Temuan Data ANALISA DAN PEMBAHASAN

103

4.2. Temuan Data

Dalam film “Sex And The City 2”, peneliti akan menganalisa data yang ditentukan dalam unit analisis feminisme berdasarkan film “Sex And The City 2”. Unit analisis pada film ini adalah adalah, feminisme dalam hubungan dunia kerja feminisme dalam hubungan dengan pasangan dan keluarga, dan feminisme dalam hubungan dunia sosial. Unit analisis ditentukan setelah peneliti melihat film “Sex And The City 2”, dan unit analisis tersebut dapat mewakili analisa peneliti dalam merepresentasikan feminisme dalam film “Sex And The City 2”. Selanjutnya, unit analisis tersebut akan diteliti berdasarkan teori John Fiske melalui paradigma dan sintagma level realitas, level representasi dan level ideologi yang digambarkan dalam kode-kode yang ada di dalam film tersebut. Pencarian data ini akan ditutup dengan kesimpulan secara keseluruhan dari representasi feminisme yang ada di dalam film “Sex And The City 2”, dengan meneliti dari awal sampai akhir dari film tersebut. Melalui unit analisis ini pertama penulis ingin membicarakan, bagaimana kehidupan para perempuan yang mempunyai kehidupan dengan dunia kerja. Sesuai dengan ideologi feminisme, dimana perempuan dapat sama rata dengan laki-laki dalam segala bidang terutama dalam hal pekerjaan Melalui kode-kode yang terdapat dalam film “Sex And The City 2”, penulis ingin mencari tahu, bagaimana kehidupan para feminis dalam dunia kerja. Dimana berdasarkan Ann Game dan Rose Mary berpendapat bahwa gender merupakan hal yang mendasar bagi cara pengorganisasian pekerjaan yang merupakan inti dalam konstruksi sosial gender, konsep-konsep maskulin dan feminim dihasilkan dalam hubungan yang berkaitan melalui pekerjaan. Menelusuri dengan rincian yang menarik mengenai 104 perubahan-perubahan garis-garis antara apa yang dianggap sebagai pekerjaan yang cocok bagi laki dan yang cocok bagi perempuan. Dan bagaimana perempuan dapat maju dalam bidangnya, strategi apa yang digunakan dalam dunia kerja, agar perempuan dapat dilihat dan diakui melalui kerjaannya. Yang pertama, penulis akan melihat melalui kode kostum yang digunakan perempuan untuk bekerja. Seperti yang dikatakan oleh Mike Feather-stone dalam bukunya Lifestyle and Consumer Culture, mengatakan bahwa “Berpakaianlah sesuai profesi”, dan maksud dari kata-kata ini adalah gaya hidup merupakan sesuatu yang berhubungan dengan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang stylistic Prabasmoro, 2006. Maksud dari gaya hidup itu sendiri adalah keharusan untuk menggunakan pakaian “dengan tepat” dan “dengan layak” tidak hanya dianggap sebagai persoalan disiplin ber-fashion semata, melainkan harus ditanggapi secara serius sebagai penyelenggaraan hak seseorang untuk menyatakan ungkapan pribadinya sebagai diri melalui pernyataan fashion-nya Prabasmoro, 2006: 400. Dengan ini perempuan dapat menyatakan dirinya melalui kostum yang mereka kenakan. 105 Gambar 4.2. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.3. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.4. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.5. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.6. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.7. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.8. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.9. Sumber : Film “Sex And the City 2” Kode kostum yang digunakan pada gambar 4.2., gambar 4.4.,.dan gambar 4.6. menunjukkan bahwa kostum yang digunakan adalah gaya yang digunakan di di tahun 80an dimana gaya keempat gadis tersebut masih bebas sesuai dengan usia mereka ketika menginjak usia 20an di awal karir mereka. Terlihat cara berpenampilan mereka disesuaikan dengan kepribadian mereka di masa muda. Sedangkan hal berbeda terlihat pada gambar 4.3., gambar 4.5., gambar 4.7., dan 106 gambar 4.9. terlihat bahwa pada gambar-gambar tersebut menunjukkan perempuan modern pada tahun 2010, ini disesuaikan pada pembuatan film yang dirilis di tahun 2010. Dalam hal ini, kode kostum juga dapat memperlihatkan jati diri seorang perempuan. Dalam film “Sex And The City 2” juga ingin melihatkan, kostum seperti apa yang akan ditampilkan di jaman modern yang berhubungan dengan feminisme. Selain itu penampilan memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut dan sebagainya. Begitu pentingnya sebuah penampilan, maka ada yang mengatakan bahwa “penampilan adalah segalanya” Chaney,2003. Menurut Nuraini Juliastuti, alam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam aksesoris yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Kita bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang kita inginkan lewat contoh-contoh kepribadian yang banyak beredar di sekitar kita bintang film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacam-macam tipe kelompok yang ada atau kita bisa menciptakan sendiri gaya kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan oleh orang lain fesyen dan identitas, 2011. Salah satu mengapa