Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia PABUI FRS Malaysia IAS dan IFRS

10 LabaRugi atau berupa penjelasan notes yang menyertai laporan keuangan Chariri, 2009 dalam Siregar, 2012.

2.1.4. Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia PABUI

Di Indonesia, istilah GAAP dikenal dengan sebutan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia PABUI. Prinsip akuntansi ini berupa standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. DSAK merupakan lembaga bentukan IAI yang berperan sebagai standard setter. Dalam hal ini DSAK bertugas untuk melakukan pengkajian dan penyusunan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang berlaku di Indonesia. Sebenarnya sejak 1994 Indonesia telah mengadopsi sebagian besar dari International Accounting Standar IAS. PSAK dan Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan ISAK yang diberlakukan sejak 1994 adalah saduran dari IAS dan interpretasi Standing Interpretation Committee SIC yang diterbitkan sebelum1994. Namun, sejak saat itu tidak semua perubahan IAS, interpretasi SIC, dan standar-standar yang ada pada IFRS diadopsi oleh DSAK. Sehingga IAI melalui DSAK telah mencanangkan untuk melakukan adopsi terhadap IAS dan IFRS yang akan rampung hingga 2010, dan direncanakan untuk diterapkan pada tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 11

2.1.5. FRS Malaysia

FRS Financial Reporting Standard Malaysia merupakan standar akuntansi keuangan di Malaysia. Perusahaan yang terdaftar di Malaysia diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang di setujui dan ditebitkan oleh MASB Malaysian Accounting Standard Board. Malaysia melalui MASB telah mengumumkan pernyataan tentang rencana konvergensi IFRS pada tahun 2008. Dalam rencana tersebut Malaysia akan melakukan konvergensi penuh terhadap IFRS pada 01 Januari 2012. Hal ini sejalan dengan rencana IAI untuk memberlakukan secara efektif PSAK hasil konvergensi IFRS di Indonesia pada 01 Januari 2012.

