2.2.3 Defenisi nilai normal dalam pemeriksaan fungi paru
Hasil pemeriksaan fungsi paru diinterpretasikan melalui
perbandingan nilai pengukuran yang didapat dengan nilai prediksi pada individu normal. Prediksi nilai normal itu sendiri mencakup berbagai
variabel seperti umur, tinggi, berat badan, dan jenis kelamin. Ada juga beberapa faktor lain yang potensial mempengaruhi interpretasi tetapi
belum diperhitungkan seperti ras, polusi udara, status sosial ekonomi Gibson, 2003
Spirometri normal juga didefenisikan dari bentuk kurva flow- volume yang normal, berupa gambaran manuver FVC diikuti dengan
inspirasi yang dalam. Sebuah kurva flow-volume yang normal mempunyai puncak yang tajam yang dicapai dalam waktu yang singkat diikuti dengan
penurunan yang gradual menuju titik O pada kurva ekspirasi. Bentuk dari kurva inspirasi haruslah bulat. Kurva flow-volume normal dapat dilihat
pada gambar 2.1 Shifren, 2006; Fischbach, 2003.
2.2.4 Teknik pemeriksaan spirometri
Secara garis besar, hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pemeriksaan fungsi faal paru adalah Anna, 2012:
1. Persiapan alat Alat harus dikalibrasi minimal 1 kali seminggu dan penyimpanan tidak
boleh melebihi 1½ kalibrator. 2. Persiapan pasien
a. Harus dilakukan anamnesis dan penilaian kondisi fisik yang berkaitan dengan fungsi paru pasien. Selain itu, juga harus
dilakukan pencatatan data dasar nama, usia, jenis kelamin, ras serta berat badan dan tinggi badan pasien tanpa menggunakan
sepatu. b. Pasien diberikan penjelasan tentang tujuan, cara pemeriksaan, dan
contoh maneuver yang harus dilakukan. Pasien harus bebas rokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan, bebas bronkodilator yang
Universitas Sumatera Utara
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan minimal 8 jam sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan kenyang sebelum pemeriksaan,
dan tidak boleh menggunakan pakaian ketat pada saat pemeriksaan dilakukan.
c. Pasien sebaiknya melakukan percobaan dalam posisi yang paling nyaman.
d. Pemeriksaan dilakukan paling sedikit didapatkan 3 nilai yang reproduksibel untuk melihat dan memastikan apakah maneuver
telah dilakukan secara maksimal. Dapat diulang 3 kali namun tidak lebih dari 8 kali untuk menghindari bias.
3. Manuver untuk mendapatkan data tentang parameter yang dibutuhkan a.
Force Vital Capacity FVC a.1 Metode sirkuit tertutup
- Pastikan pasien berada dalam posisi yang benar posisi tubuh dengan kepala sedikit dielevasikan
- Tempatkan nose clip, mouth piece pada mulut dan menutup mulut dengan baik
- Inspirasi maksimal secara cepat dengan jeda 1 detik, kemudian ekspirasi maksimal secara cepat paksa dan
dalam sampai tidak ada udara yang dapat dikeluarkan saat masih dalam posisi yang sama.
a.2 Metode sirkuit terbuka - Pastikan pasien berada dalam posisi yang benar posisi
tubuh dengan kepala sedikit dielevasikan - Tempatkan nose clip
- Inspirasi maksimal secara cepat dengan jeda 1 detik - Tempatkan mouthpiece pada mulut dan menutup mulut
dengan baik - Ekspirasi maksimal secara cepat paksa dan dalam sampai
tidak ada udara yang dapat dikeluarkan saat masih dalam posisi yang sama.
Universitas Sumatera Utara
b. Slow Vital Capacity SVC Prinsip pengukuran sama dengan FVC yang berbeda hanyalah
maneuver saat meniup dimana inspirasi maksimal secara normal dan ekspirasi maksimal secara normal sampai tidak ada udara yang
dapat dikeluarkan saat masih dalam posisi yang sama. c.
Maximal Voluntary Ventilation Pasien diinstruksikan untuk bernafas cepat dan dalam selama 15
detik dan mengumpulkan udara ekspirasi dalam kantong douglas. Uji ini telah banyak digunakan secara bertahun-tahun tetapi
kemudian sebagian besar diganti dengan pengukuran Forced Expiratory Volume FEV1 yang lebih sedikit persyaratannya dan
memberikan informasi yang sama.
2.2.5. Standarisasi pemeriksaan fungsi paru