Pengujian Kecocokan Model Seleksi Model

Kemudian, jika diasumsikan dari model di atas interaksi XY ij  , XZ ik  , XZ ik  , YZ jk  , serta XYZ ijk  bernilai 0, maka hal ini berarti , X , Y dan Z secara masing-masing tidak berasosiasi dan hanya main effects efek utama nya saja yang berhubungan secara independen. Model loglinier independen untuk tiga faktor dapat ditulis sebagai berikut: Z k Y j X i ijk m         ˆ log 2.14 Uji keindependenan model loglinier untuk tiga faktor, yaitu: k j i ijk P P P P H .. . . .. :  k j i ijk P P P P H .. . . .. 1 :  Statistik uji yang digunakan adalah uji Chi-Square dengan rumusan sebagai berikut:      i j k ijk ijk ijk m m Y ˆ ˆ 2 2  2.15 dengan: ijk Y = Observasi pada variabel i, j, dan k ijk m ˆ = Frekuensi yang diharapkan untuk ijk Y degree of freedom adalah I-1J-1K-1 dan diambil  = 0,05 Kriteria Uji: Tolak H jika 2  hitung      ; 2 df dengan kata lain terdapat asosiasi antar ketiga variabel dan terima H jika 2  hitung     ; 2 df dengan kata lain model Z k Y j X i ijk m         ˆ log diterima.

2.4 Pengujian Kecocokan Model

Pengujian analisis model loglinier dapat dilakukan dengan dua pendekatan uji statistik yang ada, yaitu uji Chi-Square dan uji Rasio Likelihood 2 G . Universitas Sumatera Utara 1. Pendekatan Uji Chi-Square Uji Chi-Square yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari tiga variabel yang diselidiki dapat ditulis sebagai:      i j k ijk ijk ijk m m Y ˆ ˆ 2 2  2.16 2. Pendekatan Uji Rasio likelihood 2 G Pendekatan ini digunakan untuk menguji kecocokan model yang memperhatikan ada atau tidaknya interaksi antar variabel. Dengan kata lain uji ini melihat seberapa cocok model dengan data. Untuk tabel tiga faktor dapat ditulis sebagai berikut:       i j k ijk ijk ijk m Y Y G ˆ ln 2 2 2.17 degree of freedom nya disesuaikan dengan model yang terbentuk selama proses seleksi dan diambil 05 ,   Kriteria uji: Tolak H jika 2  atau 2 G      ; 2 df atau p-value  yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antar interaksi variabel ataupun komponen yang sedang diuji sehingga menyebabkan adanya depedensi dan terima H jika 2  atau  2 G     ; 2 df yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan. Pengujian statistik rasio likelihood ini tidak hanya dapat digunakan untuk menguji satu model saja, tetapi juga dapat digunakan terhadap dua model untuk melihat perubahan nilai yang ada. Pada titik ini uji rasio likelihood dapat digunakan untuk membandingkan model secara keseluruhan dengan model yang lebih rendah yaitu membandingkan model lengkap dengan satu interaksi atau pengaruh utama yang lebih rendah untuk menilai hubungan diantara kedua model itu. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut Jeansonne, 2002: Universitas Sumatera Utara     1 2 2 2 2 M G M G G an perbanding   2.18   2 2 M G = statistik likelihood 2 G untuk model 2   1 2 M G = statistik likelihood 2 G untuk model 1 Derajat kebebasan degree of freedom = derajat kebebasan model 2 - derajat kebebasan model 1.

2.5 Seleksi Model

Bagian ini menjelaskan tentang strategi untuk memilih model loglinier setelah variabel kategorik diselidiki. Strategi dasar dalam pemodelan loglinier melibatkan model yang cocok untuk frekuensi yang diamati dalam tabulasi silang variabel kategorik. Model kemudian dapat diwakili oleh satu set frekuensi harapan yang mungkin. Setelah frekuensi harapan diperoleh, kemudian membandingkan model- model yang hirarkis satu sama lain dan menyeleksi model yang terbentuk yang merupakan model yang paling signifikan yang sesuai dengan data. Dalam hal pengerjaannya proses seleksi untuk memilih model akan menjadi sulit bersamaan dengan meningkatnya jumlah variabel karena terjadinya peningkatan yang pesat dalam asosiasi yang mungkin dan interaksi yang ada. Pencocokan semua model yang mungkin menjadi tidak praktis ketika jumlah variabel kategorik melebihi tiga. Oleh karena itu, seleksi model bertujuan untuk menyeimbangkan dua tujuan yang membahas beberapa hal di bawah ini Friel, 2005: a. Permasalahan mengenai komponen manakah dari model yang signifikan. b. Manakah model yang paling cocok dengan data yang digunakan. Maka dari itu, terdapat dua metode yang digunakan untuk menentukan signifikansi dari komponen-komponen dalam model yaitu dengan dengan Metode Hirarkis Backward dan Metode Forward. Universitas Sumatera Utara

2.6 Metode Hirarkis Backward