Fase Pertama Fase Kedua

Tabel 5.8. Elemen Kerja ......... Lanjutan Operasi Proses Waktu Menit F Pembungkusan 16 Direkatkan kartun sudut 3 17 Dibungkus dengan plastic mika yang direkatkan menggunakan isolatif 7 5.2.5. Membagi Elemen Kerja ke Dalam Work Center 5.2.5.1. Metode Moodie Young Metode ini terdiri dari 2 fase. Fase pertama adalah membuat pengelompokkan stasiun kerja. Elemen kerja ditempatkan pada stasiun kerja dengan ketentuan, bila terdapat dua elemen kerja yang bisa dipilih maka elemen kerja yang mempunyai waktu yang lebih besar ditempatkan yang pertama. Pada fase ini pula, dari precedence diagram dibuat matriks P dan F, yang menggambarkan elemen kerja pendahulu P dan elemen kerja yang mengikuti F untuk semua elemen kerja yang ada.

a. Fase Pertama

Tabel 5.9. Matriks P dan F Elemen Kerja P Matriks Elemen Kerja F Matriks 2 2 3 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 3 4 0 0 0 0 0 Tabel 5.9. Matriks P dan F Lanjutan Elemen Kerja P Matriks Elemen Kerja F Matriks 4 3 0 0 0 4 6 0 0 0 0 0 5 5 6 0 0 0 0 0 6 4 5 0 0 6 14 0 0 0 0 0 7 7 11 0 0 0 0 0 8 8 9 0 0 0 0 0 9 8 0 0 0 9 11 0 0 0 0 0 10 9 0 0 0 10 11 0 0 0 0 0 11 7 9 10 11 12 0 0 0 0 0 12 11 12 14 0 0 0 0 0 13 13 14 0 0 0 0 0 14 6 12 13 14 15 0 0 0 0 0 15 14 15 16 0 0 0 0 0 16 15 16 17 0 0 0 0 0 17 16 17 18 0 0 0 0 0 18 17 18 0 0 0 0 0 0 1. Ditandai elemen kerja pada matriks P yang semua nilainya 0. Ditempatkan elemen kerja tersebut pada suatu stasiun kerja WC I. Jika ada 2 elemen yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P, maka pilih waktu yang terbesar. Jika elemen kerja yang mungkin memiliki waktu yang sama, maka dipilih salah satu tanpa aturan. Maka, dari 5 elemen yang mungkin, lalu yang dipilih adalah elemen kerja 2 menjadi awal dengan waktu 15 menit. 2. Ditandai elemen kerja yang ada pada matriks F yang sesuai dengan elemen kerja yang telah ditempatkan pada stasiun kerja sebagai hasil langkah 1. Elemen kerja EK yang berhubungan dengan EK 2 adalah EK 3. Dan yang mungkin masuk adalah EK yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P EK 8, EK 13, dst. Dari 4 EK yang mungkin, maka EK yang dipilih adalah EK dengan waktu terbesar yaitu EK 8 dengan 7 menit. 3. Dilakukan langkah kedua tersebut berulang-ulang untuk mengisi Work Center hingga mencukupi acuan Waktu Siklus Work Center = 24 menit. Hasil dari fase 1 adalah sebagai berikut : Tabel 5.10. Matriks Pengelompokan Elemen Kerja Work Center Elemen Waktu Elemen Menit Jumlah Waktu Menit Idle 1 2 15 22 2 8 7 2 3 17 24 0 13 4 7 3 3 4 13 15 9 5 2 Tabel 5.10. Matriks ......... Lanjutan Work Center Elemen Waktu Elemen Menit Jumlah Waktu Menit Idle 4 6 10 20 4 9 4 10 2 11 4 5 12 9 22 2 14 9 15 4 6 16 17 17 7 7 17 3 11 13 18 8

