118
Berdasarkan hasil uji laboratrium dinas Lingkungan Hidup LH di perairan tersebut pada bulan Mei 2004 lalu yang menyebutkan ada empat
zat berbahaya yang mengotori Pantai Dadap. Keempat zat tersebut adalah amonia bebas NH
3
-N, kadmium Cd, nitrat NO
3
-N dan timbal Pb. Dari hasil uji laboratrium nomor 045lab-DLHV2004 tersebut parameter
kualitas air dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Nilai parameter kualitas air di perairan Dadap hasil uji Kantor
MenLH tahun 2004.
NO PARAMETER SATUAN KADAR
Maksimum Minimal maksimal
BM 1
Amonia NH
3
+NH
4
mgl 1,8 3,5 0,3
2 Nitrat NO3-N mgl 0,4 1,2 0,008
3 Timah hitam Pb mgl 0,005
0,023 0,093 0,008
4 Kadmium Cd
mgl 0,004 0,010
0,054 0,001
Sumber:
Sinar Harapan 2004a hasil analisis laboratorium Damar 2004
Catatan: BM = Baku Mutu Air Laut untuk Budidaya Perikanan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.51MENLHI2004.
Berdasarkan data hasil analisis kualitas perairan tersebut sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.9 maka tingkat pencemaran yang
terjadi di Pantai Dadap relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan perairan disekitar Kronjo dan Tanjung Pasir. Khusus untuk kadar timbal
dan kadmium, hasil analisis laboratorium PKSPL IPB menunjukkan nilai yang lebih tinggi lagi pada saat terjadinya kematian ikan bulan Mei 2004
yang lalu Damar 2004. Kadar amonia yang terkandung di perairan juga sudah jauh diatas nilai baku mutu yang diperbolehkan, sehingga dalam
kondisi ini amonia sudah merupakan racun bagi mahluk hidup di sana.
4.3 Kondisi Pemanfaatan
Lahan
Sebagai kawasan yang terletak di perbatasan antara Pemkot Jakarta Utara dan Kabupaten Tangerang, dinamika perencanaan pembangunan di kawasan ini
119
sangat tinggi. Hal ini dapat diamati dari berbagai berita di media massa, mulai dari aktivitas perencanaan pembangunan Pelabuhan Kapal Riset Baruna Jaya,
Pelabuhan Peti Kemas atau Kapal Barang, dan kawasan Wisata Mutiara Dadap. Dinamika perencanaan yang tinggi ini sangat dipengaruhi oleh munculnya Orde
Otonomi Daerah yang telah terjadi dan melahirkan konsep desentralisasi sistem pemerintahan.
Berdasarkan perjanjian kerjasama antara BPP Teknologi dan Perum Angkasa Pura II yang tertuang dalam surat No SWT 07HK.90APH-1993 dan
No. 345DB- PKABPPTXII93, BBP Teknologi telah menyewa sebidang tanah seluas 6,5 hektar di pantai Muara Dadap, Desa Dadap, Kecamatan Kosambi
Kabupaten Tangerang. Tanah tersebut diperuntukkan sebagai Dermaga Sandar Kapal Riset BPPT Baruna Jaya, yang awalnya berupa tanah kosong dan tidak
berpenduduk. Menurut berita Media Indonesia, sejak tahun anggaran 199495, BPPT sudah mengaspal dan mengembangkan site plan dan pemagaran di lokasi
tanah kosong tadi. Atas dasar itu, BPPT meminta agar pihak yang berkepentingan di kawasan itu mengetahui bahwa pembangunan dermaga sandar
Armada Kapal Riset BPPT Baruna Jaya akan dilaksanakan pada tanah kosong yang sudah dipagar sejak 1994 INEKON: MI - N-250 Kejar Sertifikasi,
apakabarclark.net , Rabu 29 Mei 1996 - 17:15:00.
Tahun 1996, BPPT menjadi Panitia Indonesia Air Show IAS yang sempat menimbulkan issu akan menggusur tanah rakyat di Desa Gili-Dadap,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang terdiri dari 800 KK nelayan Republika Online 1996. Issu ini ternyata tidak benar karena pelaksanaan
pergelaran dirgantara IAS ’96 itu terletak di lokasi pelabuhan udara Soekarno- Hatta pada kuadran II sebelah terminal II-internasional.
Konflik pemanfaatan ruang di kawasan Dadap terus berlanjut dengan dilakukannya reklamasi pengurukan kawasan pesisir dimana awalnya
Pelabuhan Kapal Riset Baruna Jaya akan dibangun. Menurut juru bicara pengembang Tubagus Dudy Chumaidi yang dikutip media massa menyebutkan
bahwa kawasan Dadap dipilih karena wilayah itu berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu Suara Pembaharuan Daily 2004.
