13 menurunkan suhu, mencegah scorch, serta memudahkan pemberian bentuk
barang jadi karet.
2. Bahan pengisi
Bahan pengisi ditambahkan ke dalam kompon karet dalam jumlah besar dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik dan memperbaiki
karakteristik pengolahan. Menurut Alfa 2002, bahan pengisi dibagi atas dua golongan, yaitu golongan bahan pengisi tidak aktif dan golongan
bahan pengisi aktif atau bahan penguat. Bahan pengisi aktif akan meningkatkan kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikis, dan tegangan
putus pada produk karetnya. Penambahan pengisi tidak aktif hanya akan meningkatkan kekerasan dan kekakuan barang jadi karet, sedangkan
kekuatan dan sifat lainnya akan berkurang. Bahan pengisi aktif contohnya antara lain karbon hitam, silika,
aluminium silikat, dan magnesium silikat. Contoh bahan pengisi tidak aktif antara lain kaolin, berbagai jenis tanah liat, kalsium karbonat,
magnesium karbonat, barium sulfat, dan barit Abednego, 1990.
3. Bahan antidegradasi
Untuk melindungi barang jadi karet yang tidak tahan terhadap ozon atau oksidasi, maka ke dalam komponnya perlu ditambahkan suatu bahan
yang berfungsi sebagai antiozonan dan antioksidan, yang secara umum dikenal sebagai antidegradan. Antioksidan umumnya digunakan dalam
jumlah relatif kecil yaitu antara 1 – 2 bagian per seratus karet Alfa, 2002.
4. Bahan pemvulkanisasi
Proses vulkanisasi hanya dapat terjadi apabila di dalam kompon karet terdapat bahan pemvulkanisasi. Menurut Alfa 2002, vulkanisasi
adalah proses perubahan sifat karet dari yang semula lemah bersifat plastis menjadi kuat bersifat elastis. Bahan pemvulkanisasi adalah sejenis bahan
kimia karet yang dapat bereaksi dengan gugus aktif molekul karet pada
14 proses vulkanisasi, membentuk ikatan silang antar molekul karet, sehingga
terbentuk jaringan tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang banyak digunakan untuk proses
vulkanisasi karet alam adalah belerang. Jumlah belerang yang digunakan dalam vulkanisasi mempengaruhi karakteristik sistem vulkanisasi dan
polimer yang divulkanisasi.
5. Bahan penggiat
Bahan penggiat ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi untuk meningkatkan kecepatan proses vulkanisasi yang berjalan lambat bila
hanya menggunakan belerang Alfa, 2002. Dalam sistim vulkanisasi dengan bahan pencepat, bahan ini berfungsi sebagai pengaktif kerja bahan
pencepat karena pada umumnya bahan pencepat organik tidak akan berfungsi secara efisien tanpa adanya bahan pengaktif. Bahan penggiat
yang umum digunakan dalam sistem vulkanisasi karet alam menggunakan belerang adalah kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.
6. Bahan pencepat
Bahan pencepat, yang umumnya berupa bahan organik, adalah bahan yang biasanya ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk
mempercepat reaksi vulkanisasi kompon oleh belerang. Dalam sistem vulkanisasi belerang, bahan pencepat membantu meningkatkan laju
vulkanisasi kompon yang biasanya berlangsung lambat jika hanya menggunakan belerang. Pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau
kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat Alfa, 2002. Ditinjau dari fungsinya, pencepat digolongkan atas pencepat
primer yang berfungsi memberikan pravulkanisasi lambat serta pencepat sekunder yang berfungsi memberikan pravulkanisasi singkat. Berdasarkan
golongan senyawanya, bahan pencepat digolongkan atas aldehid amin, guanidin, thiazol, sulfenamida, dithiofosfat, thiuram, dan dithiokarbamat.
Berdasarkan responnya terhadap vulkanisasi, bahan pencepat digolongkan atas pencepat lambat, sedang, cepat, dan sangat cepat Alfa, 2002.
15
7. Bahan Bantu Olah