fashion juga menjadi bagian dari identitas perempuan dalam ini ditujukkkan melalui pemabahasan keempat tokoh perempuan yang memliki latar belakang yang berbeda-beda dimana dalam kegiatan bekerjanya menunjukkan penampilan yang sesuai dengan pekerjaannya. Pakaian yang 107 digunakan perempuan Amerika semenjak abad 20, memilih pakaian yang lebih simple dan mudah digunakan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan mereka yang dituntut untuk tepat waktu dan melakukan segala hal termasuk dalam dunia kerja mereka. Melalui kode kostum dan make up, gambar 4.3, gambar 4.5, gambar 4.7, dan gambar 4.9 membuktikan bahwa perempuan bebas mengekspresikan dirinya dalam berbusana sesuai dengan kepribadian mereka. Kode kostum juga menunjukkan bahwa kostum yang digunakan adalah sederhana, senada, warna tidak mencolok tetapi menunjukkan tiap detailnya. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah perempuan yang ingin bergaya simple dan mudah digunakan, tetapi bergaya. Pesan feminisme dalam film Sex And The City 2, juga dapat terlihat melalui kode-kode sebagai berikut: Gambar 4.10. Sumber : Film “Sex And the City 2” 108 Gambar 4.11. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.10 dan gambar 4.11 menunjukkan kode kostum yang digunakan perempuan untuk bekerja. Seperti yang dikatakan oleh Mike Feather-stone dalam bukunya Lifestyle and Consumer Culture, mengatakan bahwa “Berpakaianlah sesuai profesi”, dan maksud dari kata-kata ini adalah gaya hidup merupakan sesuatu yang berhubungan dengan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang stylistic Prabasmoro, 2006. Maksud dari gaya hidup itu sendiri adalah keharusan untuk menggunakan pakaian “dengan tepat” dan “dengan layak” tidak hanya dianggap sebagai persoalan disiplin ber-fashion semata, melainkan harus ditanggapi secara serius sebagai penyelenggaraan hak seseorang untuk menyatakan ungkapan pribadinya sebagai diri melalui pernyataan fashion-nya Prabasmoro, 2006: 400. Dengan ini perempuan dapat menyatakan dirinya melalui kostum yang mereka kenakan. Pada gambar tersebut perempuan yang menggunakan kostum yang berwarna hitam ataupun berwarna gelap. Warna hitam sendiri bila dihubungkan dengan dunia kerja memiliki arti seperti modern, kecanggihan, pemberontakan, professional, fokus, kuat, superior, idealis Dameria, 2007. Selain itu, kode kostum perempuan yang ditampilkan dalam film ini adalah perempuan mengenakan kacamata dalam situasi bekerja, yang berarti menyimbolkan bahwa 109 perempuan tersebuar adalah seorang yang pintar dan professional. Hal ini juga mendukung penampilan yang tampak formal yang biasa digunakan untuk pergi bekerja. Melalui kode penampilan, gaya rambut yang ditampilkan dalam gambar tetap tergerai dan tampak rapi, dan bersih. Melalui kode make up, yang ditampilkan dalam film ini pun tampak terlihat menggunakan eyeshadow yang cenderung ke arah gelap seperti hitam dan lipstick yang merah yang menunjukkan ketegasan dan keberanian mereka dalam mengeksplorasi diri. Kode-kode diatas, menunjukkan bahwa perempuan-perempuan yang ada dalam film ini adalah perempuan modern, dimana perempuan modern ingin menampilkan diri mereka secara sederhana tetapi tetap bergaya dan menunjukkan mereka ingin menggunakan kostum yang bebas bergerak dan dapat digunakan bekerja secara nyaman Dalam upaya mencapai kesetaraan, salah satu sorotan yang dapat mencapai ideologi feminisme sebagai sumber opresi terhadap perempuan adalah ruang. Hal ini dapat dilihat dari gambar 4.10. Kode setting ditunjukkan melalui interior yang digunakan di dalam kantor Samantha di dalam film “Sex and The City 2”. Desain yang digunakan merupakan desain modern minimalis. Walaupun interior modern dapat dikatakan simpel, bukan berarti sederhana dalam arti harfiah. Justru karena menghendaki furnitur yang simpel, tanpa hiasan atau tempelan berupa pernikpernik atau bunga-bunga seperti biasanya pada furnitur berukir, maka untuk membuat furnitur modern diperlukan suatu desain yang serius. Ruangan kantor Samantha yang ingin ditampilkan dalam film ini melalui kode setting adalah ruangan kantor yang berkesan nyaman dan modern. Terlihat 110 gaya minimalis dengan sentuhan modern yang ditunjukkan dengan penggunaan komputer yang digunakan adalah komputer berbentuk kotak berwarna hitam, agar Samantha merasa nyaman dan dapat melaksanakan tugasnya secara mudah dan nyaman, karena segala bentuk teknologi modern ada di ruangan Samantha. Melalui gambar ini terdapat pintu pemisah antara ruangan Samantha dengan asistennya, walaupun pintu ruangan Samantha selalu terlihat terbuka dan terbatas dengan tembok kaca. Melalui kode ini dapat menunjukkan bahwa antara Samantha terlihat terbuka dengan asistennya dalam hal kerja, tetapi tetap ada batasan diantara Samantha dan asistennya. Dan melalui gambar 4.10 dengan ditandakan melalui kode lingkungan bahwa kantor Samantha berada di tengah kota. Hal ini terlihat dari pengambilan gambar long shot ynag memperlihatkan gedung-gedung