Latar belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah

Banyak ilmuwan politik sepakat bahwa kondisi penting untuk menyukseskan transisi menuju demokrasi adalah pemilu. Pemilu memang penting, tetapi belumlah cukup. Karena itu, Robert Dahl, mensyaratkan delapan jaminan institusional yang diperlukan untuk demokrasi. 1 Pemilu mengkondisikan terselenggaranya mekanisme pemerintahan secara tertib, teratur, berkesinambungan, dan berjalan damai yang kesemuanya itu akan mengembangkan terbinanya masyarakat yang dapat menghormati pendapat orang lain. Delapan jaminan institusional itu adalah 1 kebebasan untuk membentuk dan mengikuti organisasi; 2 kebebasan berekspresi; 3 hak memberikan suara; 4 eligibilitas untuk menduduki jabatan publik; 5 hak para pemimpin politik untuk berkompetisi secara sehat merebut dukungan dan suara; 6 tersedianya sumber-sumber informasi alternatif; 7 pemilu yang bebas dan adil; dan 8 institusi-institusi untuk menjadikan kebijakan pemerintah tergantung pada suara-suara rakyat. 2 1 Robert Dahl, Perihal Demokrasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2001, hal. 128. 2 Ipong S. Azhar, Benarkah DPR Mandul, Bigraf Publising: Yogyakarta, 1997, hal. 5. Bicara soal pemilu mestilah menyinggung sistem pemilu, sistem pemilu adalah seperangkat metode yang mengatur warga negara memilih para wakilnya. Dalam suatu lembaga perwakilan rakyat, seperti lembaga legislatif atau DPRDPRD, sistem pemilihan ini bisa berupa seperangkat metode untuk menstransfer suara pemilih ke dalam suatu kursi di lembaga legislatif atau Universitas Sumatera Utara parlemen. Sistem pemilu pula yang membantu kita untuk dapat membayangkan bagaimana kinerja dari anggota legislatif yang dihasilkannya di lembaga legislatif. Kajian mengenai hubungan wakil dengan yang diwakili lahir dari asumsi bahwa faktor-faktor hubungan wakil dengan yang diwakili mempengaruhi proses demokratisasi suatu Negara. Hal ini disebabkan terjadinya hubungan yang tidak ideal antara dua variabel tersebut. Apa yang dimaksud tidak ideal disini adalah bahwa anggota legislatif sering tidak berperan sebagai wakil dari rakyat yang diwakilinya konstituen. Pada tahun 1999, dengan runtuhnya rezim Orde Baru sejak gerakan reformasi dicanangkan oleh para reformis memberikan kejutan dalam pelaksanaan pemilu 1999 yaitu munculnya kembali fenomena multipartai yang selama ini dianggap telah terkubur di bawah reruntuhan Orde Lama. Reformasi politik di akhir abad ke-20 ternyata benar-benar mengubah sama sekali iklim politik masyarakat Indonesia setelah tiga dasawarsa tertekan secara sistematis oleh kebijakan represif Soeharto. Iklim politik baru ini dengan cepat mengubah rasa frustasi dan dendam terhadap rezim Soeharto dalam bentuk ledakan partisipasi di segala bidang. Partai politik adalah salah satu bidang yang menjadi sarana penyaluran rasa kekecewaan yang nyaris tak tertahankan tersebut. Kebijakan partai politik Presiden Habibie mengubah sama sekali format politik Indonesia dari sistem partai dominan ke sistem multipartai. Munculnya partai-partai politik baru dalam jumlah yang sulit dinalar dengan akal sehat adalah wujud protes keras dari masyarakat politik yang tertekan selama puluhan tahun. Satu hal yang sangat membedakan pemilu 1999 dengan pemilu yang sebelumnya sejak 1971 adalah pemilu 1999 ini diikuti oleh banyak sekali peserta. Peserta Universitas Sumatera Utara pemilu 1999 adalah 48 partai politik ini sudah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partai yang ada dan terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM, yakni 141 partai. 3 No Berikut disampaikan tabel daftar partai politik peserta pemilu 1999. Tabel 1 Partai Politik Peserta Pemilu 1999 Nama Partai Politik No Nama Partai Politik 1. Partai Indonesia Baru 25. Partai Nahdatul Ummat 2. Partai Kristen Nasional Indonesia 26. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis 3. Partai Nasional Indonesia - Supeni 27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia 4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia 28. Partai Republik 5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia 29. Partai Islam Demokrat 6. Partai Ummat Islam 30. Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen 7. Partai Kebangkitan Ummat 31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak 8. Partai Masyumi Baru 32. Partai Demokrasi Indonesia 9. Partai Persatuan Pembangunan 33. Partai Golongan Karya 10. Partai Syarikat Islam Indonesia 34. Partai Persatuan 11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 35. Partai Kebangkitan Bangsa 12. Partai Abul Yatama 36. Partai Uni Demokrasi Indonesia 13. Partai Kebangsaan Merdeka 37. Partai Buruh Nasional 14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong 15. Partai Amanat Nasional 39. Partai Daulat Rakyat 16. Partai Rakyat Demokratik 40. Partai Cinta Damai 17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 41. Partai Keadilan dan Persatuan 3 www. kpu.go.id, Rabu, 25 Januari 2006. Universitas Sumatera Utara 18. Partai Katolik Demokrat 42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia 19. Partai Pilihan Rakyat 43. Partai Nasional Bangsa Indonesia 20. Partai Rakyat Indonesia 44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia 21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi 45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia 22. Partai Bulan Bintang 46. Partai Nasional Demokrat 23. Partai Solidaritas Pekerja 47. Partai Ummat Muslimin Indonesia 24. Partai Keadilan 48. Partai Pekerja Indonesia Sumber: Diolah dari Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara Dengan bergulirnya era reformasi sekaligus memberikan harapan pada perubahan pola hubungan wakil dengan yang diwakili yang lebih seimbang atau ideal yang selama ini telah terjadi pola yang kurang seimbang atau bahkan terjadi hegemoni partai politik terhadap anggota legislatif selama masa pemerintahan Orde Baru dengan mesin politiknya Golkar, sehingga anggota legislatif tidak menjalankan fungsinya sebagai pemegang mandat rakyat. Pada pemilu 1999 sistem pemilu yang dipakai adalah proporsional dengan stelsel daftar atau yang sering disebut dengan sistem proporsional daftar calon tertutup, dan penentuan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbesarterbanyak pada setiap daerah pemilihan yaitu kabupatenkota. Pemilu 1999 di Sumatera Utara menempatkan PDIP sebagai pemenang pertama dan partai Golkar sebagai pemenang kedua. ini terlihat dari perolehan kursi partai politik hasil pemilu 1999 di DPRD Sumatera Utara. Berikut disampaikan tabel perolehan kursi partai politik hasil pemilu 1999 di DPRD Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Tabel 2 Perolehan Kursi Partai Politik hasil Pemilu 1999 di DPRD Sumatera Utara No Nama Partai Jumlah Kursi 1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 28 2. Partai Golongan Karya 17 3. Partai Persatuan Pembangunan 8 4. Partai Amanat Nasional 7 5. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 2 6. Partai Keadilan dan Persatuan 1 7. Partai Bulan Bintang 1 8. Partai Keadilan 1 9. Partai Kebangkitan Bangsa 1 10. Partai Buruh Nasional 1 11. Partai Katolik Demokrat 1 12. Partai Kristen Nasional 1 13. Partai Cinta Damai 1 14. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis 1 15. ABRI 9 JLH 80 Sumber: Diolah dari Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara Namun, pemilu 1999 membawa kekecewaan yang besar kepada rakyat Karena tidak mampu memenuhi harapan rakyat, karena ternyata arah kebijakan DPRD Sumatera Utara hasil pemilu 1999, lebih berorientasi pada kekuasaan ketimbang rakyat. Hal itu dapat dilihat dari kebijakan yang dihasilkan oleh Universitas Sumatera Utara institusi tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa mayoritas produk kebijakan DPRD Sumatera Utara selama periode 1999-2004 kurang berorientasi pada kepentingan rakyat. Hal itu dapat dibuktikan dari 59 Perda yang dihasilkan selama lima tahun oleh DPRD. Berikut disampaikan tabel rekapitulasi Perda Sumatera Utara Tahun 2000-2004. Tabel 3 Rekapitulasi Peraturan Daerah Sumatera Utara Tahun 2000-2004 NO. NOMOR PERDA NAMA PERDA KET 1 1 Tahun 2000 Perubahan Ketiga Peraturan Daerah Sumatera Utara No 1 Tahun 1985 Tentang Pembinaan Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah 2 2 Tahun 2000 Wajib Latih Tenaga Kerja dan Iuran Wajib Latih Tenaga Kerja Bagi Perusahaan di Sumatera Utara 3 3 Tahun 2000 Pengupayaan Pemberian Keja Kepada Pengangguran dan Setengah Pengangguran 4 4 Tahun 2000 Penerimaan Sumbangan Pihak ke tiga Kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 5 5 Tahun 2000 Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Arsip Daerah Sumatera Utara 6 6 Tahun 2000 Penetapan Perubahan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20002001 7 1 Tahun 2001 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 8 2 Tahun 2001 Penetapan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20012002 9 3 Tahun 2001 Penetapan Sisa Perhitungan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20002001 10 4 Tahun 2001 Rencana Tata Ruang Wilayah Sumatera Utara 11 5 Tahun 2001 Pemakaian Mess Milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara di Jalan Jambu No.29 Jakarta 12 6 Tahun 2001 