Efek penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis terhadap pernafasan

menunjukkan bahwa permeabilitas pembuluh kapiler paru juga mengalami perubahan. Kongestif paru pada penderita PGK memperlihatkan gambaran restriktif dan penurunan aliran udara pada tes fungsi paru Hassan, 2005; Pierson, 2006. Penyakit pleura sering dijumpai pada penderita PGK, sekitar 20-40 hasil autopsi paru dengan kondisi ini. Yang paling sering adalah efusi pleura, terdapat sekitar 3 dari seluruh penderita PGK. Cairan efusi biasanya bersifat eksudat dan bisa hemoragik. Fibrinous pleuritis biasanya bersifat asimptomatik, biasanya gejalanya sesak napas, demam dan nyeri dada pleuritik Pierson, 2006. Kalsifikasi metastatik merupakan komplikasi PGK dapat dijumpai pada organ-organ viseral dan jaringan lunak. Ketika hal ini terjadi di paru biasanya bersifat asimptomatik, gambaran pada foto toraks tidak jelas Pierson, 2006. .

2.2.2 Efek penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis terhadap pernafasan

Sama seperti semua sistem organ lainnya, paru juga mendapat pengaruh buruk dari gagal ginjal yang mernjalani HD. Sebagian besar pasien PGK yang menjalani HD ditemukan kejadian hipoksemia ketika terhubung dengan mesin dialisa. Beberapa fenomena yang diduga berperan terhadap kejadian hipoksemia ini adalah perubahan dari kurva disosiasi oksihemoglobin yang disebabkan oleh peningkatan pH selama dialisis, penekanan terhadap pusat pernafasan, gangguan difusi oksigen, leukostasis pada pembuluh darah paru yang menyebabkan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, serta hipoventilasi alveolar yang disebabkan oleh CO 2 yang berdifusi ke dialisat Pierson, 2006. Terganggunya fungsi paru pada pasien-pasien hemodialisis dapat disebabkan oleh adanya suatu penyakit paru yang mendasari, meskipun demikian pengaruh uremia dan efek dari pengobatan dengan dialisis belum sepenuhnya dimengerti Pierson, 2006. Hemodialisis pada pasien PGK dapat mengurangi status uremia, mengeluarkan cairan tubuh yang berlebih dan menjaga keseimbangan asam basa dan elektrolit. Hemodialisis dapat mengurangi edema paru dan obstruksi di saluran napas kecil dan menyebabkan peningkatan ventilasi paru. Salah satu hasil HD adalah fungsi pernafasan yang lebih baik Matavulja, 2004. Universitas Sumatera Utara Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui dampak HD pada fungsi paru pasien PGK. Pada studi Alves dkk, 61 pasien HD dijumpai peningkatan FEV1 dan FVC setelah dialisis berkorelasi dengan penurunan berat badan pasien Alves, 1989. Navari dkk menemukan pada studi 50 pasien PGK dengan HD dibandingkan 2 jenis dialisat bikarbonat dibandingkan asetat menemukan bahwa dialisis dengan dialisat bikarbonat menyebabkan perbaikan yang signifikan pada fungsi paru pada laki-laki Navari, 2008. Studi yang dilakukan Kovelis mendapatkan dari 17 pasien penyakit ginjal kronis, 9 orang dengan spirometri normal, 8 restriktif ringan sebelum hemodialisis, setelah hemodialisis 2 dari 8 pasien tersebut mencapai spirometri normal Kovelis, 2008. Lang dkk melaporkan 14 pasien hemodialisis yang stabil secara klinis tanpa penyakit paru akut, dijumpai penyakit paru restriktif dijumpai pada 8 dari 14 kasus dan penyakit paru obstruktif dijumpai pada 1 orang pasien Lang, 2006. Herero dkk menyatakan bahwa 75 pasien dengan hemodialisis jangka panjang menunjukkan kelainan restriktif pada spirometri Herero, 2002. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konseptual