tinggi dan keramaian kota dan hruk pikuknya. Melalui kode-kode ini bahwa Samantha adalah perempuan kota yang secara bertahap meninggalkan kehidupan tradisional dan beradaptasi dengan nilai-nilai modern dan global dalam kehidupan keseharian mereka, salah satu contoh dari perempuan modern adalah dengan bekerja. Gambar 4.12. Sumber : Film “Sex And the City 2” 111 Gambar 4.13. Sumber : Film “Sex And the City 2” Melalui gambar 4.12 dan gambar 4.13, terlihat kode pengambilan gambar secara long shot, dimana memperlihatkan secara keseluruhan perempuan dan laki- laki duduk bersamaan, dan si sisi kiri ujung meja terlihat yang tengah mendengar pimpinan rapat dan dapat terlihat kode kostum yang digunakan Miranda bergaya senada, simple dan tidak mencolok dan formal dengan tatanan rambut pendek dan rapi. Terlihat juga Miranda mengenakan baju berwarna merah dimana warna merah menunujukkan kuat, pemimpin, cerah, dan bergairah Dameira, 2007. Kode-kode diatas, menunjukkan bahwa perempuan-perempuan yang ada dalam film ini adalah perempuan modern, dimana perempuan modern ingin menampilkan diri mereka secara sederhana tetapi tetap bergaya dan menunjukkan perempuan ingin menggunakan kostum yang bebas bergerak dan dapat digunakan bekerja secara nyaman. Kode kostum yang ditampilkan, ingin menunjukkan bahwa mereka adalah perempuan yang menginginkan kebebasan dalam berpikir, bertindak sama seperti laki-laki. Ini ditunjukkan dengan perempuan modern ingin berpakaian simple dan kostum yang dapat bebas bergerak seperti laki-laki dan perempuan dianggap lebih detail dalam setiap kerjaan yang mereka lakukan. Ini karena sebelum abad 20, perempuan di Amerika memiliki pakaian atau 112 berpenampilan yang susah. Karena pada sebelum abad 20, mereka berpakaian yang sangat lebar, berpola besar, menggunakan korset yaitu pakaian dalam perempuan yang super ketat yang terbuat dari kain yang diberi kawat agar pinggang dan perut terlihat kecil. Zaman dulu ini digunakan agar perempuan terlihat cantik. Tetapi dari segi pakaian yang seperti itu menunjukkan bahwa, perempuan tidak memiliki kebebasan untuk dirinya sendiri. Pakaian yang digunakan perempuan Amerika semenjak abad 20, memilih pakaian yang lebih simple dan mudah digunakan, salah penyebabnya adalah kesibukan mereka yang dituntut untuk tepat waktu dalam melakukan segala hal termasuk dalam dunia kerja mereka. Melalui kode kostum dan make up, film Sex And The City 2 ini ingin membuktikan bahwa perempuan dalam dunia kerja ingin ditampilan bergaya maskulin, gaya yang dimiliki para kaum laki-laki tapi ingin tetap terlihat feminim, yang biasa disebut dengan gaya andorogin. Gaya seperti ini menunjukkan bahwa perempuan ingin dianggap sama atau sederajat dengan laki-laki, rambut yang digerai pun menandakan inginnya kebebasan. Dalam hal pekerjaan mereka juga ingin disamakan seperti laki-laki, mereka tak ingin dipandang sebelah mata. Kaum perempuan ingin dianggap bahwa mereka dalam dunia kerja bisa memiliki posisi yang sama seperti laki-laki, karena memperoleh pendidikan yang sama seperti laki-laki. Dari segi penampilan yang bersih dan rapi, menyatakan bahwa perempuan mampu menjalankan tugas kerja dengan rapi dan teliti serta dibandingkan laki-laki. Film “Sex And The City 2” mengartikan bahwa perempuan-perempuan dalam film ini merupakan perempuan yang mempunyai pemikiran modern dalam pikirannya, dan mencerminkan sikap yang idealis. Serta menyatakan bahwa bukan 113 hanya laki-laki saja yang bisa memiliki sikap profesionalisme dalam hal pekerjaan, tetapi perempuan pun bisa melaksanakannya, karena dunia kerja sekarang menuntut seseorang untuk dapat bekerja secara professional. Dalam hal ini, kode kostum juga dapat memperlihatkan jati diri seorang perempuan dimana melalui kode kostum, penampilan dan make up perempuan dalam film “Sex And The City 2” merupakan pengkombinasian dimensi maskulin dan feminim yang dikenal sebagai konsep androgin. Melalui konsep tersebut, feminisme radikal liberal menginginkan agar perempuan diizinkan untuk mengeksplorasi dimensi feminim sekaligus maskulin pada saat yang bersamaan, untuk kemudian mengembangkan kombinasi sifat-sifat maskulin feminim yang dapat merefleksikan kepribadiannya sendiri secara unik Tong, 1998. Penampilan perempuan andorigin, merupakan suatu bentuk ekspresi diri yang terlepas dari tekanan-tekanan konstruksi budaya masyarakat. Dalam pandangan feminisme radikal liberal, masyarakat patriarkal menekankan pada tiap individu bahwa normalitas seseorang bergantung pada kemampuannya untuk menunjukkan identitas gender yang sesuai dengan jenis kelaminnya, dimana laki-laki hanya boleh menunjukkan maskulinitas sementara perempuan feminitas. Bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka individu tersebut dianggap sebagai sebuah penyimpangan atau penyelewengan yang “abnormal” Tong,1998. Dengan demikian, penampilan perempuan yang androgin merupakan cara yang menghancurkan budaya patriarkal yang opresif, karena seharusnya tidak ada satu manusia pun yang dilarang untuk mendapatkan rasa menjadi diri yang penuh, yang muncul dari penggabungan dimensi yang maskulin dan feminim. 