Komisaris Independen TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Komisaris Independen

Sesuai dengan Kep-643BL2012 mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik yang memenuhi persyaratan antara lain bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam waktu enam bulan terakhir, dan tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik tersebut. Dewan komisaris independen memiliki peranan yang sama dengan dewan komisaris yaitu menjamin pelaksanaan strategis perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya dewan komisaris independen merupakan suatu mekanisme independen netral mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan Surya dan Yustiavandana,2006. Komisaris independen bersama dengan dewan komisaris memiliki tugas – tugas utama meliputi : a. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta memonitor modal perusahaan, investasi, dan penjualan asset. Tugas ini terkait dengan tanggung jawab serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen accountability. b. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota direksi yang transparan transparency dan adil fairness. c. Memonitoring dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan asset dan manipulasi transaksi perusahaan. Tugas ini memberikan perlindungan terhadap hak – hak para pemegang saham fairness. d. Memonitoring pelaksanaan governance, dan melakukan perubahan jika diperlukan. e. Memantau proses keterbukaan dan efektivitas komunikasi dalam perusahaan untuk menyediakan tersedianya informasi yang tepat waktu dan jelas.

2.8. Ukuran Perusahaan