35
stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan harus sudah siap dan sigap untuk menghadapinya, sehingga kerugian yang diderita dapat
diantisipasi seminimal mungkin.
2.2.3 Pengelolaan wilayah Jakarta dan sekitarnya secara terpadu
Sebagai Daerah Khusus Ibukota, Jakarta seharusnya menjadi contoh dalam upaya meningkatkan keserasian dan keterpaduan pembangunan serta pemecahan
masalah bersama di wilayah JABOTABEK. Upaya kearah keterpaduan pelaksanaan pembangunan di wilayah DKI Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya
telah mulai dilakukan secara sungguh-sungguh oleh Pemerintah DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya Rencana Induk DKI Jakarta tahun 1965-1985.
Secara rinci, flowchart yang menguraikan kejadian terbentuknya Badan Kerja Sama Pembangunan JABODETABEKJUR meliputi latar belakang, gagasan
awal, dan sejarah dicantumkan dalam Gambar 2.5. Dalam Rencana Induk DKI Jakarta tahun 1965-1985, salah satu pasalnya
menyebutkan bahwa pengembangan pembangunan yang ada di wilayah DKI Jakarta juga diarahkan ke wilayah BOTABEK dan perlunya kerjasama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk mendukung kelancaran dilakukannya integrasi pelaksanaan pembangunan di wilayah BOTABEK, maka Pemerintah
Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1974, jo. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 151 Tahun 1975 tentang Perubahan Batas Wilayah
DKI Jakarta. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut mengatur tentang 16 Desa dari Provinsi Jawa Barat masuk menjadi wilayah Provinsi DKI Jakarta dan 1
Kelurahan yaitu Kelurahan Benda masuk ke wilayah Kota Tangerang. Penyelesaian lebih lanjut dan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1974 ini diselesaikan oleh Tim Pelaksana Penetapan Batas-batas Wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat yang dibentuk dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 151 Tahun 1975 Anonimous 2006a.
36
37
Mengingat kerjasama antara Provinsi DKI Jakarta dengan Jawa Barat dianggap telah mendesak untuk dilaksanakan, maka dengan Keputusan Bersama Gubernur DKI
Jakarta dan Gubernur Jawa Barat No. 6375A-11975 dan 2450AKBKD75 dibentuk Badan Persiapan Daerah untuk Pengembangan Metropolitan JABOTABEK. Untuk
melaksanakan kerjasama dimaksud maka keluarlah Keputusan Bersama Gubernur Jawa Barat dan Gubernur DKI Jakarta No. 1DP040PD76 dan 3 Tahun 1976 tentang
Pembentukan Badan Kerjasama Pembangunan JABOTABEK dan Peraturan Bersama Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta Nomor D.IV-320dII76 dan 197.Pem.121SK76
tentang Kerjasama Dalam Rangka Pembangunan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi JABOTABEK yang disyahkan dengan Keputusan Mendagri Nomor: Pem. 103416-
282 tanggal 26 Agustus 1976 Anonimous 2006a. Badan ini diketuai oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dibantu Kelompok Pembantu Pimpinan dan Sekretariat Badan yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Status Badan
yang dibentuk oleh Keputusan Bersama ditingkatkan dengan Peraturan Bersama Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 1990
dan 2 Tahun 1990 tentang Perubahan Pertama Peraturan Bersama Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan DKI Jakarta Nomor 1DP040PD76 dan 3 Tahun 1976 yang
disyahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 1991 tertanggal 13 Nopember 1991. Tugas pokoknya mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pembangunan atas dasar hal wewenang dan kewajiban Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II serta urusan yang tumbuh dan
berkembang di JABOTABEK. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan status kelembagaan dan memberikan eselonering untuk menjamin pengembangan karier bagi
pejabat dan staf yang ada di dalamnya, dengan Peraturan Bersama Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan DKI Jakarta Nomor 8 dan 7 Tahun 1994, telah ditetapkan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kerjasama Pembangunan JABOTABEK, yang disyahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 107 Tahun 1994,
sebagaimana tercantum dalam Gambar 2.6 Anonimous 2006a.
38
39
Pembentukan organisasi dan tata kerja Badan ini berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 1994 tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Badan Kerjasama Pembangunan JABOTABEK. Tugas pokoknya menyusun dan menetapkan rancangan
kebijaksanaan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kerjasama pembangunan di wilayah JABOTABEK Anonimous 2006a.
Sekretariat dipimpin oleh Kepala Sekretariat dan diberikan Eselonering IIIA. Sekretariat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Forum.