114 Melalui kode setting, interior yang digunakan interior yang digunakan dalam gambar tersebut adalah pintu dan sekat dinding ruangan rapat terlihat terbuat dari kaca yang tembus pandang. Melalui kode tersebuat terlihat adanya keterbukaan dalam dunia kerja antara perempuan dan laki-laki, yaitu keterbukaan dalam dal mengemukaan pendapat mereka masing-masing. Melalui kode ini pula, film “Sex Ang The City 2” ingin menampilkan bahwa perempuan yang terdapat dalam film tersebut dan berpendidikan, pintar dan modern. Pendidikan merupakan sarana penting bagi feminisme liberal untuk melakukan pendobrakan dan pembaharuan terhadap sistem yang terkait domestikasi antara ruang dan publik. Ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi intelektual seseorang maka semakin modern pemikiran mereka dan merupakan lokomotif pembaharuan terhadap kaum perempuan htttp:kunci.or.idteks04rep2.htm, dengan demikian terlihat kesetaraan antara perempuan dan laki-laki tanpa terpisah oleh ruang. Dalam film “Sex And The City 2” juga menggambarkan gerakan feminisme postmodern atau biasa disebut dengan feminisme gelombang ketiga, sebagai kelanjutan feminisme gelombang pertama dan gelombang kedua, dimana feminisme gelombang ketiga memberi keuntungan terhadap dunia perempuan, yang tak perlu lagi memperjuangkan kesetaraan ruang, tetapi menawarkan sebuah alternatif adanya keseimbangan antara ruang publik dan ruang privat. Dimana diartikan, gerakan feminisme ini mengartikan, perempuan dapat keluar dari kehidupannya menuju ruang umum yaitu dunia kerja atau bahkan menyeimbangkan kedua ruangan tersebut Brooks, 1997. 115 Konflik sering terjadi di dalam dunia kerja, baik itu konflik antara atasan ataupun dengan sesama para pekerja. Demi ingin menjadi nomer satu di dunia kerja, kadang banyak orang yang melakukan segala hal, demi tercapai harapannya. Film “Sex And The City 2” menampilkannya melalui kode sebagai berikut: Gambar 4.14. Sumber : Film “Sex And the City 2” Melalui gambar 4.14 terlihat kode gerak tubuh yang menunjukkan Miranda yang sedang menyela pembicaraan atasannya sebagai bentuk protesnya karena sebelumnya pendapatnya tidak dihiraukan dan bahkan disela seperti yang dia lakukan sekarang. Kode ini menunjukkan perempuan tidak ingin dipandang sebelah mata dan disepelekan. Dalam hal ini pekerjaan mereka juga disamakan dengan laki-laki dan juga dihargai. Dengan bahasa nonverbal seperti yang terlihat pada gambar adalah bentuk balasan dari perlkuan laki-laki tersebut sehingga perempuan juga dapat melakukan hal yang sama seperti yang laki-laki lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga memilki hak sama untuk membalas perlakuan yang dianggap merendahkan dan mendiskreditkan perempuan. Dalam hal ini perempuan memilki karakter yang kuat dalam mengambil keputusan otonom dalam hidupnya. Seperti halnya Miranda yang memutuskan untuk 116 berhenti dari pekerjaannya karena dia merasa tidak dihargai atas pendapat dan kontribusinya. Melalui kode-kode diatas dalam film “Sex And The City 2” terlihat adanya feminisme yang diusung oleh Marxis. Dalam teori Marxis, menawarkan bagi feminis marxis suatu analisis kelas yang memberikan janji untuk membebaskan perempuan dari kekuatan yang mengoperasikannya. Bahkan, sebagian besar pemikiran Marxis ditunjukkan untuk membuat cetak biru agar membimbing pekerja, laki-laki atau perempuan, bersamaan dengan usaha mereka membentuk diri sebagai suatu kelas, untuk kemudian memberikan sumbangan terhadap transisi, dari kapitalisme ke sosialisme, dan akhirnya mencapai komunitas yang utuh dan kebebasan yang penuh Tong, 1998. Melalui perdebatan antara Miranda dan atasannya adalah konflik yang kecil yang sering terjadi dalam ranah dunia kerja. Sebagian dibahas, perjuangan kelas mewujud dalam bentuk tertentu di tempat kerja, karena kepentingan majikan bukanlah kepentingan buruh. Ketika taktik tertentu pelecehan, pemecatan, kekerasan dianggap perlu oleh majikan untuk memaksa buruhnya bekerja lebih efisien dan efektif dengan upah yang lebih kecil, maka kepentingan pekerja menggunakan counter taktik apapun cuti sakit, rehat, mogok untuk membatasi kekuatan kerjanya yang akan di konvensi menjadi pekerja nyata yang akan menghasilkan keuntungan kepada majikan. Jika pekerja berdasarkan eksploitasi, dan aliensi yang dialami bersama, mencapai kesadaran kelas, mereka akan mampu melawan majkannya untuk memperoleh kendali atas alat produksi Tong, 1998. Di film ”Sex And The City 2”, menunjukkan bahwa Miranda mampu melawan Bosnya karena adanya ketidakadilan dalam dunia kerja. 