49 ����
�, �
= ∑ ���
�=+� �=−�
�
Keterangan :
CAAR
i,t
= akumulasi rata-rata return tidak normal pada hari ke t
AAR
t
= akumulasi return tidak normal sekuritas pada hari ke-t
Tabel 4.9 CAAR
Indonesia
CAAR INDONESIA T-5
T-4 T-3
T-2 T-1
T T+1
T+2 T+3
T+4 T+5
- 0.0008
0.0002 0.0008
-0.0036 0.0037
-0.0085 -0.0085
-0.0040 -0.0060
-0.0009 -
0.0034
Tabel 4.10 CAAR
Malaysia
CAAR MALAYSIA T-5
T-4 T-3
T-2 T-1
T T+1
T+2 T+3
T+4 T+5
-0.0028 -0.0036 0.0038
0.0027 0.4669
-0.0468 -0.0022
0.0003 -0.0030 0.0013
0.0048
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.1 Grafik CAAR Indonesia
Gambar 4.2 Grafik CAAR Malaysia
-0.0100 -0.0080
-0.0060 -0.0040
-0.0020 0.0000
0.0020 0.0040
0.0060
T-5 T-4 T-3 T-2 T-1 T
T+1 T+2 T+3 T+4 T+5
CAAR Indonesia
CAAR Indonesia
-0.1000 0.0000
0.1000 0.2000
0.3000 0.4000
0.5000
T-5 T-4 T-3 T-2 T-1 T
T+1 T+2 T+3 T+4 T+5
CAAR Malaysia
CAAR Malaysia
Universitas Sumatera Utara
51
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan CAAR
Indonesia dengan Malaysia
Grafik CAAR diatas menunjukkan perbedaan antara tingkat CAAR di Indonesia dan Malaysia selama event period. Tingkat CAAR di Indonesia bersifat
fluktuatif. CAAR mengalami peningkatan ke level tertinggi satu hari sebelum laporan keuangan perusahaan dipublikasikan. CAAR mengalami penurunan ke
level terendah selama event period pada saat laporan keuangan dipublikasikan. Kemudian mengalami peningkatan selama 2 hari pasca laporan keuangan
diterbitkan. Dan selanjutnya nilai CAAR kembali fluktuatif. Tingkat CAAR di Malaysia mengalami peningkatan ke level tertinggi
selama event period, dan tingkat CAAR mengalami penurunan ke level terendah selama event period. Hal ini sejalan dengan pergerakan tingkat CAAR di
Indonesia.
-0.1000 0.0000
0.1000 0.2000
0.3000 0.4000
0.5000
T-5 T-4 T-3 T-2 T-1 T
T+1 T+2 T+3 T+4 T+5 CAAR
Malaysia CAAR
Indonesia
Universitas Sumatera Utara
52
4.2.2. Hasil Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata rata mean dan standar deviasi. Berikut dijelaskan data statistik deskriptif
penelitian:
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel
Penelitian Indonesia
Descriptive Statistics
AAR
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SEBELUM
39 -.0156255200
.0214070770 -.000678970435 .0075213457007 SESUDAH
39 -.0633057000
.0199364650 -.004120208472 .0137576190412 Valid N listwise
39
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel
Penelitian Malaysia
Descriptive Statistics
AAR
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SEBELUM
19 -.0088511760
1.7786300000 .093995292645 .4079915764729
SESUDAH 19
-.0149192540 .0090626710 .000263532414
.0055221673794 Valid N listwise
19
Universitas Sumatera Utara
53 Berdasarkan hasil tabel 4.10 dan 4.11 dapat diperjelas maknanya sebagai
berikut: 1. Jumlah perusahaan di Indoesia yang menjadi jumlah observasi penelitian
N sebanyak 39. 2. Jumlah perusahaan di Malaysia yang menjadi observasi penelitian N
sebanyak 19 3. Nilai minimum untuk variabel AAR di Indonesia sebelum laporan
keuangan diterbitkan sebesar -0.0088511760 dan nilai maksimum sebesar 1.7786300000. Rata-rata untuk variabel AAR sebelum adalah
0.093995292645 dengan standar deviasi sebesar 0.4079915764729.
4.
Nilai minimum untuk variabel AAR di Indonesia sesudah laporan keuangan diterbitkan sebesar -0.0149192540
dan nilai maksimum sebesar 0.0090626710. Rata-rata untuk variabel AAR sebelum adalah
0.000263532414 dengan standar deviasi sebesar 0.0055221673794.
5. Nilai minimum untuk variabel AAR di Malaysia sebelum laporan keuangan diterbitkan sebesar -0.0088511760 dan nilai maksimum
sebesar 0.0090626710 Rata-rata untuk variabel AAR sebelum adalah 0.000263532414 dengan standar deviasi sebesar 0.0055221673794.
4.2.3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi yang dipakai dalam penelitian ini secara teoritis menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.3.1. Uji Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang dibentuk dari variable dependen dan independen mempunyai distribusi normal,
Ghozali, 2006. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan analisis histogram dan normal
probability plot.
Gambar 4.4 Grafik Histogram Indonesia
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.5 Grafik Normal Probability Plot Indonesia
Dari hasil uji normalitas data sampel perusahaan di Indonesia dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot of standardized
residual, tampak bahwa histogram memberikan pola distibusi yang tidak melenceng ke kanan atau kiri. Dengan kata lain grafik histogram terlihat simetris.
Sementara itu grafik normal probalitity plot menunjukkan pola yang grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 4.6 Grafik Histogram Malaysia
Gambar 4.7 Grafik Normal Probability Plot Malaysia
Dari hasil uji normalitas data sampel perusahaan di Malaysia dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot of standardized
residual, tampak bahwa histogram memberikan pola distibusi yang tidak
Universitas Sumatera Utara
57 melenceng ke kanan atau kiri. Dengan kata lain grafik histogram terlihat simetris.
Sementara itu grafik normal probalitity plot menunjukkan pola yang grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
4.2.3.2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variable independen dalam model regresi Ghozali,2006. Model regresi yang
baik seharusnya bebas dari multikolinieritas.
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas Indonesia
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .001
.003 .217
.829 Rm Return
Pasar .415
.285 .236
1.459 .153
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Rit Return Realisasi
Dari hasil uji multikolinieritas pada data sampel di Indonesia diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen sebesar 1,000. Dimana 1,000 10,
sehingga variabel independen pada penelitian ini dinyatakan bebas dari multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas Malaysia
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.001
.003 -.468
.646 Rm Return
Pasar .456
.585 .191
.779 .448
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Rit Return Realisasi
Dari hasil uji multikolinieritas pada data sampel di Malaysia diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen sebesar 1,000. Dimana 1,000 10,
sehingga variabel independen pada penelitian ini dinyatakan bebas dari multikolinieritas.
4.2.3.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diketahui dari hasil analisis dengan kriteria sebagai berikut:
a Jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
59
Gambar 4.8 Scatter Plot Indonesia
Dari hasil pengujian scatter plot untuk sampel pada gambar 4.7 yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dapat
dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar antara di bawah 0 sampai di atas 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas untuk sampel di Indonesia tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
60
Gambar 4.9 Scatter Plot Malaysia
Dari hasil pengujian scatter plot untuk sampel pada gambar 4.9 yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dapat
dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar antara di bawah 0 sampai di atas 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas untuk sampel di Malaysia tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis