Pengertian Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Sumut Sejahtera

BAB IV PEMBERIAN KREDIT TANPA AGUNAN PADA PRODUK KREDIT

PEDULI USAHA MIKRO KPUM SUMUT SEJAHTERA DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA PERKREDITAN

A. Pengertian Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Sumut Sejahtera

1. Latar Belakang KPUM Sumut Sejahtera Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Sumut Sejahtera merupakan salah satu produk kredit yang dikeluarkan oleh Bank Sumut selaku bank daerah di Sumatera Utara dulu bernama Bank Pembangunan Daerah Sumatera UtaraBPDSU. Kredit Peduli Usaha Mikro tersebut merupakan suatu replikasi dari prloduk kredit yang berasal dari Bangladesh yaitu Grameen Bank. Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collaterall. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia terutama di negara Asia dan Afrika. Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan. 72 72 http:id.wikipedia.orgwikiBank_Grameen Akses Tanggal 5 April 2011 Universitas Sumatera Utara 2. Konsep Perkreditan Grameen Bank Gramen Bank merupakan suatu produk kredit yang digagas Oleh Muhammad Yunus untuk ditujukan kepada perempuan-perempuan miskin di Bangladesh. Metode yang digunakan Grameen Bank ini berupa group lending, group sanction atau collateral. Berbeda dengan sistem dan prinsip bank konvensional, cara kerja Grameen Bank melalui pemberian kredit kepada orang miskin, yang sebagian besar tidak berpenghasilan tetap. Grameen Bank merancang kredit mikro berbasis kepercayaan bukan kontrak legal. Konkretnya, peminjam diminta membuat kelompok yang terdiri dari lima orang dengan satu pemimpin. Pinjaman diberikan secara berurutan dengan catatan orang kedua baru bisa meminjam setelah pinjaman orang pertama dikembalikan. Pembayaran pinjaman yang dilakukan Grameen Bank diberikan kepada suatu kelompok miskin, dan pembayarannya juga melalui kelompok itu. Jika terdapat nasabah yang tidak mampu membayar, maka teman dalam satu kelompoknya harus membantu supaya orang tersebut mampu membayar. Selain itu, kelompok peminjam dituntut membuat berbagai agenda sosial yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.Ada kombinasi antara modal uang dan modal sosial. 73 Dari banyak studi sudah diketahui bahwa lemahnya akses kredit bagi penduduk termiskin memang terletak pada kendala penyediaan agunan. Bagaimana bila debiturmasyarakat tidak memiliki agunan?. Cara yang termudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman uang yang tidak bertele-tele adalah dari rentenir. Rentenir memang memiliki beberapa keunggulan diantaranya gigih 73 h ttp:www.mudrajad.comuploadGrameen_Bank2020lemb20keuangan20mi kro.pdf Tanggal akses 30 Maret 2011 Universitas Sumatera Utara menjaring nasabah, aktif dan rajin memberi kredit dan tentu saja juga rajin menagih. Hal yang tidak betele-tele itu penting bagi sebagian besar masyarakat Bangladesh yang miskin dan masih buta huruf. Gaya rentenir ini yang coba diterapkan oleh Prof. Yunus dalam Grameen Bank. Akan tetapi bukan semata- mata melegalkan rentenir karena ada perbedaan mendasar. Perbedaan paling mendasar adalah Grameen Bank hanya mengenal tiga jenis kredit yaitu, kredit untuk menciptakan pendapatan income generating yang produktif, kredit untuk membangun rumah dan kredit musiman untuk menanam tanaman musiman. Dalam kasus rentenir yang paling dominan adalah kredit untuk konsumsi yang sama sekali tidak produktif Teori lingkaran setan kemiskinan vicious circle of poverty karya Ragnar Nurkse mengajarkan bahwa adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. 74 74 Ibid,. Rendahnya pendapatan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya seperti lingkaran yang tidak berujung. Fenomena kemiskinan struktural dan kultural semacam ini menggambarkan bagaimana kaum miskin tetap miskin karena dia miskin, dan demikian terus berlaku secara turun-temurun tanpa menemukan jalan keluar. Si miskin juga tetap makin terjerat dalam kubangan kemiskinan karena mereka Universitas Sumatera Utara mendapatkan pinjaman uang dari pelepas uang lintah darat, mindring, atau perantara, yang menagih cicilan dan bunga tinggi. 75 Dengan konsep Grameen Bank Yunus mengembangkan konsep kredit mikro yaitu memberi pinjaman skala kecil tanpa agunan untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem kelompok solidaritas. Kelompok- kelompok itu mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama 76 a. Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan; Grameen Bank yang berasal dari kata Grameen berarti ”pedesaan” atau ”desa” dalam bahasa Bangla memiliki tujuan sebagai berikut: b. Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang; c. Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di pedesaan Bangladesh; d. Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin, dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan e. Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno ”berpenghasilan rendah, tabungan rendah, dan rendah investasi”, ke dalam lingkaran yang baik dari ”pendapatan lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi. 77 75 Ibid,. 76 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789220633Chapter20II.pdf Tanggal akses 30 Maret 2011 77 MF Sembiring , Peranan Sistem Grameen Bank dalam Rangka Peningkatan Perekonomian dalam http:repository.usu.ac.idbitstream123456789220633Chapter20II.pdf Akses Tangal 02 Mei 2011 s Universitas Sumatera Utara 3. Pihak Debitur Dalam Grameen Bank Ada beberapa hal mendasar yang membuat Grameen Bank memilih kaum perempuan sebagai target grup. Pertama, dari segi ketenagakerjaan, umumnya perempuan bukan angkatan kerja yang produktif. Sehingga dengan bantuan kredit mereka dapat mengerjakan usaha produktif disela mengurus rumah tangganya. Kedua, secara kultural perempuan yang terbiasa mengurus ekonomi rumah tangga memiliki potensi sebagai “manajer keuangan”. Ketiga, secara emosional mereka dapat dekat dengan anak-anaknya, baik dalam hal nutrisi maupun pendidikan. Lewat kaum perempuan inilah diharapkan perubahan yang mendasar dapat dimulai Perempuan dipilih karena memiliki naluri yang alami dalam mengurus keuangan keluarga di mana penghasilan suami harus didayagunakan sebaik- baiknya untuk mencukupi belanja rumah tangga, biaya sekolah anak dan sebagainya. Dalam lingkungan sosial suatu rumah tangga diyakini akan berjalan lebih baik apabila peran perempuan seorang ibu dapat berjalan dengan baik dalam hal mengurus suami, mengurus anak-anak dan mengurus rumah. Apabila dapat mengurus sebuah keluarga dengan baik tentunya perempuan diharapkan dapat mengurus usaha dengan bijaksana sehingga akan memberikan hasil terbaik. Hubungan bank dengan calon anggotanya dimulai dengan calon anggotanya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan termasuk mengajari membaca dan menulis, pengenalan usaha, dan pelatihan Tetapi, sebagian besar nasabah adalah mereka yang sudah memiliki keterampilan di suatu bidang usaha, seperti kerajinan rumah tangga, pertanian, peternakan dan Universitas Sumatera Utara perdagangan. Anggota yang mempunyai keahlian ini akan mengajari keahliannya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok atau mengajari kelompok lainnya. Setelah itu baru diakukan penandatanganan beberapa butir kesepakatan yang menjadi tujuan bersama. 78 Program pembiayaan mikro tanpa agunan yang diinisiasi oleh Bank Sumut ini berawal di Nias pasca terjadinya gempa bumi yang memporak-porandakan perekonomian masyarakat di pulau terluar Sumatera Utara itu Nias pada akhir tahun 2004. Dengan dukungan technical assintence dari Asian Developmen Bank ADB, Bank Sumut lalu mengembangkan model pembiayaan replikasi pola Grameen Bank yang kemudian diberi nama Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Penerapan sistem Grameen Bank menggunakan prinsip antara lain tanpa surat perjanjian. Kepercayaan adalah hal utama dalam pelaksanaannya dab tidak ada pemberlakuan sanksi. Sistem Grameen Bank bertujuan untuk membuat sistem perbankan yang adil, pro rakyat miskin, dan pro perempuan. Berdasarkan kenyataan tersebut, Grameen Bank di bangun atas dasar empat prinsip berikut: Pertama: bantuan kredit diberikan tidak perlu ada jaminan agunan dan atau penjamin. Kedua tidak ada sanksi hukum bila anggota tidak bisa mengembalikan pinjaman dan kredit tersebut dihibahkan bila anggota meninggal dunia. Ketiga anggota tidak perlu datang ke kantor untuk mengurus pinjamannya, tetapi justru petugas yang mendatangi mereka dalam pertemuan rembug pusat. Keempat: prosedur perkreditan dibuat sesederhana mungkin, dengan tidak menggunakan banyak formulir yang tidak dimengerti oleh anggota 78 Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Umum, hal.64 Universitas Sumatera Utara Sumut Sejahtera guna memulihkan kembali perekonomian keluarga prasejahtera di kabupaten Nias. 79

B. Sistem Perkreditan Pada Kredit KPUM Sumut Sejahtera