Tugas pokok Sekretariat adalah menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan rancangan meliputi koordinasi analisis perencanaan, analisis pelaksanaan, analisis
evaluasi penyusunan program dan laporan serta memberikan layanan teknis administratif kepada Forum Kerjasama. Dengan keluarnya Undang-undang
Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, maka Kotamadya DT II Depok
yang semula merupakan bagian dari Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi DKI Jakarta menjadi
bagian dalam kerjasama regional ini. Selanjutnya dengan terbitnya Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 87, pada Rapat
Kerja Forum Badan Kerjasama Pembangunan JABOTABEK yang diselenggarakan pada tanggal 2 Maret 2000, ditandatangani Kesepakatan Bersama
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, serta BupatiWalikota Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok tentang Tindak Lanjut dan Peningkatan Kerjasama
Antar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bogor, Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Kabupaten
Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang, Pemerintah Kabupaten Bekasi, pemerintah Kota Bekasi JABOTABEK, dan Pemerintah Kota Depok
Anonimous 2006a. Setelah ditandatanganinya Kesepakatan Bersama tentang Peningkatan
Kerjasama, Sekretariat BKSP JABOTABEK bersama-sama dengan unsur terkait dari Provinsi dan KabupatenKota yang bekerja sama membahas upaya
peningkatan lembaga kerjasama ini, mengingat permasalahan di JABODETABEK
40
sudah sangat kompleks. Maka disepakatilah bahwa Eselonering Sekretariat BKSP JABOTABEK perlu ditingkatkan mengingat DinasInstansi yang dikoordinasikan
memiliki eselon yang lebih tinggi Anonimous 2006a. Dengan terbentuknya Provinsi Banten berdasarkan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2000 dan posisi strategis Kabupaten Cianjur pada kawasan penanganan tata ruang, konservasi dan penyeimbang pembangunan di daerah
Puncak sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dipandang perlu untuk mengikutsertakan Provinsi Banten dan
Kabupaten Cianjur. Keikutsertaaan Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam Badan Kerjasama dituangkan dalam Keputusan Bupati Cianjur Nomor 065Kep.296-
Pem2002 tentang Keikutsertaan Pemerintah Daerah dalam Badan Kerjasama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi JABODETABEK. Maka disusun
rancangan Keputusan Bersama Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, Bupati Bogor, Walikota Bogor, Walikota Depok, Bupati
Tangerang, Walikota Tangerang, Bupati Bekasi, Walikota Bekasi dan Bupati Cianjur tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kerjasama Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur JABODETABEKJUR di mana dalam rancangan tersebut Badan sebagai wadah kerjasama antar Daerah, merupakan
lembaga koordinasi yang mewakili kepentingan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Forum dan disetarakan dengan Eselon II b Anonimous 2006a. Sebagai payung dalam pelaksanaan kerjasama antar Daerah
JABODETABEKJUR maka pada tanggal 16 Juni 2005 yang difasilitasi oleh Menteri Dalam Negeri telah ditandatangani Kesepakatan Bersama Gubernur
Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, BupatiWalikota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur tentang Kerjasama Antar Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, serta KabupatenKota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur . Salah satu isinya menegaskan
untuk melanjutkan dan meningkatkan kerjasama pembangunan antar daerah di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta KabupatenKota Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, dan Kabupaten Cianjur dengan ruang lingkup kerjasama meliputi bidang penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom yang
41
saling keterkaitan, saling mempengaruhi dan saling ketergantungan yang memberi manfaat kepada kesejahteraan masyarakat antara lain mengenai keselarasan,
keserasian dan keseimbangan di dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan dasar Kesepakatan Bersama tanggal 16 Juni 2005 tersebut, kemudian disusun draft
Peraturan Bersama tentang peningkatan Badan Kerjasama Pembangunan JABOTABEK Anonimous 2006a.
Beberapa kali pertemuan dengan Instansi Pusat dan Daerah terkait maka disepakatilah draft akhir yaitu Peraturan Bersama Gubernur Provinsi DKI Jakarta,
Jawa Barat, dan Banten, serta BupatiWalikota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bupati Cianjur tentang Pembangunan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, serta KabupatenKota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur, yang kemudian ditandatangani pada saat pelaksanaan Rapat
Kerja Forum I pada tanggal 14 September 2006 di Hotel Horison Bandung Anonimous 2006a.
2.3 Pengelolaan Perikanan Terpadu dan Berkelanjutan