117 Dalam kebebasan perempuan untuk mengemukakan pendapatnya dan tidak ingin untuk dibatasi dan dikekang terlihat dalam kode-kode dialog di bawah ini antara Carrie dan Charlote, dimana adanya kekecewaan dalam diri Carrie ketika membaca kritikan atas dirinya sebagai salah seorang penulis berbakat dalam sebuah tulisan majalah terkemukan “The New Yorker” : Gambar 4.15. Sumber : Film “Sex And the City 2” Carrie Membacakan tulisan “The New Yorker” tentang dirinya: “ dan perlahan-lahan, dia mencabik-cabik tradisi satu persatu, sampai Bradshaw yang berbakat sebaiknya bisa mengerti arti pernikahan .Dia akan lebih baik jika tetap diam” Sumber : Film “Sex And the City 2” Melihat, melalui kode-kode yang ada pada gambar 4.15 di diatas yang digambarkan dalam film “Sex And The City 2” menunjukkan bahwa, feminisme memang ada dalam dunia kerja. Dimana perempuan mampu bekerja dalam bidang yang sama dengan laki-laki, bahkan dapat mempunyai jabatan yang sama atau lebih dari laki-laki. Perempuan yang melakukan ideology feminisme adalah salah satunya ditunjukkan dengan menyatakan bahwa mereka adalah wanita yang berpendidikan. Dimana feminisme juga membahas mengenai perjuangan pendidikan yang sama rata antara laki-laki dan perempuan. Dalam film “Sex And 118 the City 2”, melalui kode-kodenya mewakilkan perempuan-perempuan dalam film tersebut ditampilkan sebagai perempuan-perempuan yang pintar, dapat berpikir logis dan kritis dan merupakan sosok perempuan yang mengemban pendidikan formal yang baik dan memiliki intelektual tinggi dalam berbagai bidang keilmuan. Sehingga ia terbentuk menjadi seorang perempuan yang memiliki rasionalitas, kesadaran, kemandirian, dan kekritisan terhadap berbagai fenomena sosial maupun isu-isu lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa kebenaran pemikiran feminisme liberal sesungguhnya, perempuan adalah makhluk yang sama dengan laki-laki dalam nalar dan kapasitas berpikir, tidak ada perbedaan logika pada kedua jenis kelamin, dan jalan menuju kesetaraan tersebut adalah melalui pendidikan Tong, 1998. Atas dasar penjelasan di atas Carrie yang memilki pengetahuan dan pendidikan yang luas memiliki rasionalitas, kesadaran dan kekritisan terhadap fenomena-fenomena sosial dan tradisi yang cenderung membatasi ruang gerak perempuan dalam hal ini adalah pandangan Carrie tentang pernikahan. Dia memiliki pandangan sendiri dalam tulisan-tulisannya bagaimana konsep pernikahan itu sendiri. Pandangan tersebut seyogianya tidaklah dengan gampang dapat diterima semua orang. Hal ini terlihat dari kode dialog di atas yang mengkritisi pandangan tersebut. Dari dialog tersebut dapat kita analisa bahwa Carrie dengan tulisannya dengan lantang dan bebas menyuarakan pandangannya tentang pernikahan. Hal ini menunjukkan bahwa antara pria dan wanita memilki kesamaan dalam hal mengemukakan pendapat, dan dari kode tersebut juga dapat kita lihat bagaimana perjuangan seorang perempuan untuk melakukan pembaharuan dan transisi atas tradisi-tradisi yang terkadang mengekang 119 kebebasan dan menjadikan perempuan dapat setara dengan laki-laki tanpa terpisah dari ruang yang dibentuk oleh sistem dan struktur sosial. Pengetahuan dan pandangan Carrie tentang pernikahan juga tertuang dalam gambar di bawah ini dimana penulis ingin membicarakan bagaimana kehidupan para perempuan dengan pasangan dan keluarganya. Gambar 4.16. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.17. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.18. Sumber : Film “Sex And the City 2” 120 Melalui gambar dia atas Carrie an Big sedang berbicara dengan pasangan lainnya yang juga penggemar dan penikmat tulisan-tulisan Carrie. Pada kode gambar tersebut terlihat mereka sedang membicarakan tentang kehadiran seorang anak dalam pernikahan. Pasangan tersebuat menanyakan Carrie apakah Carrie dan Big sudah memiliki anak , dan Carrie mengatakan mereka tidak mau memiliki anak. Dalam gambar dia atas terlihat kode pengambilan gambar secraa Close up untuk melihat ekspresi dan para pemain dengan baik karena pembahasan dan pembicaraan dalam gambar tersebut adalah masalah yang serius bagi setiap hubungan pasanagan. Terlihat juga dalam gambar tersebut perempuan dan laki- laki dapat duduk sejajar dan bersamaan dan bahkan pembicaraan lebih dominan dilakukan oleh perempuan. Hal ini adalah feminisme gelombang ke tiga bahwa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan tidak terbatasnya lagi ruang gerak perempuan dalam kedudukannnya sejajar dengan laki-laki dan bebas mengeluarkan pendapat. Kesepakatan Carrie dan Big untuk tidak menghadirkan seorang anak dalam pernikahan mereka bukan karena Carrie tidak menyenangi anak-anak. Carrie memilki alas an fundamental dalam dirinya mengapa memutuskan untuk tidak memilki anak. Sesuai dengan pandangan Carrie tentang pernikahan adalah ikatan cinta antara perempuan dan laki-laki yang bukan berarti harus melaksanakan budaya patriarki. Hal ini menunjukkan bahwa antara pria dan wanita memilki kesamaan dalam hal mengemukakan pendapat, dan dari kode tersebut juga dapat kita lihat bagaimana perjuangan seorang perempuan untuk melakukan pembaharuan dan transisi atas tradisi-tradisi yang terkadang 121 mengekang kebebasan dan menjadikan perempuan dapat setara dengan laki-laki tanpa