BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Buah Merah
Botani Menurut Keim 2005, tanaman buah merah termasuk jenis tanaman
pandan-pandanan atau pandanus, dengan nama ilmiah Pandanus conoideus Lam, walaupun hingga saat ini sistematika taksonomi pandan buah merah sendiri masih
bermasalah karena di dalamnya melibatkan banyak taksa lain baik yang telah dipublikasi sebagai jenis tersendiri maupun keberadaan pada sekitar 36 kultivar.
Selanjutnya oleh Rumphius dikatakan, Pandanus ceramicus setidaknya mempunyai dua bentuk kepala cephalium yaitu bulat bundar seperti buah
melon, panjang buah sekitar 30 cm dan bulat lonjong menyerupai buah cempedak, buah merah jenis barugum berwarna merah Gambar 1.
Sumber: Anonim, 2005
Gambar 1 Buah merah Pandanus conoideus Lam jenis barugum Pandan buah merah pertama dilaporkan keberadaannya beserta informasi
pemanfaatannya oleh Rumphius pada tahun 1743, hal ini berdasarkan koleksi yang dibuatnya di Pulau Seram, Maluku dan saat itu diberi nama Pandanus
ceramicus . Kedua cephalium memiliki kesamaan dalam struktur dan warna
cephalium . Pericarp dan struktur buah tunggal berbentuk segi lima. ujung putik
stigmatic remains agak menonjol namun tidak tajam. Adapun yang memberi nama Pandanus conoideus yang pertama kali adalah Lamarck.
Pada tahun 1939, Merrill dan Perry pertama kali menempatkan takson di New Guinea Papua yang disebut Pandanus conoideus Lamarck.
Kandungan kimia buah merah Menurut Budi 2001, bahwa potensi kandungan yang diunggulkan di dalam sari
buah merah diantaranya antioksidan. Yang membuat warna merah dari buah merah ini adalah karotenoid dan tokoferol. Kadar karotenoid sangat tinggi, yaitu
12.000 ppm. Untuk kandungaan tokoferol di dalam buah merah adalah 11.000 ppm. Selain itu kandungan mineral makro dan mikro sangat lengkap, terutam Fe,
Mg dan Zn. Berdasarkan hasil penelitian oleh Budi 2001, kandungan senyawa aktif dari buah merah jenis barugum dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1 Kandungan senyawa aktif dalam buah merah jenis barugum
a
Senyawa Aktif Kandungan
Total karotenoid 12.000 ppm
Total tokoferol 11.000 ppm
Beta karoten 700 ppm
Alfa tokoferol 500 ppm
Asam oleat 58
Asam asam linoleat 8,8
Asam linolenat 7,8
Dekanoat 2,0
a
Budi 2001
Tabel 2 Komposisi zat gizi per 100 gram buah merah
b
Senyawa aktif Kandungan
Energi 394,00 Kalori
Protein 3.3 g
Lemak 28.1 g
Serat 20.9 g
Kalsium 55.4 mg
Fosfor 30,00 mg
Besi 2,44 mg
Vitamin B1 0.90 mg
Vitamin C 25.70 mg
Niasin 1.80 mg
Air 34.90
b
Budi 2001
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair, dibuat dengan mensari simplisia menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk Dep Kes RI, 2000. Menurut Harborne 1987, untuk analisis fitokimia harus digunakan jaringan tumbuhan
segar, namun ada cara lain tumbuhan dapat dikeringkan sebelum dilakukan ekstraksi. Cara pengeringan harus dilakukan dalam keadaan terawasi untuk
mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak. Bioavailabilitas karotenoid dari bahan pangan, ekstrak, atau produk sangat beragam. Beberapa
faktor yang mempengaruhi penyerapan dan bioavailabilitas karotenoid adalah proses pengolahan, penyimpanan, dan pemasakan Papas, 1999. Menurut
Goodman et al. 1966, persentase beta karoten yang diserap langsung sebagai beta karoten sekitar 15-25. Beta karoten yang diserap langsung dalam bentuk
utuh dan tidak dikonversi menjadi retinol sangat potensial untuk mencegah penyakit cardiovascular dan beberapa jenis kanker Gey et al. 1993.
Sebagai pembanding dan pandukung pada penelitian ini dapat dilihat data penelitian dari Andarwulan et al. 2006, telah melakukan penelitian terhadap
kandungan senyawa bioaktif dan sifat fisiko-kimia buah merah dengan membandingkan metode ekstraksi secara tradisional terhadap dua metode yang
dimodifikasi. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3 Pengaruh metode ekstraksi terhadap parameter senyawa bioaktif buah
merah
c
Kadar ppm Metode
Bagian buah
Total karotenoid
β-karoten Total tokoferol
α-tokoferol Minyak 55.000 9.185 42.009 3.685
Buah segar Biji 647,23 120,65
802,61 83,55 Minyak 10.022 1.852 5.033 425.52
Metode Tradisional
Biji 227,51 37,99 171,34 15,13 Minyak 12.427 2.000 9.200
800 Metode
Modifikasi 1 Biji 391,44 65,37 180,47 15,24
Minyak 21.430 4.583 10.832 1.368,26 Metode
Modifikasi 2 Biji 439,77 132,53
628,88 53,17
c
Andarwulan, et al. 2006
Dari data ini dapat dilihat bahwa kandungan senyawa mikronutrien pada ekstrak buah merah sangat dipengaruhi oleh metode ekstraksinya.
Tabel 4
Sifat fisiko-kimia yang terpenting pada ekstrak buah merah
d
Parameter Satuan Buah segar Metode
Tradisional Metode
Modifikasi 1 Metode
Modifikasi 2 Berat Jenis
gml 0.65
0.60 0.62
0.66 Titik Asap
˚C 192.75 181.30 188.50
190.50 Kadar Air
0.03 0.03
0.04 0.03
Bililangan AsamFFA
0.089 21.96 0.57
0.09 Bilangan
Peroksida gek 0.15
4.46 2.31
0.16 Titik Cair
˚C 12.35 16.00 15.00
12.50
d
Andarwulan, et al 2006.
Metode ekstraksi dapat berpengaruh terhadap sifat fisiko kimia ekstrak buah merah yang dihasilkan. Metode ekstraksi modifikasi 2 merupakan metode
ekstraksi yang menghasilkan karakteristik fisiko-kimia buah merah terbaik. Selanjutnya menurut Andarwulan et al. 2006, ekstrak selain mengan dung senya
wa mikronutrien juga mengandung asam lemak tidak jenuh dengan dominasi oleat C18:1 dan palmitat C16:0.
B. Sistem Imun