-0.50 Analisis pengembangan kawasan pelabuhan perikanan kamal muara dan dadap dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu

190 daya saing wilayah untuk sektor-sektor pertumbuhannya lambat apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW.j=0. Hal ini juga menunjukkan bahwa pergeseran bersih bernilai negatif PB.j=0 yang berarti Kota Jakarta Utara merupakan wilayah lamban. Gambar 5.2. Profil pertumbuhan PDRB Kota Jakarta Utara 2000-2003

5.2.2 Pemusatan aktivitas ekonomi wilayah

Sebagaimana telah dinyatakan dalam Bab 3, analisis LQ Location Quotient digunakan untuk menganalisis pergeseran pemusatan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di lokasi penelitian Kecamatan Penjaringan-Jakarta Utara dan Kecamatan Kosambi-Kabupaten Tangerang, untuk kurun waktu antara 2000 – 2002. Berdasarkan ketentuan dalam analisis LQ, dapat dijelaskan bahwa apabila LQ kurang dari 1, maka di daerah tersebut tidak terjadi pusat aktivitas. Disamping itu, dapat pula diartikan bahwa wilayah dengan koefisien LQ kurang dari 1 merupakan wilayah yang aktivitas di sektor yang dikaji memiliki intensitas yang lebih rendah dibandingkan dengan rataan aktivitas di seluruh wilayah yang dikaji. Sebagian dari penduduk wilayah yang bersangkutan harus memanfaatkan fasilitas atau melakukan aktivitas tersebut di wilayah luar administrasinya. Sedangkan -1.00 -0.50

0.00 0.50

1.00

1.00 -0.50

0.00 0.50

1.00 PPW P PB.j=0 IV I II III 191 apabila nilai LQ lebih besar dari 1, maka berdasarkan hasil analisis ditentukan bahwa daerah tersebut menjadi pusat aktivitas. Indeks LQ yang lebih besar dari 1 juga mengindikasikan terjadinya aktivitas yang sangat intensif dan melebihi rata- rata wilayah lain. Banyak penduduk dari wilayah lain yang memanfaatkan fasilitas penunjang aktivitas ataupun melakukan aktivitas sektor tersebut di wilayah yang bersangkutan.. Sementara apabila nilai LQ sama dengan 1, maka diartikan bahwa sub wilayah tersebut mempunyai pangsa aktivitas setara atau sama dengan pangsa lokal. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa untuk Kabupaten Tangerang lapangan usaha komoditi unggulan yang perlu dikembangkan adalah listrik, gas dan air nilai LQ 1,47; keuangan, persewaan dan jasa nilai LQ 1,38; industri pengolahan nilai LQ 1,09; dan pertanian termasuk perikanan nilai LQ 1,07. Dengan demikian, komoditi perikanan, sebagai sektor yang dikaji dalam penelitian ini masih merupakan sektor unggulan karena nilai LQ 1 dan sudah terspesialisasi dengan baik. Hasil analisis LQ sesaat dan LQ dari tahun 2000 – 2002 untuk Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan Gambar 5.4. Keterangan: 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Galian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, Hotel dan Restauran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa. Gambar 5.3. Grafik LQ sesaat untuk komoditi unggulan di Kabupaten Tangerang pada Tahun 2003 Nilai LQ - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 192 Keterangan: 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Galian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, Hotel dan Restauran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa. Gambar 5.4. Grafik LQ untuk komoditi unggulan di Kabupaten Tangerang pada Tahun 2000 - 2002 Perhitungan nilai LQ secara berturut dari tahun 2000 hingga tahun 2002 terhadap lapangan usaha komoditi unggulan di Kabupaten Tangerang menunjukkan adanya kecenderungan tidak terjadi perubahan yang berarti relatif stabil, baik untuk sektor listrik, gas dan air; keuangan, persewaan dan jasa; industri pengolahan; maupun untuk sektor pertanian, termasuk perikanan. Dapat dikatakan bahwa peningkatan sektor unggulan untuk meningkatkan nilai LQ nampaknya harus ada input dari luar daerah untuk merangsang pertumbuhan masing-masing sektor di daerah ini. Untuk analisis LQ Jakarta Utara, lapangan usaha komoditi unggulan yang perlu dikembangkan adalah industri pengolahan nilai LQ 2,44 dan pertanian nilai LQ 1,69, dan sektor pengangkutan dan komunikasi nilai LQ 1,42. Dengan demikian, komoditi pertanian yang didalamnya termasuk perikanan, sebagai sektor yang dikaji dalam penelitian ini masih merupakan sektor unggulan karena nilai LQ 1 dan sudah terspesialisasi dengan baik, sebagaimana dicantumkan dalam Gambar 5.5 dan Gambar 5.6. - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 Nilai LQ 2000 Nilai LQ 2001 Nilai LQ 2002 1 2 3 4 5 6 7 8 9 193 Keterangan: 1. Pertanian; 2. Industri Pengolahan; 3. Listrik, Gas dan Air; 4. Bangunan; 5. Perdagangan, Hotel dan Restauran; 6. Pengangkutan dan Komunikasi; 7. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 8. Jasa-jasa. Gambar 5.5. Grafik LQ sesaat untuk komoditi unggulan di Kota Jakarta Utara pada Tahun 2003 Keterangan: 1. Pertanian; 2. Industri Pengolahan; 3. ListrikGasAir; 4. Bangunan; 5. PerdaganganHotel dan Restauran; 6. PengangkutanKomunikasi; 7. KeuanganPersewaanJasa Perusahaan; 8. Jasa-jasa. Gambar 5.6. Grafik LQ untuk komoditi unggulan di Kota Jakarta Utara pada Tahun 2000 – 2003 - 0.50

1.00 1.50

2.00 2.50

3.00 Nilai LQ 2000 Nilai LQ 2001 Nilai LQ 2002 Nilai LQ 2003 1 2 3 4 5 6 7 8 LQ 2003

1.69 2.44