terpisah dari ruang yang dibentuk oleh sistem dan struktur sosial. Bisa dikatakan pandangan Carrie tentang pernikahan ini adalah feminisme radikal yang berfokus pada seks, gender dan reproduksi sebagai penyebab fundamental opresi terhadap perempuan. Oleh karena itu untuk mengubah keadaan patriarki perempuan membuat pembahuruan yang radikal yang dimulai dari hal-hal yang mendasar seperti keputusan tidak memilki anak, karena dianggap kehadiran seorang anak akan semakin menyebabkan perempuan terkungkung dalam tradisi dan budaya patriarki akan nantinya perempuan akan terhambat pergerakannya karena kewajiban mengurus anak dan tuntutan sang suami agar dapat membesarkan anak dan baik dan dijadikan alasan untuk mengekang perempuan. Dalam hubungannya dengan seks perempuan juga memilki sisi feminisme yang dapat kita lihat melalui gambar yang berikut ini dalam film “Sex And The City 2”, terlihat hubungan Carrie dengan laki-laki lain, gambar berikut adalah: Gambar 4.19. Sumber : Film “Sex And the City 2” 122 Gambar 4.20. Sumber : Film “Sex And the City 2” Dalam gambar diatas menunjukkan bahwa Carrie melakukan hubungan yang intim dengan laki-laki yang lain, yaitu Aidan, yang merupakan mantan tunangan Carrie dahulu. Hubungan intim tersebut diperlihatkan dengan kode sebagai berikut, melalui gambar 4.19, menyatakan Aidan sedang merayu Carrie dengan cara memuji kehebatan Carrie. Pada saat itu Carrie merasa sangat dimengerti oleh Aidan dan tersipu malu dan grogi mendengar pujian tersebut. Hal ini dengan kelakuan Carrie yang berusaha menutupi kegrogiannya tersebut dengan mengemil “Mara-mara” sejenis kacang khas Abu Dhabi secara berulang-ulang. Melalui gambar 4.20, Carrie berhasil dicium oleh Aidan, dan Carrie menerima ciuman itu dengan baik, yang ditunjukkan melalui kode Carrie mau mendekatkan bibirnya ke bibir Aidan, dan terlihat mata Carrie yang tertutup, menunjukkan bahwa Carrie menikmati ciuman tersebut. Pada gambar diatas diambil secara close up, bahwa film ini ingin menunjukkan bahwa film ini sedang menunjukkan kedekatan mereka dengan memfokuskan kepada mereka berdua. Selain itu, pada gambar-gambar tersebut, menunjukkan kejadian yang sedang mereka alami, dilakukan pada malam hari, kode tersebut menunjukkan bahwa adanya keintiman diantara mereka berdua. Dan latar belakang pada gambar tersebut terlihat 123 gemerlap lampu-lampu kota yang terlihat seperti redup, kode ini menunjukkan bahwa adanya adegan romantis pada saat scene ini berlangsung. Ini menunjukkan bahwa Andy adanya kebebasan seks terhadap laki-laki lain yang bukan pasangannya, diatas ikatan hubungan heteroseksual yang merupakan simbol kemandirian dan perlawanan terhadap hegemoni laki-laki, dalam pemikiran feminisme radikal kultur Tong, 1998. Dalam norma patriarki yang sebenarnya, seorang perempuan muda apalagi dewasa, seharusnya membangun hubungan heterseksual dengan laki-laki dan segera menikah Widijanto, 2005. Namun dalam film “Sex And The City 2” terdapat kebebasan seksualitas antara Carrie dengan pasangannya dan laki-laki lain, ini menunjukkan pemberontakan terhadap tatanan etika dan moralitas sosial patriarkal yang membelenggu perempuan. Kejadian berciuman yang dilakukan Carrie bersama Aidan menyebabkan penyesalan akan diri Carrie. Karena keadaaan jiwanya yang sedang labil membuat Carrie melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukannya dan menyebabkan dia merasa bersalah terhadab Big suaminya. Carrie memutuskan untuk menelpon Big untuk meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Penyesalan Carrie ini ditunjukkan melalui gambar sebagai berikut: Gambar 4.21. Sumber : Film “Sex And the City 2” 124 Gambar 4.22. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.23. Sumber : Film “Sex And the City 2” Melalui gambar 4.21 sampai 4.23 dalam film “Sex And The City 2”, terlihat kode diamana ekspresi wajah Carry yang menyesali perbuatannya yang telah mengingkari janji setia perkawinannya dengan Big karena telah mencium Aidan, mantan kekasihnya dulu. Kode penyesalan itu terlihat dimana ekspresi wajah carry yang memperlihatkan mata Carry terlihat sayu, kepala Carry yang tertunduk atau melihat ke bawah, dan raut kecemasan yang terlihat jelas di wajahnya. Teknik pengambilan gambarnya medium shot, dimana dalam gambar 4.21 sampa 4.23 ingin memperlihatkan dengan jelas sisi ekspresif dan sisi emosi Carry Naratama, 2004. 