Metode Penilaian Kinerja Standar Instrumen Penilaian Kerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

tingkah laku perawat yang cukup representatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Perhatian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistensinya, serta menghindari hal-hal yang tdak diinginkan, 3 perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerjanya, standar pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi, sehingga baik perawat maupun supervisor dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka kerja sama, 4 dalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja pegawai, manajer sebaiknya menunjukkan segi-segi mana pelaksanaan kerja itu dapat memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan, 5 manajer sebaikna menjelaskan area mana yang akan diprioritaskan, 6 pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat dan manajer, dan diskusi evaluasi sebaiknya dalam waktu yang cukup bagi keduanya, 7 baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaiknya disusun dengan terencana, sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya sedang dianalisis Simpson, 1985 dalam buku Nursalam, 2009.

8. Metode Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan beberapa metode. Robbins Judge 2008 menjelaskan bahwa, kinerja dapat dinilai dengan metode : 1 esai tertulis ; metode ini dilakukan dengan cara menulis naskah yang menggambarkan kekuatan, kekurangan,kinerja pada masa lampau, potensi, dan saran untuk perbaikan bagi karyawan, 2 skala penilaian gravis ; dalam metode ini faktor-faktor kinerja, seperti kuantitas dan kualitas pekerjaan, kedalaman pengetahuan, kerja sama, tingkat Universitas Sumatera Utara kehadiran, dan inisiatif didaftar. Kemudian penilai mempelajari daftar dan memberikan penilaian pada masing-masing dengan skala, 3 skala penilaian perilaku berjangkar behaviorally anchored rating scales – BARS ; mengombinasikan elemen utama dari penekatan kritis dan skala penilaian grafis, kemudian 4 perbandingan yang dipaksakan ; perbandingan yang paling sering digunakan yaitu pemeringkatan kelompok dan pemeringkatan individual.

9. Standar Instrumen Penilaian Kerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

Perawat memiliki tugas-tugas yang harus dilakukannya sesuai dengan standar praktik. Standar praktik keperawatan yang digunakan juga telah dijabarkan oleh PPNI 2000 yang mengacu pada tahapan proses keperawatan, yang meliputi : 9.1. Standar I : Pengkajian Keperawatan Pada tahap ini perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Adapun kriteria pengkajian keperawatan meliputi : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, dan dari pemeriksaan penunjang, 2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain, 3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : a. Status kesehatan klien masa lalu, Universitas Sumatera Utara b. Status kesehatan klien masa kini, c. Status biologis, psikologis, sosial, dan spiritual, d. Repon terhadap terapi, e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, f. Resiko-resiko tinggi masalah. 4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB lengkap, akurat, relavan, baru. 9.2. Standar II : Diagnosa Keperawatan Setelah melakukan pengkajian, maka seorang perawat menganalisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan. Kriteria proses meliputi : 1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, dan perumusan diagnosa keperawatan, 2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah P, penyebab E, dan tanda atau gejala S, atau terdiri atas masalah dan penyebab PE, 3. Bekerja sama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan, 4. Melakukan pengkajian ulang, dan merivisi diagnosis berdasarkan data terbaru. 9.3. Standar III : Perencanaan Keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami oleh klien, agar masalah klien dapat teratasi dan mampu meningkatkan derajat kesehatan klien. Kriteria proses meliputi : Universitas Sumatera Utara 1. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan keperawatan, 2. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, 3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien, 4. Mendokumentasi rencana keperawatan. 9.4. Standar IV : Implementasi Keperawatan Pada tahap ini perawat akan mengimplementasikan rencana-rencana keperawatannya. Kriteria proses meliputi : 1. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, 2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, 3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien, 4. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan, 5. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. 9.5. Standar V : Evaluasi Keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan, merevisi data dasar, dan perencanaan. Kriteria peoses : 1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu, dan terus-menerus, Universitas Sumatera Utara 2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan, 3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat, 4. Bekerja sama dengan klien dan keluarga unutk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, 5. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. Universitas Sumatera Utara 23

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini mengacu pada teori-teori motivasi yang berhubungan dengan kinerja. Peneliti menggunakan variabel motivasi berdasarkan teori kebutuhan Maslow karena teori ini teori ini logis dan secara intuitif mudah dijelaskan. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : fisiologis gaji pokok, cuti, ruang istirahat, dan cahaya yang memadai, kebutuhan akan rasa aman pekerjaan yang aman, perlindungan pekerjaan, imbalan kerja tambahan, sistem keluhan, kebutuhan akan kepemilikan hubungan baik dengan sesama pekerja, partisipasi dalam kelompok kerja, dan hubungan positif dengan para pengawas, kebutuhan harga diri pengakuan, peningkatan tanggung jawab, status tinggi, dan pujian atas kontribusi, kebutuhan aktualisasi diri peluang untuk tumbuh, kreatif, dan mendapatkan pelatihan terhadap kinerja perawat mulai dari pengkajian, diagosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Universitas Sumatera Utara