F Indri 2008 juga menemukan bahwa size berpengaruh positif terhadap financial leverage. Perusahaan yang besar sering didiversifikasikan lebih luas dan memiliki
arus kas yang lebih stabil, sehingga kemungkinan pailit lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Selain itu, perusahaan dengan size yang lebih besar dan telah
berjalan dengan baik dapat dengan mudah memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan dalam memiliki akses ke pasar modal akan membuat perusahaan
mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dana dalam waktu yang singkat. Kemampuan tersebut akan membuat perusahaan semakin berkembang dan
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar. Dengan demikian kesempatan untuk melakukan peminjaman dalam jumlah yang besar
akan dimiliki oleh perusahaan dengan size yang lebih besar, dibandingkan perusahaan dengan size yang lebih kecil.
Semakin besar size perusahaan maka semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk mendapatkan dana pinjaman dari pihak luar sehingga
meningkatkan leverage. Sesuai dengan kesimpulan tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H7 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage
2.11.8. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Leverage
Peraturan Bapepam IX.I.5 yang tertuang dalam KEP-643BL2012 mendefinisikan dewan komisaris independen sebagai komisaris yang berasal dari
luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, dan tidak memiliki
hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.
Dewan komisaris independen memiliki peranan yang sama dengan dewan komisaris yaitu menjamin pelaksanaan strategis perusahaan, mengawasi
manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya dewan komisaris independen merupakan suatu
mekanisme independen netral mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan Surya dan Yustiavandana,2006.
Ross 1977 dalam Afriyanti 2011 mengembangkan sebuah model dimana struktur modal penggunaan hutang merupakan sinyal yang disampaikan
oleh manajer ke pasar. Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer
tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan
sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan
di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang
prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.
Sesuai dengan pengertian di atas dapat diindikasikan bahwa dewan komisaris independen mempunyai peran sebagai pengawas pengelolaan
perusahaan oleh pihak manajemen. Pengawasan tersebut juga meliputi cara
manajer untuk meningkatkan hutang perusahaan. Semakin banyak hutang yang diperoleh menunjukkan pula besarnya rasio leverage perusahaan. Asumsi
tersebut menyatakan bahwa semakin banyak dewan komisaris independen maka semakin baik pula pengawasan terhadap manajemen perusahaan dalam hal
peningkatan hutang sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H8 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap leverage
2.11.9. Pengaruh Tipe Industri Terhadap Profitabilitas