125 Kode lain yang menunjukkan penyesalan Carry adalah melalui dialog antara Carry yang sedang menelpon Big, sebagai berikut: CARRY: Kami berciuman..Aku tidak bermaksud apapun.. Dan itu hanya sebentar..Dan aku muak dengannya.. Dan gadis-gadis bilang aku tidak seharusnya memberitahumu..Karena itu hanya ciuman.. Tapi aku mengatakan pada mereka aku tidak bisa mnyembukan rahasia darimu..Kita tidak ada rahasia.. Rahasia akan memperburuk..Jadi aku mengatakan padamu.. Dan aku merasa buruk..Maafkan aku.. BIG: Aku sedang bekerja di sini, dah.. Sumber : Film Sex And The City 2 Melalui kode ini terlihat sekali bahwa Carry menyesal dengan mengucapkan minta maaf. Dan apa yang telah dilakukannya adalah salah. Karena Kekecewaannya terhadap tulisan tentang dirinya di NewYorker dan keputusan Big yang mengatakan tentang waktu libur dua hari di kehidupan pernikahan mereka membuat dia mencari kesenangan dan pelarian dengan Aidan dan telah melupakan janji hubungannya dengan Big sebagai kekasihnya dan suaminya. Dan melalui perkataan ini terlihat bahwa Carry takut dengan merahasiakan sesuatu dari Big dan itu akan merusak hubungannya dengan dan berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Big sebagai suaminya. 126 Ini semua menunjukkan bahwa kaum partiarkal masih kuat dalam hubungan berumah tangga. Dan masih adanya pembatasan-pembatasan bagi perempuan untuk meletakkan dirinya sejajar dengan laki-laki Tong, 1998. Perempuan ibarat seorang pemilik yang tidak memiliki dirinya. Pandangan seperti ini, mengenai istri adalah milik suami, membawa dampak yang sangat besar bagi gambar diri seorang perempuan. Perempuan cenderung menerima saja perlakuan diskriminatif terhadap dirinya, karena menganggap dirinya pantas mendapatkannya. Dalam pandangan feminisme radikal, pemahaman ini dianggap sebagai “moralitas korban perempuan” Tong,1998. Selain hubungan dengan pasangan, dalam film Sex And The City 2 ingin juga memperlihatkan bagaimana hubungan perempuan yang sangat bekerja keras dengan anak-anak mereka. Sejak jaman dulu, peran perempuan dianggap sebagai peran reproduksi dan mothering, hal ini disebabkan oleh kondisi biologis perempuan yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan mempunyai alat dan proses reproduksi yang dianugerahkan oleh alam peran reproduksi yang kodrati, sehingga pesan mengasuh anak pun menjadi identik dengan perempuan. Melalui film ini, Miranda sebagai perempuan yang mempunyai karier tetap memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, dan segala kegiatannya, karena bagaimanapun, seorang ibu ingin melihat kebahagiaan anak-anaknya. Ini semua terlihat melalui gambar 4.24 sampai dengan 4.27. 127 Gambar 4.24. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.25. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.26. Sumber : Film “Sex And the City 2” 128 Gambar 4.27. Sumber : Film “Sex And the City 2” Kode-kode yang ditunjukkan pada gambar 4.24 dan gambar 4.25 dalam film ini adalah dimana Miranda sedang melakukan hal penting dalam hidupnya dengan memutuskan untuk berhenti bekerja dan menghadiri kegiatan lomba yang dilakukannya anaknya di sekolah. Melalui kode kostum yang digunakan Miranda dalam film ini adalah busana formal dan simple yang menunjukkan dia adalah seorang pekerja professional dalam karirnya. Melalui kode ekspresi, Miranda terlihat bersemangat dan bahagia ketika melihat anaknya memenangkan lomba tersebut. Hal ini terlihat melalui mata nya yang berbinar-binar dan mulutnya yang terbuka lebar. Kode pengambilan gambar melalui cara kerja kamera dalam film ini juga menunjukkan medium close up, dimana cara pengambilan kamera ini inginperlihatkan sisi emosi yang sedang terjadi pada obyek yang sedang diambilnya Sumarno, 1996. Gambar yang tampak dalam gambar 4.26 terlihat bahwa anak Miranda memenangkan lomba karya yang diadakan di sekolahnya. Karena hari itu adalah hari yang penting bagi anaknya Miranda memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan menghadiri acara tersebut. 129 Melalui kode-kode diatas pada gambar 4.27 film “Sex And The City 2”, menandakan bahwa cinta Miranda sebagai seorang ibu sangat besar terhadap anaknya. Ini ditunjukkan juga melalui dialog yang Miranda katakana kepada suaminya Steve, dimana Miranda merasa sangat bangga dan berhasil sebagai seorang ibu ketika melihat anaknya memenangkan lomba karya di sekolahnya. Dialog tersebut adalah sebagai berikut: Miranda : Aku berhasil..Aku tidak pernah berhasil sebelumnya.. Steve : hanya mengangguk dan tertawa bahagia Sumber : Film “Sex And The City 2” Melalui dialog ini, terlihat Miranda sangat senang dan bahagia melihat kemenangan anaknya. Miranda merasa berhasil berperan sebagai ibu terhadap anaknya. Ideologi feminisme liberal berdasarkan Betty Fridean menyatakan bahwa sikap Miranda dianggap sebagai The Feminine Mytique, penghargaan yang terlalu tinggi terhadap peran reproduksi dan mothering, dan pemahaman bahwa keduanya merupakan jawaban terhadap seluruh kebutuhan dan keinginan perempuan Tong,1998. Selama ini Miranda kurang member perhatian terhadap anaknya karena kesibukan karirnya. Setelah Miranda merasa tidak dihormati oleh pimpinannya di dunia kerjanya dan dia merasa gagal samapai dia memutuskan untuk berhenti dan melihat anaknya di perlombaan sekolahnya. Pada saat itulah Miranda untuk pertama kalinya merasa berhasil dalam hidupnya ketika melihat anaknya juara lomba tersebut. Dia merasa kebahagiaan yang luar biasa terlihat dari ekspresi wajahnya pada kode gambar di atas. 130 Yang terakhir penulis ingin membicarakan kehidupan para perempuan dengan