2.1.6. IAS dan IFRS

IAS merupakan standar akuntansi internasional sebelum IFRS. IAS merupakan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang merupakan produk dari International Accounting Standard Committee IASC. Kemudian pada tahun 2000, IASC melakukan restrukturisasi kelembagaan dengan dibentuknya IASC Foundation IASCF yang membawahi IASB dan International Financial Reporting Interpretation Committee IFRIC. International Accounting Standard Board IASB yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1973 merupakan lembaga yang bertugas untuk mengembangkan suatu standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang berlaku secara global. Standar ini dikenal dengan sebutan International Financial Reporting Standard IFRS. IFRS merupakan bahasa akuntansi yang berlaku secara gobal. Melalui IFRS diharapkan terwujudnya suatu harmonisasi Universitas Sumatera Utara 12 standar akuntansi dan pelaporan keuangan. Sehingga IFRS diharapkan mampu untuk menjawab masalah terhadap perbedaan standar akuntansi dan pelaporan keungan yang berbeda di tiap-tiap negara. Siregar 2012 beranggapan bahwa IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Manfaat dari adanya suatu standar akuntansi dan pelaporan keuangan global adalah: 1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak diseluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal. 2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik. 3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi. 4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangakan standar global yang berkualitas tinggi. Dengan diberlakukannya IFRS sebagai standar akuntansi dan keuangan global, maka sebagian besar negara- negara di dunia telah memutuskan untuk melakukan adopsi terhadap IFRS. Bahkan Amerika Serikat pun yang selama ini dengan keras mempertahankan untuk tetap menggunakan US-GAAP sebagai standar akuntansi dan pelaporan keuangannya pun mulai melunak untuk melakukan adopsi terhadap IFRS, menyusul terjadinya mega scandal yang melibatkan raksasa korporasi Amerika Serikat seperti Enron, Adelphia, dan Worldcom. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kelemahan dalam US-GAAP, yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan korporasi untuk melakukan aggresive accounting dan creative accounting. Universitas Sumatera Utara 13 Berdasarkan pengalaman negara-negara pengadopsi penuh IFRS, adopsi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara sekaligus atau dikenal dengan pendekatan ‘big bang’ dan dengan cara gradual. Indonesia sendiri menggunakan cara yang terakhir. Proses adopsi yang dilakukan bukanlah adopsi penuh terhadap IFRS, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Proses adopsi IFRS di Indonesia dilakukan melalui 3 tahapan yaitu: 1. Tahap adopsi 2008-2010 Dalam tahap ini dilakukan adopsi seluruh IFRS ke dalam PSAK. 2. Tahap persiapan 2011 Penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS. 3. Tahap implementasi 2012 Penerapan PSAK yang sudah mengadopsi IFRS bagi perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Meskipun tahap implementasi yang ditetapkan adalah pada tahun 2012, DSAK sebagai standard setter masih terus melakukan eveluasi dan revisi terhadap standar akuntansi di Indonesia. Sehingga masih ada PSAK yang disahkan setelah tahun 2012 dan akan diberlakukan secara efektif beberapa tahun kedepan. Berikut ini merupakan tahapan adopsi IFRS ke dalam PSAK: PSAK disahkan 23 Desember 2009: 1. PSAK 1 2009: Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 2009: Laporan Arus Kas 3. PSAK 4 2009: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 4. PSAK 5 2009: Segmen Operasi 5. PSAK 12 2009: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 6. PSAK 15 2009: Investasi Pada Entitas Asosiasi 7. PSAK 25 2009: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan 8. PSAK 48 2009: Penurunan Nilai Aset 9. PSAK 57 2009: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi Universitas Sumatera Utara 14 10.PSAK 58 2009: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Interpretasi disahkan 23 Desember 2009: 1. ISAK 7 2009: Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa 3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan 4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik 5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer PSAK yang disahkan 19 Februari 2010: 1. PSAK 19 2010: Aset tidak berwujud 2. PSAK 14 2010: Biaya Situs Web 3. PSAK 23 2010: Pendapatan 4. PSAK 7 2010: Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi 5. PSAK 22 2010: Kombinasi Bisnis disahkan 3 Maret 2010 6. PSAK 10 2010: Transaksi Mata Uang Asing disahkan 23 Maret 2010 7. ISAK 13 2010: Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri PSAK yang disahkan 20 Desember 2011: 1. PSAK 26 2011: Biaya Pinjaman 2. PSAK 55 2011: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Interpretasi disahkan 20 Desember 2011: 1. ISAK 26: Penilaian Ulang Derivatif Melekat PSAK disahkan 19 Desember 2013: 1. PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian; 2. PSAK 66: Pengaturan Bersama; 3. PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain; 4. PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar; 5. PSAK 1 2013: Penyajian Laporan Keuangan; 6. PSAK 4 2013: Laporan Keuangan Tersendiri; 7. PSAK 15 2013: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama; dan 8. PSAK 24 2013: Imbalan Kerja. Interpretasi disahkan 12 Juli 2013: 1. ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan 2. ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas 3. ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka Dalam tahapan konvergensinya, Indonesia bukan tidak mengalami hambatan dan tantangan. Purba 2010 mengemukakan tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi penuh IFRS. Permasalahan Universitas Sumatera Utara 15 pertama adalah kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia. Permasalahan yang kedua adalah peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS. Permasalahan yang ketiga adalah kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan Indonesia. Seperti halnya Indonesia, proses konvergensi IFRS di Malaysia dilakukan secara bertahap. Tahapan pertama dilaksanakan pada tahun 2010. Pada tahun tersebut, beberapa standar akuntansi hasil konvergensi IFRS telah resmi diterapkan. Standar yang belum diterapkan akan menyusul untuk diterapkan pada tahun 2012.

2.1.7. PASAR MODAL

Dokumen yang terkait

Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 106

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

Analisis Komparasi Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Konvergensi Penuh International Financial Reporting Standard (IFRS) Di Indonesia (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

3 46 9

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 11

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 2

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 6

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 25

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 2

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 16

ANALISIS RELEVANSI LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 105