SIMPULAN DAN SARAN KESIAPAN OBJEK WISATA LABUHAN JUKUNG MENJADI DAERAH TUJUAN WISATA NASIONAL (Studi: Pantai Labuhan Jukung Desa Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar. Luas wilayah perairan Indonesia sebesar 5,8 juta km 2 terdiri dari 3,1 juta km 2 perairan nusantara, dan 2,7 km 2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI atau 70 dari luas total Indonesia Dahuri 2001. Besarnya potensi sumberdaya kelautan Indonesia tersebut menjadikan negara Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, potensi budidaya perikanan pantai di laut serta potensi pariwisata bahari yang besar. Salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata bahari yang besar adalah Kabupaten Pesisir Barat. Pesisir Barat merupakan kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di Provinsi Lampung sepanjang 210 km. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Pesisir Barat mempunyai empat puluh dua objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah mulai dari Lemong, di bagian utara Kabupaten Pesisir Barat, hingga kawasan perbatasan bagian selatan yaitu Bengkunat Belimbing data terlampir. Dalam hal wisata bahari, Kabupaten Pesisir Barat memiliki 17 titik area surfing yang berpotensi untuk dikembangkan. Lokasi –lokasi wisata di Pesisir Barat ini sudah terkenal baik di level nasional maupun mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di Pesisir Barat tiap tahunnya. Seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel I. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara di Kabupaten Pesisir Barat TAHUN JUMLAH WISATAWAN OBJEK WISATA ALAM TIRTA BAHARI BUDAYA 1 2 3 4 5 6 2005 14.279 6 14 13 42 2006 26.065 6 14 13 42 2007 31.638 6 14 13 42 2008 37.212 6 14 13 42 2009 24.149 6 14 13 42 2010 23.242 7 10 12 11 2011 25.566 8 10 12 13 2012 27.527 10 10 12 15 2013 30.279 12 12 13 16 Sumber: Dokumen profil dan investasi daerah Kab. Pesisir Barat, tahun 2014 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahunnya rata-rata mengalami peningkatan. Adapun pengelompokan jenis objek wisata pengelompokan di Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 4 empat jenis, yaitu Wisata Bahari, Religi atau budaya, ekowisata, dan event Pariwisata. Dari keseluruhan objek wisata yang ada di Kabupaten Pesisir Barat 76 berupa wisata bahari, 14 wisata religi atau budaya, 8 ekowisata, dan 3 event pariwisata. Sumber Dokumen RIPPDA Pesisir Barat tahun 2015. Jika dilihat dari jumlah tersebut, maka wisata bahari merupakan kelompok wisata di Pesisir Barat yang paling berpotensi untuk dikembangkan, Salah satu objek wisata bahari di Kabupaten Pesisir Barat yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah pantai Labuhan Jukung yang terletak di Desa Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah. Adapun alasan peneliti memfokuskan studi pada pantai Labuhan Jukung, dibandingkan dengan pantai lain yang ada pada Pesisir Barat adalah dikarenakan Pantai Labuhan Jukung merupakan satu- satunya pantai milik Pemerintah Daerah. Kawasan dengan area seluas 6 hektare merupakan tanah milik pemerintah yang berhak untuk dikelola dan dikembangkan langsung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat sebagai Kawasan objek wisata. Hal ini tertuang melalui keputusan Bupati Pesisir Barat Nomor 030272KPTSIII. 132015 Tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Kabupaten Pesisir Barat pada Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Pantai Labuhan Jukung sudah diresmikan sejak tahun 2003 sebagai salah satu obyek wisata yang direkomendasikan sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Pesisir Barat. Secara geografis, letak pantai Labuhan Jukung sangat strategis berada di Kecamatan Pesisir Tengah Kota Krui, sehingga Pantai Labuhan Jukung ini mudah dijangkau oleh masyarakat umum. Keberadaan pantai Labuhan Jukung ini banyak dimanfatkan sebagai lokasi rekreasi dan wisata oleh masyarakat. Ketertarikan masyarakat terhadap keberadaan pantai Labuhan Jukung ini terlihat dari ramainya wisatawan yang datang berkunjung setiap harinya. Berdasarkan observasi langsung yang telah penulis lakukan, pengunjung tidak hanya merupakan wisatawan domestik, tetapi juga banyak terdapat wisatawan mancanegara. Hal ini disampaikan oleh salah seorang nelayan di desa Kampung Jawa : ‘’Masyarakat ramai yang berkunjung ke pantai Labuhan Jukung ini, apalagi kalau musim lebaran. Ramai orang yang datang berkunjung, tidak hanya orang dari daerah Krui saja, tetapi orang Karang, orang- orang liwa dan Ranau juga turun membawa keluarga mereka. Selain itu turis- turis juga banyak, apalagi pada saat musim panas’’. wawancara dengan Bapak Eryanto, Sabtu 19 September 2015 pukul 14:23 Ramainya pengunjung pantai Labuhan Jukung ini juga dibenarkan oleh Bapak Agus Abdul Gani selaku Petugas Penjaga Gerbang Labuhan Jukung, yang menyatakan bahwa; ‘’Memang benar banyak masyarakat yang berkunjung setiap harinya, tidak hanya masyarakat lokal dari Provinsi Lampung yang berkunjung, tetapi wisatawan mancanegara juga, seperti wisatawan, Inggris, Hongkong, Malaysia, dan Australia. Mereka senang karena ombak di pantai Labuhan Jukung ini bagus untuk surfing. Tingginya sama seperti di Tanjung Setia’’wawancara dengan Bapak Agus Abdul Gani, Sabtu 19 September 2015 pukul 15:17 Akan tetapi, pengelolaan obyek pariwisata di Pantai Labuhan Jukung tersebut diindikasikan belum terlaksana secara optimal. Seperti salah satu berita yang termuat dalam harian Lampung Post berikut ini. Lampung adalah provinsi yang sesungguhnya kaya dengan objek wisata, tapi belum menjadi destinasi wisata utama. Di Kabupaten Pesisir Barat saja, misalnya, memiliki aset wilayah pesisir yang dalam RPJMD Provinsi Lampung ditetapkan sepanjang 10 km. Di wilayah ini setidaknya terdapat 17 titik objek wisata pantai yang sangat potensial dikembangkan, di antaranya Pantai Tanjung Setia, Pantai Selalau, Pantai Way Jambu, Pantai Labuhan Jukung, Pantai Way Haru, Pantai Way Sindi, dan Pantai Suka Negara. Meskipun baru 40 potensi wisata yang baru dikelola, kunjungan wisatawan mancanegara telah mencapai 3.000 orang per tahun. Belum optimalnya pengembangan objek wisata pantai antara lain karena belum ada penataan ruang, penegakan hukum, dan masih rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini sebenarnya bukan hanya masalah yang