Sumut Sejahtera guna memulihkan kembali perekonomian keluarga prasejahtera di kabupaten Nias.
79
B. Sistem Perkreditan Pada Kredit KPUM Sumut Sejahtera
Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Sumut Sejahtera merupakan salah satu produk kredit yang dikeluarkan oleh Bank Sumut dengan segmentasi yang
berfokus pada usaha kecil. Alasan peluncuran kredit tersebut dilakukan Bank Sumut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha mikro yang
selama ini kesulitan dalam hal permodalan dan tidak bankable. Pemberian kredit KPUM Sumut Sejahtera berbeda dengan kredit lainnya karena diajukan secara
berkelompok, dengan target debitur semuanya perempuan dan dilaksanakan tanpa adanya suatu agunan tambahan yang berupa harta benda setidaknya dalam tahap
pertama pemberian pinjaman. Tahap awal perkreditan Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM Sumut
Sejahtera yang dirintis oleh Bank Sumut adalah penyatuan para debitur agar memiliki kesamaan visi dan misi dalam hal pengelolaan pinjaman yang akan
diberikan nantinya. Dalam hal pemberian kredit KPUM Sumut Sejahtera oleh Bank Sumut, debitur yang disyaratkan adalah kaum perempuan baik yang sudah
menikah ataupun belum dan memiliki usaha yang dijalankan. Syarat lainnya adalah bahwa perempuan-perempuan tersebut tidak sedang memiliki pinjaman di
bank lain ataupun tidak pernah memiliki catatan kredit macet di bank lain baik yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh suamiistri.
79
Harian Bisnis Indonesia, Kisah Dibalik Program KPUM Sumut Sejahtera Bank Sumut http:www.bataviase.co.idnode480021 Tanggal akses 30 April 2011
Universitas Sumatera Utara
Perempuan-perempuan tersebut kemudian dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil dan kemudian disatukan dalam satu kelompok besar
yang terdiri atas beberapa sub-sub kelompok kecil. Persyaratan menjadi anggota dalam kelompok tersebut diantaranya adalah bahwa perempuan-perempuan
tersebut tidak terikat hubungan saudara atau keluarga dan masih bertempat tinggal dalam jarak dekat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk KTP.
Setelah kelompok keuangan mikro tersebut terbentuk, maka kemudian setiap anggota kelompok keuangan tersebut diwajibkan untuk mengikuti
pertemuan yang diadakan rutin paling sedikit seminggu sekali. Kelompok keuangan mikro tersebut juga membentuk dan memilih serta mengangkat ketua,
sekretaris dan bendahara untuk mewakili dan mengatur setiap anggota dalam setiap kelompok. Fungsi ketua, sekretaris dan bendahara dalam kelompok tersebut
juga sebagai penggerak dan motivator untuk mengingatkan dan juga menagih apabila ada anggota kelompok yang menunggak pembayaran dengan sengaja.
Setelah kelompok keuangan terbentuk, menjalani pertemuan dan dinyatakan layak untuk diberikan kredit, maka tahapan selanjutnya adalah setiap
kelompok wajib membuka rekening atas nama kelompok sebagai simpanan wajib dan juga rekening atas nama pribadi sebagai simpanan sukarela. Simpanan wajib
tersebut dimaksudkan untuk tempat pengucuran kredit yang diberikan dan juga sebagai tempat pembayaran cicilan kredit yang diberikan. Adapun simpanan
sukarela dimaksudkan agar menumbuhkan budaya menabung antar anggota kelompok. Hal ini dikarenakan tujuan KPUM Sumut Sejahtera bukan hanya
Universitas Sumatera Utara
membantu menyediakan modal usaha namun juga berusaha mensejahterakan anggotanya.
Pinjaman yang diberikan oleh Bank Sumut kepada anggota kelompok juga tidak langsung diberikan kepada seluruh anggota dalam kelompok tersebut namun
diberikan secara bertahap kepada bagian dari anggota sub-sub kelompok. Tahap pertama pinjaman akan diberikan kepada beberapa anggota dari suatu sub
kelompok, pinjaman tahap kedua akan diberikan apabila cicilan pelunasan dari pinjaman tahap pertama. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin pelunasan dan
kemampuan membayar dari debitur anggota kelompok. Pinjaman secara bertahap tersebut juga dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling mengawasi
pemberian kredit dikarenakan kelompok tahap kedua hanya akan dapat dicairkan pinjamannnya jika kelompok tahap pertama telah berjalan lancar.
Meskipun sistem pinjaman yang diberikan dilakukan secara berkelompok dan pengembalian secara tanggung renteng, pihak bank tetap mengutamakan
prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kreditnya. Debitu-debitur perempuan tersebut juga tetap harus lulus dalam pemeriksaan melalui Sistem Informasi
Debitur SID untuk memastikan bahwa debitur tidak pernah memiliki riwayat kredit yang menunggak macet baik yang dilakukan oleh debitur sendiri maupun
keluarga debitur suami dan anak. Selain itu setiap permohonan pinjaman yang diajukan oleh debitur juga harus diketahui oleh keluarga dengan adanya
persetujuan suami misalnya bagi yang telah berkeluarga agar masing-masing keluarga debitur juga mengetahui dan turut bertanggung jawab terhadap pinjaman
yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Kaitannya dengan prinsip pemberian kredit 5C adalah bahwa penilaian aspek The five C of Credit yang dilakukan oleh bank dilakukan pada tahap
pembentukan kelompok dan pertemuan-pertemuan yang wajib diikuti oleh debitur sebelum dan sesudah kredit dicairkan. Character karakter debitur dinilai dari
kesungguhan dalam mengikuti program yang dibuktikan dengan kehadiran rutin dalam pertemuan dan keseriusan dalam menabung di simpanan sukarela, Capital
Modal didapat dari usaha yang telah dirintis sehingga bank tidak semata-mata menanggung keseluruhan modal usaha debitur, Capacity kemampuan dalam hal
mengelola usaha dilihat berdasarkan berapa kemampuan debitur dalam menghasilkan omzet usaha, Collateral Jaminan yang disyaratkan dalam
pemberian kredit tersebut adalah berupa usaha yang dibiayai, kesepakat tanggung renetng antar anggotanya dan juga tabungan wajib kelompok yang dicicil setiap
minggunya. Adapun Condition lebih menitik beratkan pada aspek kondisi ekonomi dan kelayakan usaha, misalnya pinjaman yang diberikan kepada debitur
tidk dapat diberikan terhadap usaha debitur yang tergolong musiman.
C. Jaminan Dalam Hal Pemberian kredit sumut Sejahtera