Berdasarkan tahapan tersebut, maka rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Pesisir Barat yang disusun akan mampu memayungi
pengembangan pariwisata di masa datang dan mampu menumbuhkan daya saing sebagai destinasi pariwisata.
F. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian mengenai kesiapan objek wisata Labuhan Jukung sebagai kawasan wisata nasional,
maka peneliti membuat kerangka fikir sebagai panduan sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
Melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah dijelaskan pembagian urusan pemerintahan yang bersifat pilihan,
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan antara lain pertambahan, perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, serta pariwisata. Pembagian urusan wajib dan pilihan
pemerintah memberikan batasan yang jelas, sehingga pembangunan daerah dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
Keberhasilan pembangunan pariwisata akan ditentukan oleh seberapa besar kesadaran untuk berpatisipati dan merasa berpartisipasi dan merasa
bertanggung-jawab bersama dari masing-masing sektor pembangunan yang ada. Partisipasi dan tanggung-jawab bersama dari masing-masing
unsur terkait dalam membangunan pariwisata dapat diwujudkan melalui
dukungan suatu kebijakan, penyediaan produk wisata yang bersaing dalam mutu pelayanan, menciptakan persepsi masyarakat untuk
menunjang serta melaksanakan keamanan dan kebersihan, ketertiban, keindahan, kesejukan, keramah-tamahan dan kenangan yang disebabkan
oleh adanya prasarana yang mendukung terutama akomodasi yang vital dalam pengembangan objek wisata-objek pariwisata.
Kepariwisataan merupakan salah satu potensi daerah yang letaknya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya adalah Provinsi
Lampung. Kabupaten Pesisir Barat sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Lampung memiliki beraneka ragam objek wisata yang
potensial yang tersebar di berbagai tempat. Salah satu objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat yang saat ini tengah dikembangkan sebagai
kawasan wisata oleh Pemerintah Daerah adalah pantai Labuhan Jukung yang berada di desa Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah
Kabupaten Pesisir Barat. Dengan potensi alamnya yang melimpah serta letaknya yang strategis, karena berada di tengah pusat kota, pantai
Labuhan Jukung merupakan salah satu dari empat kawasan wisata yang akan dijadikan brikat wisata unggulan di Kabupaten Pesisir Barat.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, maka pemerintah Kabupaten Pesisir Barat saat ini tengah melakukan pembangunan berbagai sarana
dan prasarana penunjang pelayanan wisata baik di bidang rekreasi, infrastruktur dan lainnya. Kesemuanya ini dilakukan oleh Pemerintah
Daerah dalam mempersiapkan Labuhan Jukung sebagai kawasan wisata
yang mapan, sesuai dengan visi pemerintah menjadikan pantai Labuhan Jukung sebagai daerah tujuan wisata nasional, sebagaimana yang
tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Daerah RIPPDA Kabupaten Pesisir Barat tahun 2016.
Untuk mengetahui keadaan pada objek wisata Labuhan Jukung, peneliti melakukakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dideskripsikan dalam bentuk informasi. Kesiapan objek wisata Labuhan Jukung dapat dilihat pada 3 aspek yaitu:
Pertama adalah potensi wisata sebagaimana standar Inskeep 1998,
komponen-komponen dasar pengembangan wisata terdiri dari; Attraction daya tarik, Accesable bisa dicapai, Amenities fasilitas, yang terahir
adalah Ancillary yaitu adanya lembaga pariwisata. Inskeep 1991:38 dalam M. Liga Suryadana dan Vanny Oktavia :35.
Adanya potensi wisata tersebut, tidak mungkin bisa maksimal apabila tidak diiringi dengan adanya manajemen atau pengelolaan yang baik.
Dengan demikian instrument penelitian yang kedua adalah sarana manajemen yang meliputi man SDM money uang, Materials bahan-
bahan dan methods cara dan market pemasaran. Sebuah manajemen yang baik akan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diinginkan
apabila kegiatan manajemen diiringi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip manajemen.
Dengan demikian, maka fokus penelitian yang ketiga adalah pada penerapan fungsi sebagaimana yang dikatakan oleh George R. Terry,
mengenai fungsi
manajemen yaitu:
perencanaan planning,
pengorganisasian organizing, penggerakan actuating dan pengawasan controlling. Pada objek wisata Labuhan Jukung, peneliti melihat
bagaimana mekanisme pengelolaaan serta bagaimana Pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Barat
mengimplementasian keempat
fungsi manajemen tersebut yang telah dijelaskan diatas.
Melalui pemaparan tersebut dan untuk memudahkan dalam mengetahui
kerangka pemikiran pada penelitian ini, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut ini:
Bagan 1. Kerangka Pikir