banyak diantara mereka yang memiliki hak politik menganggap pemimpin hanya memberiakan janji ‘palsu’. Asumsi ini timbul dari kejenuhan masyarakat yang
melihat perilaku aktor politik lokal dan nasional yang tidak melakukan kewajibannya dalam menjalankan amanah untuk membela kepentingan
masayarakat. Tapi dalam perjalannya bila kita telisik lebih jauh lagi kebanyakan alasan
masyarakat di kelurahan Titi Rante tidak menggunakan hak suaranya dikarenakan adanya kepentingan individual lainnya, baik hari libur Pilkada dijadikan
momentum untuk liburan atau tidak memiliki waktu karena kesibukan akan urusan domestik rumah tangga. Di-sisi lain kita juga akan melihat bahwa mereka
yang tidak menggunakan hak suaranya lebih kepada karena calon yang hadir tidak memiliki kedekatan secara suku sebuah ciri politik primordialisme yang masih
saja ada di tengah pentas politik di Indonesia.
3.2. Peran Media Massa
Elemen dari sebuah tahapan demokrasi yaitu disaat media menempatkan perannya dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Isi media dalam
memberikan informasi secara luas mengenai Pilkada juga mendorong terciptanya kesadaran orang untuk menentukan pilihannya. Rendahnya intensitas mengenai
kampanye peristiwa politik dan penyelenggaraan Pilkada mendorong menurunnya informasi yang diterima sehingga berakibat pada rendahnya keterlibatan
masyarakat didalam pilkada. Pesan mengenai Pilkada yang dihadirkan oleh media harusnya memiliki
tujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk memilih dan mengkomunikasikan mengenai betapa pentingnya untuk menghadirkan dan memilih seorang pimpinan
daerah dan melakukan pengawasan kebijakan terhadap kepala daerah yang terpilih. Pesan dan gagasan seharusnya dikemas secara menarik dan mudah
dimengerti oleh masyarakat luas untuk menimbulkan minat dan kehendak masayrakat untuk memilih, merupakan peran media untuk melakukan pendidikan
politik. Hal yang seharusnya dilakukan oleh media dalam mencerdaskan bangsa dan tidak buta politik, bukan hanya berkutat pada pesan dan persepsi yang
subjektif dan skeptis dalam melihat kepemimpinan negeri ini. Dengan pemahaman dan konstruksi bersama maka pesan yang disampaikan oleh media
loka di Kota medan, khusunya di kelurahan Titi Rante dapat mengkomunikasikan tujuannya. Pesan yang dihadirkan oleh media dalam mendorong tingkat partisipasi
yang tinggi harusnya mencirikan karakterisktik khalayak dan memiliki efek dalam melakukan agitasi. Hanya dengan cara demikian diharapkan suatu pesan,
mengenai pentingnya partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan politik dapat diterima oleh masyarakat umum.
3.3. Daftar Pemilih Tetap dan Kinerja KPUD
Kekacauan dalam daftar pemilih tetap DPT juga turut memicu tingginya jumlah warga yang tidak terdaftar di DPT sehingga menggugurkan hak mereka
sebagai pemilih. Persoalan ini selama pelaksanaan Pilkada menjadi sebuah permasalahan krusial yang tidak mendapatkan solusi. Sebab rangkaian Pilkada
baik Pilkada Kota Medan tahun 2005 maupun Pilkada Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 juga terdapat masalah daftar pemilih tetap yang tidak akurat, yang
menyisakan persoalan rendahnya partisipasi pemilih. Permasalahan diatas juga tidak dapat dilepaskan dari kelembagaan Komisi
Pemilihan Umum Daerah KPUD sebagai lembaga yang melaksanakan dan
penyelenggara Pilkada. Selain persoalan penetapan DPT yang masih belum baik, kinerja KPUD juga menyisakan persoalan lain. Persoalan itu adalah sejauh mana
KPUD melakukan kampanye progressif untuk mendorong masyarakat supaya menentukan pilihan politiknya dan ikut berpartisipasi di dalam Pilkada. Walau
terkadang kepentingan masyarakat dipengaruhi oleh kepentingan individual pemilih, yang memprioritaskan kebutuhan individunya daripada melakukan
pencoblosan. Hal ini juga disebabkan kegagalan elemen politik termasuk KPUD untuk melakukan pendidikan politik masyarakat.
Selanjutnya Pilkada yang diselenggarakan oleh KPUD yang memiliki integritas, profesionalisme, dan akuntabilitas diharapkan menghasilkan Pilkada
yang berkualitas, sistematis, legitimasi, dan akuntabel dengan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. KPUD, penyelenggara Pilkada di daerah, aparat
pemerintah, peserta Pilkada, pengawas pemilihan dan semua pihak yang berperan harus bertindak dengan jujur dan berwibawa sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku. Dengan adanya Pilkada yang kompetitif dan memiliki kualitas yang menjamin partisipasi, dan mempunyai derajat keterwakilan diharapkan pula dapat
mendorong tingkat partisipasi lokal dalam Pilkada.
4. Rendahnya Partisipasi Politik Dan Peran Partai Politik