120
Dari berbagai berita di media massa dapat disimak bahwa proses reklamasi yang sedang dilakukan ternyata menuai berbagai protes dari beberapa
kelompok masyarakat dan LSM {antara lain Banten Environmental Watch BEW, dan PIELS}, yang akhirnya direspon oleh anggota DPR dan DPRD
setempat. Polemik terus berlanjut dan menyangkut Pemda DKI Jakarta yang tampaknya juga mempunyai kepentingan dengan kegiatan pembangunan. Salah
satu berita yang dimuat berbunyi “Pemerintah Kabupaten Pemkab Tangerang tidak akan pernah dapat melakukan penutupan lokasi reklamasi Pantai Dadap,
Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, yang kini dilakukan. Pasalnya, lembaga ini diduga telah menerima retribusi pengurukan pantai yang jumlahnya mencapai
ratusan juta rupiah. Menurut sumber di Tangerang, dugaaan telah dibayarkan retribusi pengurukan pantai oleh para pengembang reklamasi Pantai Dadap
tersebut tertuang jelas dengan adanya Fatwa Rencana Pengarahan Lokasi dengan nomor 655.2330-DTRBIX2001 tertanggal 26 September 2001 yang
ditandatangani oleh Bupati Tangerang yang kala itu masih dijabat oleh Agus Djunara. Dengan keluarnya fatwa Bupati tersebut secara otomatis si pengembang
berani untuk melakukan reklamasi Pantai Dadap karena sudah ada lampu hijau. Apalagi pada saat yang bersamaan Dinas Tata Ruang dan Bangunan juga
mengeluarkan surat penetapan retribusi fatwa rencana pengarahan lokasi bernomor 974330-DTRBIX2001 yang ditandatangani Kepala Dinas Tata
Ruang dan Bangunan, Nanang Komara yang kini menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Sinar Harapan 2004b.
Kepala Sub Dinas Tata Ruang pada Dinas Tata Ruang dan Bangunan Pemda Tangerang Didin Samsudin menyatakan, kawasan pantai yang akan
direklamasi setelah Dadap adalah Mauk, menyusul revisi Rencana Umum Tata Ruang RUTR. Dalam perubahan tata ruang tersebut pemerintah berencana
menjadikan pesisir pantai utara sebagai kawasan wisata terpadu SUARA PEMBARUAN DAILY 2004b. Perubahan RUTR tersebut tertuang dalam
Peraturan Daerah No 5 Tahun 2002 tentang Perubahan Tata Ruang Daerah, yang merupakan implementasi Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang
Perubahan Tata Ruang Nasional. Berdasarkan peraturan itu, sekitar 20 km dari
121
50 km total panjang pantai di Kabupaten Tangerang atau dari Dadap Kosambi hingga pantai Tanjung Kait, Kecamatan Pakuhaji untuk kawasan wisata. Luas
pantai yang akan direklamasi dan dijadikan kawasan wisata terpadu sepanjang 10 km garis pantai dari laut dan satu km dari garis pantai atau sekitar 1.000 hektare.
Kemelut pemanfaatan lahan yang terjadi di Desa Dadap tidak seluruhnya dimengerti oleh penduduk desa, yang terkena dampak hanyalah sebagian kecil
penduduk yang memang tinggal disekitar kawasan pengembangan. Menurut informasi berbagai harian ibukota, warga Desa Dadap, Kosambi, Kabupaten
Tangerang, belum mengatahui ada proyek pengurukan laut besar-besaran di Pantai Mutiara Dadap. Mereka bahkan tak peduli aktivitas reklamasi kawasan
untuk wisata bertaraf internasional tersebut. Menurut warga, proyek reklamasi silakan saja, asal warga disediakan infrastruktur seperti tempat pelelangan ikan,
pengurukan Kali Perancis, serta perbaikan jalan. Kami tak peduli. Yang penting bagi kami para nelayan bisa tetap melaut” Tempo Interaktif 2005b.
Berbagai kepentingan ternyata banyak yang bermain dalam masalah proyek tersebut, sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Desa Dadap Dames Taufik
yang mengklaim bahwa tidak ada masalah dengan warganya terhadap reklamasi pantai itu. Menurut Dames, informasi kerusakan lingkungan dan penolakan
warga yang berkembang selama ini dikendalikan orang luar Dadap SUARA PEMBARUAN DAILY 2004a..
Kasus pemanfaatan lahan yang juga mencuat di kawasan Dadap-Kamal Muara adalah untuk pembangunan kawasan pergudangan. Mantan para pemilik
tanah merasa bahwa dulu mereka terbujuk menjual lahannya kepada para investor untuk dibuat gudang, dengan harapan bahwa kelak ia dan anak-anaknya dapat
ikut bekerja di kawasan pergudangan itu. Namun demikian kenyataannya pemilik gudang lebih memilih tenaga kerja dari luar Dadap yang dinilai lebih
mempunyai kompetensi daripada tenaga kerja setempat Tempo interaktif 2005c. Saat ini, ratusan gudang kini sudah berdiri memenuhi 40 lahan di desa seluas
401 hektar itu. Sisa lahan masih akan terus berkurang karena sampai saat ini pembangunan gudang baru masih terus berlangsung.
122
Dalam rangka mewujudkan pembangunan Kota Air Kamal Muara, Pemda DKI melakukan reklamasi pantai di daerah Kamal Muara. Aktivitas reklamasi
yang telah dilakukan pengembang di wilayah DKI Jakarta akan menciptakan sebuah daerah baru seluas 2.700 hektar. Secara legal, Keputusan Presiden No 52
Tahun 1995 menetapkan, kawasan Pantai Utara Jakarta itu akan direklamasi. Reklamasi meliputi bagian perairan laut Jakarta yang diukur dari garis pantai
utara Jakarta secara tegak lurus ke arah laut, sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut delapan meter. Itu artinya,
garis pantai akan maju sekitar 1,5 kilometer ke utara. Kompas Online 1997.
4.4 Kondisi Perikanan