hubungannya dalam dunia sosial. Feminisme juga bisa terjadi dalam hubungan dunia sosial, dimana perempuan juga dapat menjalin hubungan yang sama rata dengan laki-laki. Dapat duduk bersama bersama laki-laki. Tertawa atau bahkan perempuan dapat mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada laki-laki, tanpa basi-basi. Dalam film “Sex And The City 2”, dapat menunjukkan bahwa perempuan dapat duduk sama rata dengan laki-laki tanpa perlu adanya perbedaan atau ruang antara perempuan dan laki-laki. Dalam hubungan dunia sosial, sebelum adanya feminisme, terdapat ruang-ruang yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan, ruang laki-laki dianggap sebagai ruang yang dominan dan perempuan dianggap sebagai ruang yang subordinat. Melalui film “Sex And the City 2”, ingin menunjukkan bahwa tak ada ruang antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan dunia sosial mereka. Ini ditunjukkan melalui gambar sebagai berikut: Gambar 4.28. Sumber : Film “Sex And the City 2” 131 Gambar 4.29. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.30. Sumber : Film “Sex And the City 2” Melalui gambar 4.28 sampai dengan gambar 4.30 dalam film “Sex And The City 2”, terdapat kode-kode yang terlihat Carry bersama sahabat-sahabat dan keluarganya sedang makan bersama. Melalui gambar 4.28 sampai gambar 4.30, memperlihatkan mimik wajah mereka yang bahagia diperlihatkan melalui bibir mereka yang terbuka lebar, sorot mata mereka yang mengeluarkan cahaya, menandakan adanya kebahagiaan antara mereka. Cara pengambilan kamera yang ditunjukkan pada gambar diatas, diambil secara medium Long Shot, menunjukkan bahwa dalam film “Sex And The City 2” ingin menunjukkan profil setiap pemain, dan ingin melihatkan emosi yang dialami mereka, serta menunjukkan adanya 132 kedekatan antara mereka semua, menunjukkan adanya keakraban di dalam pertemanan mereka Naratama, 2004. Kode-kode yang ditunjukkan pada gambar diatas, memperlihatkan adanya kode aksi, dimana mereka sedang melakukan aksi meminum wine, ini ditunjukkan melalui kode setting property yang terdapat di dalam gambar 4.28 sampai dengan 4.30 terdapat gelas wine di tangan mereka, wine sendiri memiliki arti adanya suatu perayaan. Dan yang sedang mereka lakukan adalah perayaan karena keberhasilan mereka melalui dan memecahkan masalah yang mereka hadapi baik dalam hubungan dunia kerja, keluarga dan pasangan. Arah pengambilan kamera pun melihatkan long shot dan mereka berdiri sama rata dan saling berhadapan, dimana melalui kode ini, memperlihatkan bahwa perempuan dapat sama rata dengan laki-laki, dan laki-laki mengakui adanya perempuan, bahwa mereka bisa diajak bersosialisasi dengan baik tanpa memandang rendah perempuan. Melalui kode-kode diatas, memperlihatkan bahwa tak ada ruang antara perempuan dan laki-laki, perempuan dan laki-laki dianggap sama rata. Bahwa perempuan dan laki-laki dapat bersosialisasi tanpa membedakan satu sama lain. Melalui gambar sebagai berikut, film “Sex And the City 2” ingin memperlihatkan, bahwa sosialisasi antara laki-laki dan perempuan, sudah tidak ada ruang pemisah. 133 Gambar 4.31. Sumber : Film “Sex And the City 2” Gambar 4.32. Sumber : Film “Sex And the City 2” Melalui gambar 4.31 dan gambar 4.32 dalam film “Sex And the City 2”, melihatkan kode setting dimana antara laki-laki duduk bersebelahan dengan perempuan. Bukan antara laki-laki dengan perempuan saja, tetapi, terlihat kaum kulit putih dan kaum kulit hitam duduk bersama. Melalui kode ekspresi terlihat adanya kebahagiaan diantara mereka, ini diperlihatkan melalui adanya senyuman yang dikeluarkan dari wajah mereka, dengan ditunjukkan melalui mulut mereka yang terbuka lebar, adanya tepukan tangan. Kode lain yang menunjukkan adanya sosialisasi yang baik adalah, melalui kode kostum yang digunakan oleh kaum 134 perempuan dan laki-laki menggunakan pakaian yang berwarna hitam dan emas dimana semuanya berpakaian resmi. Melalui kode setting tampak latar belakang yang tampak melalui gambar di atas adalah terlihat mewah, kode ini ditunjukkan melalui warna yang digunakan. adalah warna emas. Emas dianggap warna yang mewah karena barang tambang ini mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan perak dan logam yang. Keadaan seperti ini menunjukkan golongan kelas atas, dimana dalam film “Sex And the City 2” , sosialisasi yang terjadi adalah sosialisasi kaum menengah keatas. Melalui gambar 4.31 film “Sex And the City 2”, juga ingin menyatakan adanya feminisme global dalam film ini, dimana feminisme global ingin menyatakan bahwa perempuan untuk memahami apa yang menyatukan perempuan bersama, perempuan harus pertama-tama memahami apa yang membedakan mereka. Perempuan tidak dapat bekerja sama sebagai manusia yang sejajar untuk menyelesaikan isu-isu yang berhubungan dengan mereka, kecuali jika perempuan pertama-tama menyadari kedalaman perbedaan mereka, dimana harus ada kesatuan di dalam diri perempuan Tong,1998. 135

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN