8. Dilihat dari segi dokumen fasilitas kredit yaitu kredit dokumenter berupa
fasilitas kredit yang dikeluarkan oleh bank untuk transaksi LC baik didalam negeri maupun diluar negeri.
C. Para Pihak Dalam Perkreditan
Suatu proses perjanjian, tentunya ada beberapa pihak yang dilibatkan dalam pemberian kredit perbankan, baik yang terllibat langsung dalam proses
kredit maupun sebatas sebagai pengawas. Adapun pihak-pihak dalam perkreditan tersebut adalah:
1. Pihak pemberi pinjaman Kreditur
Kreditur secara terminologi adalah para pihak baik itu berupa perorangan, organisasi, perusahaan atau golongan pemerintah sekalipun yang
memiliki tagihan kepada pihak-pihak lain pihak kedua atas properti atau layanan jasa yang diberikannya biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian
dimana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang
berhutang, dalam arti sempit, maka yang dimaksudkan dengan Kreditor adalah
pihak yang memiliki tagihan atau hak tagih berupa pembayaran sejumlah uang yang hak tersebut timbul semata-mata dari perjanjian utang-piutang
.
29
Sebagai pihak yang menerima simpanan dari masyarakat, maka dapat dikatakan Bank memiliki fungsi maupun kewajiban sebagai media intermediasi
antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana untuk kemudian disalurkan
29
Herna Pardede, Pengertian Debitor dan Kreditor dalam
http:hernathesis.multiply.comreviewsitem16 Tanggal akses 20 Maret 2011
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dalam hal ini perbankan bertindak sebagai pihak pemberi kredit atau sering disebut dengan kreditur.
2. Pihak Peminjam Debitur
Pihak lainnya dalam kredit terutama kredit perbankan tentunya saja pihak peminjam atau sering disebut juga dengan debitur atau pihak yang berutang.
Dalam penilaian kualitas debitur, makaperbankan akan melihat kualitas daripada debitur yang bersangkutan. Karakter debitur tidak diragukan lagi adalah faktor
yang paling penting untuk dipertimbangkan jika suatu bank ingin memberikan kredit. Apabila debitur tidak jujur, sering bertindak curang, ataupun tidak
memiliki kompetensi, maka kredit yang dinikmatinya pasti tidak akan berhasil alias macet.
30
Penentuan eligible atau bankable tidaknya seseorang atau suatu perusahaan tergantung seberapa banyak informasi akurat yang dimiliki bank
tentang calon peminjam. Secara klasik, bank menggunakan pendekatan 5C yaitu Charakter watak, Capacity kemampuan berwirausaha debitur, Capital
Modal, Conditions Kondisi ekonomi dan sosial disekitar debitur dan Collateral Jaminan untuk menilai calon nasabah peminjam debitur. Pendekatan dalam
pemberian kredit ini telah digunakan sejak lama dan masih terus dipergunakan sampai saat ini. Hal ini menandakan bahwa prinsip-prinsip yang dikandungnya
masih relevan dengan kondisi sekarang. Five C’s of credit begitu nama populernya, digunakan untuk menilai character, capacity, capital, conditions dan
collateral nasabah debitur.
31
30
Zulkarnain Sitompul, Prinsip Pemberian Kredit 5C dalam
http:zulsitompul.files.wordpress.com200706biro-kredit.pdf Tanggal akses 20 Maret 2011
31
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Penilaian karakter debitur meliputi aspek kompetensi, identifikasi, kematangan sosial dan keuangan, kejujuran dan tanggung jawab. Hal ini bukan
sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Bank misalnya, harus mampu menilai bahwa calon debitur adalah orang yang jujur dan dapat diandalkan. Untuk itu,
bank membutuhkan track record dari debitur yang bersangkutan. Pentingnya informasi tentang debitur sebagaimana dikemukakan di atas menjadi alasan bagi
Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 78PBI 2005 tentang Sistem Informasi Debitur pada tanggal 24 Januari 2005.
32
D. Resiko-Resiko Dalam Kredit Perbankan