b. Fase Kedua

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase 2 ini adalah sebagai berikut : 1 Identifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil. 2 Tentukan GOAL, dengan rumus : GOAL = 2 min max Siklus Waktu Siklus Waktu − 3 Identifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan waktu paling maksimum, yang mempunyai waktu yang lebih kecil daripada GOAL, yang elemen kerja tersebut bila dipindah ke stasiun kerja yang paling minimum tidak melanggar precedence diagram. 4 Pindahkan elemen kerja tersebut. 5 Ulangi evaluasi sampai tidak ada lagi elemen kerja yang dapat dipindah. Maka menurut langkah 1, stasiun kerja terbesar hingga terkecil : WC II 24 menit, WC I 22 menit, WC V 22 menit, WC IV 20 menit, WC VI 17 menit, dan WC VII 11 menit Menurut langkah 2 : Goal = 2 11 24 − Goal = 6.5 Menurut langkah 3 dan 4 : Berdasarkan pada langkah 3 dan 4 diatas, maka tidak ada elemen kerja yang dapat dipindah. Dikarenakan akan mengganggu hirarki dari precedence Tabel 5.11. Pengelompokkan Elemen Kerja Hasil Fase 2 Work Center Elemen Waktu Elemen Menit Jumlah Waktu Menit Idle 1 2 15 22 2 8 7 Tabel 5.11. Pengelompokkan Elemen Kerja Hasil Fase 2 Work Center Elemen Waktu Elemen Menit Jumlah Waktu Menit Idle 2 3 17 17 7 3 4 13 15 9 5 2 4 6 10 20 4 9 4 10 2 11 4 5 12 9 22 2 14 9 15 4 6 16 17 17 7 7 17 3 18 6 18 8 13 4 7 3 c. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus: Sm n Si Sm n D n i . . 1 ∑ = − = Di mana: D = Balance Delay Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center n = Jumlah stasiun kerja Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n Maka, D = 154 131 154 − = 0.15 Efisiensi dihitung dengan rumus: Efisiensi = 100 . 1 x C n Si n i ∑ = Di mana: C = Waktu Siklus Maka Efisiensi = 100 22 7 131 × x = 85.06 Waktu kosong = 100 -Efisiensi = 100 - 85.06 = 14.94 d. Indeks Penghalusan Smoothness Index SI SI = ∑ = − N i i WSK WSK 1 2 max WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSK i = Waktu stasiun kerja ke -i yang terbentuk N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk SI= ∑ = + + + + + + N i 1 2 2 2 2 2 2 2 4 5 2 7 5 SI = 10.9087 Setelah dilakukan penyeimbangan, maka berdasarkan job qualification dan kondisi nyata dilapangan susunan elemen kerja tersebut disesuaikan kembali. Berdasarkan penyesuaian tersebut, hasil akhir Work center yang terbentuk adalah: Tabel 5.12. Modifikasi Susunan Berdasarkan Job Kualifikasi Work Center Elemen Kerja Waktu Elemen T Total Waktu menit Elemen Kerja 1 2 15 22 Membentuk per bulat dengan kawat ulir di mesin RAM 8 7 Kain polos dan busa dijahit menggunakan mesin quilting 2 3 17 17 Rakitan per balok dirakit dengan kawat lis menggunakan Gun CL-73 3 4 13 19 Dirakit per pinggir menggunakan Gun CL-73 sekeliling bagian luar rakitan per 5 2 Dipotong Harddpadd menggunakan Rolling cutter 13 4 Dipotong busa S11 sesuai ukuran menggunakan rolling cutter Tabel 5.12. Modifikasi Susunan ....... Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Elemen T Total Waktu menit Elemen Kerja 4 6 10 23 Harddpad direkatkan pada sisi bagian atas dan bawah rakitan per menggunakan HR-22 7 3 Dipotong Tabung 9 4 Kain Quilting dipotong dengan guntung secara manual 10 2 Dipotong kain blacu sesuai ukuran menggunakan gunting secara manual 11 4 dijahit kain blacu pada kain quilting di bagian tabung 5 12 9 22 Dijahit kain blacu pada ujung kain quilting 14 9 Direkatkan busa S11 dan kain quilting pada hardpadd bag atas dan bawah 15 4 Direkatkat tabung, busa dan kain quilting di sekeliling bagian luar rakitan hingga menjadi matras Tabel 5.12. Modifikasi Susunan ............. Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Elemen T Total Waktu menit Elemen Kerja 6 16 17 17 Direkatkan matras bagian atas dan bawah dan tabung dengan kain lis menggunakan mesin corner 7 17 3 11 Direkatkan Karton sudut 18 8 Dibungkus dengan plastik mika dan direkatkan menggunakan isolatif e. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus: Sm n Si Sm n D n i . . 1 ∑ = − = Di mana: D = Balance Delay Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center n = Jumlah stasiun kerja Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n Maka, D = 161 131 161 − = 0.19 Efisiensi dihitung dengan rumus: Efisiensi = 100 . 1 x C n Si n i ∑ = Di mana: C = Waktu Siklus Maka Efisiensi = 100 23 7 131 × x = 81.37 Waktu kosong = 100 -Efisiensi = 100 - 81.37 = 18.63 f. Indeks Penghalusan Smoothness Index SI SI = ∑ = − N i i WSK WSK 1 2 max WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSK i = Waktu stasiun kerja ke -i yang terbentuk N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk SI= ∑ = + + + + + + N i 1 2 2 2 2 2 2 2 12 6 1 4 6 1 SI = 15.2971

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Hasil Peneliti Sebelumnya Menggunakan Teknik Simulasi.

Penelitian tentang line balancing pernah dilakukan ditempat yang sama oleh saudara indra SF Siregar menggunakan teknik simulasi. Peneliti tersebut, terlebih dahulu menyeimbangkan stasiun kerja menggunakan teknik pembebanan oprasi yang berdasarkan pada kondisi awal. Dari pengolahan tersebut didapat balance delay sebesar 34.22 dan efisiensi lintasan sebesar 65.78 untuk 8 stasiun kerja. Dan selanjutnya peneliti membuat beberapa alternatif menggunakan teknik simulasi.

6.2. Hasil Penelitian Menggunakan Metode Moodie Young

Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan penyeimbangan stasiun kerja menggunakan metode moodie young berdasarkan pada kondisi awal. Dengan metode tersebut dilakukan penyeimbangan lintasan dan didapat 7 stasiun kerja dengan balance delay sebesar 0.15 14.94. Efisiensi lini didapat sebesar 85.06 dengan waktu kosong sebesar 14.94, serta smoothing index didapat sebesar 10.9087. Walaupun terbilang baik, akan tetapi ada beberapa elemen kerja yang tidak dapat dipindahkan kedalam susunan stasiun pada metode ini. Sehingga dilakukan penyusunan berdasarkan pada job qualification, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kembali pada kondisi nyata. sehingga didapat hasil balance delay