Daya Pembeda Soal Tingkat Kesukaran

Karena r 11 r tabel maka soal tersebut reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 10.

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D Arikunto, 2012: 228. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi: D = B B A A J B J B  = P A - P B Keterangan: J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas B B = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah P A = proporsi jawaban benar dari kelompok atas P B = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda, D : 0,00 – 0,20 dikategorikan soal jelek; D : 0,21 – 0,40 dikategorikan soal cukup; D : 0,41 – 0,70 dikategorikan soal baik; D : 0,71 – 1,00 dikategorikan soal baik sekali. Berdasarkan analisis diperoleh : Tabel 3.4. Hasil Uji Daya beda butir Soal Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat Baik Butir Soal 10, 12, 16, 17, 22, 24, 26, 27, 28, 32, 33, 35, 37, 38 3, 6, 21, 1, 2, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 18,19, 20, 23, 25, 29, 30, 31, 34, 36, 39, 40 4 Jumlah 14 3 22 1 Sumber Data Penelitian 2015 Berdasarkan hasil analisis daya pembeda soal maka diperoleh daya pembeda soal berbeda-beda. Hasil analisis menunjukan 14 soal dengan kriteria jelek, 3 soal dengan kriteria cukup, 22 soal dengan kriteria baik, dan 1 soal dengan kriteria sangat baik. Perhitungan selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 8 dan 11.

4. Tingkat Kesukaran

Taraf Kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah Arikunto, 2012: 223-225. Rumus untuk mempelajari indeks kesukaran adalah: P = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: • Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar • Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang • Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3.5. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria Mudah Sedang Sukar Butir Soal 2, 3, 7, 12, 18, 21, 23, 31, 35, 36, 39 1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40 - Jumlah 11 29 Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal maka diperoleh tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Hasil analisis menunjukan 11 soal termasuk dalam soal yang mudah, 29 soal termasuk dalam soal yang sedang, dan 0 yang termasuk soal yang sukar. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 12.

5. Hasil Analisis Uji Coba Soal

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI POKOK MANAJEMEN TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X IIS SMA NEGERI 3 SLAWI KAB

3 52 233

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SERVICE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA PADA MATERI POKOK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 SUNGGAL.

0 1 22

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IIS 3 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN AJARAN 2014/2015 (Kompetensi Dasar Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan)

0 0 23

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS FLIPBOOK MAKER PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI [POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN] DI SMA NEGERI 2 BANTUL KELAS XI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 20

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IIS I SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN (Materi Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/

0 0 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA PENDEKATAN SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI IIS SMAN 1 BOYOLANGU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA PENDEKATAN SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI IIS SMAN 1 BOYOLANGU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA PENDEKATAN SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI IIS SMAN 1 BOYOLANGU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IIS I SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | - | Jurnal Pendidikan Bisnis da

0 0 21