Karet Siklo TINJAUAN PUSTAKA

8 karet. Penggunaannya sebagai bahan baku barang jadi karet sangat disukai dikarenakan keunggulan sifat-sifatnya seperti daya pantul, elastisitas, daya lengket, dan daya cengkeram yang baik serta mudah untuk digiling. Selain itu karet alam juga memiliki beberapa sifat mekanik yang baik antara lain memiliki tegangan putus, ketahanan sobek, dan ketahanan kikis yang baik, sehingga karet alam merupakan elastomer pilihan. Namun demikian karet alam juga memiliki beberapa kekurangan yaitu sifat-sifatnya yang tidak konsisten dan warnanya bervariasi dari kuning hingga coklat gelap, serta tidak tahan terhadap panas, oksidasi, ozon, dan pelarut hidrokarbon, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku barang jadi karet khususnya yang tahan minyak, panas dan oksidasi Arizal, 1989.

C. Karet Siklo

Karet siklo merupakan turunan karet alam yang dihasilkan dengan cara menggiling karet bersama 5 asam sulfat pekat, lalu dipanaskan pada 120 o C Barron, 1948. Menurut Stern 1967 pemanasan karet alam bercampur dengan katalis asam dapat merubah rantai molekul karet alam menjadi struktur seperti cincin, yaitu suatu bentuk karet tersiklisasi. Proses siklisasi akan menghilangkan atau mengurangi jumlah ikatan rangkap yang dimiliki molekul karet alam dan dihasilkan karet siklo berbentuk seperti resin. Menurut Veersen 1951, mekanisme reaksi siklikasi karet alam berhubungan dengan protonisasi ikatan rangkap secara acak. Pada tahap pertama akan terbentuk ion karbonium dikarenakan adanya donor proton yaitu asam sulfat atau katalis yang bersifat asam lainnya. Pada tahap kedua, ion karbonium yang tidak stabil tersebut akan tersiklikasi membentuk struktur monosiklik atau polisiklik. Pada karet siklo dengan struktur monosiklik masih tersisa ikatan rangkap sebanyak 50 persen dari jumlah awal ikatan rangkap dalam karet alam, sedangkan pada struktur polisiklik masih tersisa sekitar 25 persen ikatan rangkap. Perubahan struktur karet pada saat reaksi siklikasi dapat dilihat pada Gambar 2. 9 Siklisasi karet padat merupakan metode pembuatan karet alam siklik yang pertama kali dikenal yaitu sejak tahun 1925, diikuti siklisasi pada larutan karet dan terakhir pada tahun 1947 mulai dikembangkan metode siklisasi lateks pekat. Masing-masing metode menghasilkan penampakan dan sifat karet alam siklik yang berbeda-beda karena pencapaian derajat siklisasinya tidak sama. Untuk negara penghasil lateks karet alam seperti Indonesia teknologi siklisasi pada lateks lebih menguntungkan karena ketersediaan bahan baku. Rujukan yang membahas metode siklisasi lateks masih sedikit bila dibandingkan dengan dua metode siklisasi lainnya Alfa, 2003. Pada prinsipnya, baik proses siklisasi lateks maupun larutan karet, akn terjadi perubahan struktur molekul karet alam dari rantai poliisopren yang lurus menjadi rantai siklik, yang diikuti dengan berkurangnya ikatan rangkap pada fraksi monomer isopren. Pada akhir siklisasi masih terdapat sejumlah ikatan rangkap yang jumlahnya tergantung pada derajat siklisasi produk. Pencapaian derajat siklisasi produk tersebut dipengaruhi oleh metode siklisasi atau jenis bahan baku dan jenis katalis yang digunakan Alfa dan Syamsu, 2004. Gambar 2. Perubahan struktur molekul karet alam menjadi karet siklo Veersen, 1951 CH 3 H CH 2 CH 2 C C CH 3 H CH 2 CH 2 C C CH 2 CH 2 C CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 + C CH 2 CH 2 H 3 C CH 2 CH 2 C CH 2 CH 3 CH 2 C CH 2 CH 2 CH 2 C CH 2 CH 2 CH 2 H 3 C C CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 CH 3 CH 2 C CH 2 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 C CH H 3 C CH CH 2 CH 2 CH H 3 C C CH CH 2 CH 2 C H 3 C C CH 2 C CH CH 3 CH 2 CH CH 3 C CH 2 CH 2 + + + + + Poliisoprena siklikasi katalis pana s 10 Teknologi siklisasi pada lateks menghasilkan produk cyclotex berupa serbuk putih. Bentuk fisiknya yang berupa tepung ini menyebabkan cyclotex juga relatif lebih mudah dicampur dengan karet pada saat penggilingan dan masih dapat divulkanisasi. Hal ini menjadi keunggulan cyclotex untuk dimanfaatkan sebagi pengeras atau pengkaku barang jadi karet. Selain itu karena sifatnya yang mudah didispersikan dalam air, maka cyclotex dapat dengan mudah dijadikan masterbat siklo, yaitu campuran karet siklo dan karet alam, yang mana pencampurannya dilakukan dalam fase lateks Alfa dan Syamsu, 2004. Mencermati kemudahan larut dalam pelarut organik, cyclotex lebih sukar larut karena hanya sebagian yang larut dan sebagian lainnya membentuk jel. Besarnya molekul hidrokarbon siklik karet siklo diduga berpengaruh terhadap kemudahan larutnya. Sebagian cyclotex hanya membentuk jel dalam pelarut karena molekulnya lebih besar. Namun keadaan tersebut memberikan keuntungan lain pada cyclotex karena jel yang telah dikeringkan akan membentuk lapisan yang keras, sehingga dengan daya rekat karet siklo yang baik, cyclotex sangat sesuai digunakan sebagai bahan perekat untuk merekatkan permukaan yang keras seperti logam dan kayu Alfa dan Syamsu, 2004.

D. Mekanisme Perekatan