini, kacang mete dapat ditembus oleh jarum penetrometer tanpa
menggunakan pemberat apapun. Semakin besar jarak tembus jarum, maka nilai yang terbaca pun semakin besar, berarti mete semakin lembek dan menurun
mutunya, begitupun sebaliknya. Satuan dari pengukuran tingkat kekerasan ini adalah “mm per 10 detik”. Hasil uji statistik perlakuan suhu penyimpanan mete
tidak berpengaruh nyata bagi mete, tetapi perlakuan jenis kemasan memberikan pengaruh signifikan bagi mete. Dari data yang didapat pada penyimpanan suhu
ruang, tingkat kekerasan dari keempat jenis kemasan memiliki fluktuasi yang besar dan tidak menentu peningkatan atau penurunannya dari hari ke hari. Nilai
kekerasan mete terendah yang terdeteksi adalah 5,3333 mm per 10 detik pada jenis kemasan plastik PP di hari ke-42, sedangkan nilai kekerasan mete tertinggi
adalah 14,583 mm per 10 detik pada jenis kemasan plastik PE di hari ke -58. Pada penyimpanan di suhu 40ºC, terjadi fluktuasi yang besar seperti pada
penyimpanan suhu ruang. Nilai kekerasan mete terendah yang terdeteksi pada penyimpanan suhu 40ºC ini adalah 6,125 mm per 10 detik pada jenis kemasan
plastik PP di hari ke-18. Nilai kekerasan mete tertinggi di suhu 40ºC ini adalah
17,25 mm per 10 detik pada jenis kemasan kertas minyak di hari ke -28. Dari keseluruhan nilai tingkat kekerasan mete yang ada, tidak ada mete yang lembek
hingga mencapai nilai diatas 20 mm per 10 detik. Ini berarti semua mete yang disimpan selama 2 bulan kekerasannya masih tergolong baik, dan dapat
dikatakan semua jenis kemasan uji cukup baik dalam menja ga kelembaban mete yang dikemasnya, sehingga mete tersebut masih termasuk keras. Data penelitian
yang didapat menunjukkan mete tersebut masih tetap keras dengan nilai tertinggi hanya 17,25 mm per 10 detik. Ini berarti angka tersebut hanya kurang dari
seperlima skala penuh penetrometer yang mencapai angka kira-kira 120 mm per 10 detik. Data tingkat kekerasan mete hasil penelitian ini dapat dilihat pada
Lampiran 4.a dan 4.b. Lampiran 11 menampilkan hasil uji statistik tingkat
kekerasan mete pada hari kedua, hari ke-30, dan hari terakhir sebagai contoh. Perlakuan jenis kemasan signifikan di setiap harinya. Adapun grafik tingkat
kekerasan mete hasil penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9.a dan 9.b di
halaman berikutnya.
d. Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas