13 2 Kebisingan yang terputus-putus
intermittent adalah kebisingan yang berlangsung secara tidak terus menerus, misalnya: lalu lintas kendaraan
bermotor, kereta api, kapal terbang. 3 Kebisingan impulsif sesaat
impulsive noise adalah kebisingan dengan intensitas yang agak cepat berubah, misalnya: pukulan palu, tembakan
meriam, ledakan bom. 4 Kebisingan impulsif yang berulang, sebagai contoh adalah kebisingan yang
ditimbulkan oleh mesin tempa pada pemancangan tiang beton.
2.2. Anatomi dan Fisiologi Indra Pendengaran Manusia
2.2.1. Anatomi Telinga
Telinga adalah salah satu organ vital manusia yang berfungsi sebagai organ pendengaran. Berdasarkan fungsi dan sensitivitas organ pendengaran,
maka berbagai upaya secara langsung perlu dilakukan untuk meminimalkan pengaruh suara dengan intensitas yang melebihi batas ambang. Organ
pendengaran tersebut dapat berfungsi dengan baik karena adanya saraf kranial kedelapan atau
nervus auditorius. Telinga, secara anatomi terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga
dalam Pearce 2002. Telinga luar adalah bagian telinga yang terdiri atas aurikel atau
pinna yang berfungsi membantu mengumpulkan gelombang suara, dan
meatus auditorius externa yang menjorok kedalam menjauhi pinna dan berfungsi untuk
menghantarkan getaran suara menuju membrana timpani. Liang tersebut memiliki panjang kurang lebih 2,5 cm dan sepertiga bagian luarnya tersusun atas
tulang rawan, sementara dua pertiga bagiannya tersusun atas tulang. Bagian tulang rawan ditutupi kulit dengan jaringan ikat bawah kulit lengkap dengan folikel
rambut, gl. sebacea dan gl. ceruminosa, sedangkan bagian tulang ditutupi oleh kulit yang tipis dan langsung melekat pada periosteum Pearce 2002.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara dan terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga.
rongga udara tersebut berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam atmosfir sehingga cidera akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat
dihindari. Berdasarkan susunannya, rongga telinga tengah tersusun atas rangkaian tulang-tulang pendengaran yang berfungsi untuk mengalirkan getaran
suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam. Secara anatomis,
14 telinga tengah terdiri atas beberapa bagian diantaranya sebagai berikut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995: 1 Gendang telinga membran tympanical adalah bagian telinga tengah yang
terdiri atas pars tensa dan pars flacida. Pars tensa mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan epitel luar, lapisan jaringan ikat, dan lapisan epitel dalam,
sedangkan pars flacida hanya terdiri atas dua lapisan tanpa jaringan ikat. 2 Ruang telinga tengah cavitas tympanical adalah bagian telinga tengah yang
terletak antara telinga luar dan telinga dalam, dan merupakan bangunan berbentuk kotak yang tipis memanjang dari atas ke bawah yang dilengkapi
dengan enam dinding. Di dalam ruang telinga tengah terdapat 3 buah tulang pendengaran yaitu malleus, incus, dan stapes. Ketiga tulang pendengaran
tersebut saling berhubungan dengan persendian dan menghubungkan gendang telinga dengan jendela lonjong pada telinga dalam.
3 Tuba auditiva.
4 Anrum mastoideum dan cellulae mastoidea. Rongga telinga dalam adalah bagian telinga yang berada pada bagian os
petrosum tulang temporalis yang tersusun atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Saluran-saluran membran
ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran atau keseimbangan. Gambaran umum telinga dan bagian-bagiannya sebagaimana
disajikan pada Gambar 3.
15
Gambar 3. Irisan telinga dan bagian-bagian yang berfungsi sebagai alat pendengar Pearce 2002
2.2.2. Fisiologi Telinga
Telinga manusia dapat menangkap getaran suara antara 20-20.000 Hz dengan nada rendah yang diterima oleh organon corti pada membrana basilaris
pada bagian basal kokhlea, sedangkan untuk nada tinggi pada apex kokhlea. Intensitas suara yang dapat didengar manusia adalah dengan kisaran 0-140 dB
batas ambang sakit.Telinga sebagai indra pendengaran berfungsi ketika suara yang ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara,
bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan
stapes melalui malleus yang terkait pada membran timpani. Getaran-getaran tersebut selanjutnya juga timbul pada setiap tulang yang ada, sehingga tulang-
tulang tersebut memperbesar getaran, yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran-getaran perilimfe dialihkan melalui
membran menuju endolimfe dalam saluran kokhlea, dan rangsangan tersebut terus ada hingga mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk
selanjutnya diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius Pearce 2002.
16 Suara yang berhasil ditangkap oleh indra pendengaran, baik tidaknya
proses penerimaan, dan respon manusia terhadap suara tersebut sangat bergantung pada keberadaan organ-organ yang ada pada telinga sebagai indra
pendengaran manusia. Secara fisiologis, telinga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang berfungsi sebagai alat penghantar
conducting apparatus dan bagian yang berfungsi sebagai alat penerima
perceiving apparatus Departemen Kesehatan RI 1995. Bagian telinga yang berfungsi sebagai alat
penghantar gelombang bunyi terdiri atas daun telinga, liang telinga luar gendang telinga, tulang-tulang pendengaran, ruang telinga tengah, tuba auditiva, dan
jendela lonjong. Bagian-bagian tersebut sangat vital sehingga kerusakan pada bagian-bagian tersebut dapat menyebabkan ketulian pada manusia. Disamping
adanya bagian telinga yang berfungsi sebagai penghantar gelombang suara, telinga juga memiliki bagian yang berfungsi sebagai alat penerima gelombang
suara yang dikenal dengan perceiving apparatus.
Perceiving apparatus terdiri atas kokhlea dengan organ corti, ganglion spirale, n. cochlearis. Kerusakan pada bagian-bagian tersebut akan
mengakibatkan tuli indera saraf sensori-neuraral hearing loss, SNHL atau perceptive hearing loss. Mekanisme kerja bagian ini adalah menyambaikan
gelombang yang diterima pada perilimfe pada scalamedia selanjutnya diteruskan ke helicotrema, scala tympani dan menggerakkan foramen rotundum untuk
membuang getaran tersebut ke telinga tengah. Akibat gelombang pada peri dan endolympha ini maka terjadi pula gelombang yang sama pada membrana basalis
yang mengakibatkan cel rambut pada organon corti menyapu membrana tectoria sampai membengkok dan terjadi loncatan potensial listrik yang diteruskan
sebagai rangsangan saraf ke otak untuk diolah dan disadari Departemen Kesehatan RI 1995.
2.3. Pemajanan Suara Bising di Lingkungan