Rancangan Percobaan PERSIAPAN PENGUJIAN DAYA REKAT

25 Gambar 5. Diagram alir pembuatan perekat

C. Rancangan Percobaan

Pada penelitian utama digunakan pendekatan statistik dengan rancangan percobaan faktor tunggal yang terdiri dari 3 ulangan dan lima perlakuan komposisi perekat, yaitu formula MS-50, MS-40, MS-30, MS-20, dan MS-10. Menurut Mattjik dan Sumertajaya 2002, model matematik rancangan percobaan faktor tunggal adalah : Y ij = µ + τ i + ε ij Y ij = pengamatan pada perlakuan ke-i komposisi perekat dan ulangan ke-j µ = rataan umum τ i = pengaruh perlakuan ke-i komposisi perekat, µ i - µ ε ij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i komposisi perekat dan ulangan ke-j i = komposisi perekat MS-50, MS-40, MS-30, MS-20, dan MS-10 j = ulangan perlakuan j = 1,2,3 Karet alam Mastikasi Penggilingan Bahan-bahan kimia Pelarutan dan pengadukan Perekat Uji shear strength, uji tensile strength , viskositas Brookfield, dan bobot jenis Masterbat siklo 26

D. PERSIAPAN PENGUJIAN DAYA REKAT

Sebelum perekat dioleskan pada permukaan logam maupun karet, perlu dilakukan persiapan pada permukaan logam yang biasanya terdapat sejumlah kontaminan seperti minyak, lemak, karat atau debu. Kontaminan tersebut dapat menghambat persentuhan langsung antara perekat dengan permukaan logam sehingga mengurangi daya rekat perekat. Permukaan logam terlebih dahulu digerinda untuk menghilangkan karat maupun kontaminan lainnya serta untuk membuka pori-pori pada logam. Setelah itu logam direndam di dalam trikloroetilen selama 5-10 menit untuk menghilangkan minyak, lemak, ataupun debu yang masih menempel pada permukaan logam. Perendaman yang terlalu lama akan menyebabkan kontaminan menempel kembali pada permukaan logam. Setelah persiapan bahan yang akan direkatkan, selanjutnya permukaan logam diolesi dengan menggunakan primer. Primer yang digunakan adalah resipren yaitu karet sikloyang dibuat dari fase larutan karet. Pengolesan perekat pada permukaan logam dilakukan secara merata dan setipis mungkin. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perekat untuk merekatkan karet pada permukaan logam. Apabila perekat tidak merata pada seluruh permukaan logam maka pada bagian yang tidak terdapat perekat akan sulit merekat sehingga sewaktu diberi beban tertentu akan mudah terpisah. Pengolesan setipis mungkin dimaksudkan untuk mencegah mengalirnya perekat keluar permukaan logam sewaktu diberi tekanan dan dipanaskan. Permukaan logam yang telah diolesi perekat primer dibiarkan hingga kering sentuh. Setelah perekat primer kering sentuh, selanjutnya diolesi dengan perekat sekunder dan dibiarkan hingga kering sentuh. Kemudian ebonit dioleskan setelah perekat sekunder kering sentuh. Kompon karet diletakkan diantara dua permukaan logam yang telah diolesi dengan kelima jenis perekat di atas. Kemudian contoh uji dimasukkan ke dalam alat cetakan dan diberi tekanan sebesar 100 kgcm 2 . Contoh uji dipanaskan proses vulkanisasi selama 10 menit pada suhu 150 ºC. Penentuan waktu dan suhu vulkanisasi berdasarkan hasil uji rheograf. Contoh uji yang sudah diberi 27 tekanan dibiarkan dahulu selama 24 jam sebelum dilakukan uji shear strength dan uji tensile strength. Uji shear strength merupakan pengujian dengan menarik sampel uji pada arah horizontal atau searah dengan bidang permukaan rekatan. Berbeda dengan uji shear strength, pada uji tensile strength sampel uji ditarik dengan arah vertikal atau tegak lurus dengan bidang permukaan rekatan. Kedua pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya rekat perekat yang dihasilkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penelitian Pendahuluan 1.

Karakteristik Lateks DPNR Lateks kebun merupakan bahan baku utama dalam pembuatan lateks DPNR yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan baku untuk membuat karet siklo. Lateks kebun yang digunakan diambil dari kebun percobaan Ciomas Bogor. Jumlah lateks kebun sebagai bahan baku yang digunakan sebanyak 8 liter 8000 ml. Sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan uji Kadar Karet Kering KKK terhadap lateks kebun tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah karet kering dalam lateks, pengujian ini perlu dilakukan untuk menentukan jumlah penambahan bahan kimia berdasarkan bobot karet kering. Hasil pengujian KKK lateks kebun disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji kadar karet kering KKK lateks kebun 1 2 3 Awal g 10 10 10 Akhir g 3,695 3,695 3,700 KKK 36,95 36,95 37,00 KKK = 36,95 Lateks kebun yang digunakan merupakan lateks kebun poliklonal klon campuran dan berwarna putih susu. Dari hasil pengamatan tersebut, lateks kebun yang digunakan sesuai dengan syarat mutu lateks. Menurut Subramaniam 1987, lateks yang baru disadap umumnya memiliki kadar karet kering KKK berkisar antara 30 – 45 dari total berat. Artinya lateks yang digunakan sebagai bahan percobaan sudah memenuhi syarat mutu lateks kebun yang baik. Penyimpanan lateks sebelum digunakan akan menyebabkan lateks kebun menggumpal jika tidak dilakukan perlakuan pendahuluan. Untuk menghindari penggumpalan lateks kebun maka perlu dilakukan perlakuan pendahuluan yaitu dengan penambahan surfaktan dan pemekatan lateks.