Rapenda Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Sumatera Utara 13 7 Tahun 2001 Ranperda Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan dan Latihan Sumatera Utara 14 8 Tahun 2001 Ranperda Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Universitas Sumatera Utara Penghubung Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 15 9 Tahun 2001 Ranperda Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam Bidang Perkebunan Kepada Pemerintah KabupatenKota 16 10 Tahun 2001 Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Utara 17 11 Tahun 2001 Penetapan Perubahan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20012002 18 1 Tahun 2002 Perubahan Kedua Perda No.13 Tahun 1991 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor 19 2 Tahun 2002 Penetapan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20022003 20 3 Tahun 2002 Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Sumatera Utara 21 4 Tahun 2002 Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang Melakukan Pelanggaran Perda Sumatera Utara yang Memuat Ketentuan Pidana 22 5 Tahun 2002 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan Nama, Papan Petunjuk, Kain Rentang dan Reklame di Sumatera Utara 23 6 Tahun 2002 Retribusi Prakualifikasi dan Retribusi Dokumen Pemborongan 24 7 Tahun 2002 Izin Trayek Mobil Bus Umum dan Anggkutan Mobil Penumpang Umum untuk Jaringan Trayek antar Daerah KabupatenKota di Sumatera Utara 25 8 Tahun 2002 Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Sumatera Utara 26 9 Tahun 2002 Pelaksanaan Iuran Pelayanan Irigasi di Sumatera Utara 27 10 Tahun 2002 Penetapan Sisa Perhitungan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20012002 28 11 Tahun 2002 Perubahan Kedua Perda No.4 Tahun 1990 tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 29 12 Tahun 2002 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembangunan Masyarakat Desa Sumatera Utara 30 13 Tahun 2002 Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Pemerintah Sumatera Utara Bagi Peserta PT Persero Asuransi Kesehatan Indonesia dan Anggota Keluarganya 31 14 Tahun 2002 Pengendalian dan Penertiban Peredaran Minuman Keras di Sumatera Utara 32 15 Tahun 2002 Retribusi Jasa Pemberian Pekerjaan di Sumatera Utara 33 16 Tahun 2002 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bina Sosial Politik Propinsi Sumatera Universitas Sumatera Utara Utara 34 17 Tahun 2002 Pembubaran Perusahaan Daerah Sandang Propinsi Sumatera Utara 35 18 Tahun 2002 Penetapan Perubahan APBD Propinsi Sumatera Utara 36 1 Tahun 2003 Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum Bina Marga, Pekerjaan Umum Cipta Karya, Pertambangan Bahan Galian Golongan C, Sosial, Tenaga Kerja, Perumahan, dan Kehutanan Kepada Kabupaten Simalungun 37 2 Tahun 2003 Penetapan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 20032004 38 3 Tahun 2003 Penetapan Sisa Perhitungan APBD Tahun Anggaran 20022003 39 4 Tahun 2003 Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Propinsi Sumatera Utara 40 5 Tahun 2003 Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Pengusaan, dan Bekas Sungai di Sumatera Utara 41 6 Tahun 2003 Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara di Bidang Perumahan kepada Pemerintak KabupatenKota 42 7 Tahun 2003 Perubahan Kedua Perda No.5 Tahun 1985 Tentang Pengaturan Pengusahaan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum di Sumatera Utara 43 8 Tahun 2003 Perubahan Kedua Perda No.17 Tahun 1989 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Pemerintah Daerah Medan, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Nias 44 9 Tahun 2003 Pemakaian Tanah Jalan Yang Dikuasai Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 45 10 Tahun 2003 Pemakaian Tanah-tanah Pengairan di Sumatera Utara 46 11 Tahun 2003 Penetapan Perubahan APBD Tahun Anggaran 20032004 47 1 Tahun 2004 Penetapan APBD Propinsi Sumatera Utara 48 2 Tahun 2004 Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum Pengairan, Pekerjaan umum Bina Marga, Pekerjaan Umum Cipta Karya, Pertambangan Bahan Galian Golongan C, Sosial, Tenaga Kerja Universitas Sumatera Utara dan Kehutanan Kepada Kotamadya Medan, Kabupaten Asahan, Langkat, Deli Serdang, dan Labuhan Batu 49 3 Tahun 2004 InsentifUang Perangsang Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 50 4 Tahun 2004 Perubahan Kedua Perda No.12 Tahun 1987 Tentang Pemanfaatan dan Penyaluran Benih Ikan dari Benih Ikan Milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 51 5 Tahun 2004 Perubahan Ketiga Perda No. 26 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan dan Pengujian Mutu hasil Perikanan di Sumatera Utara 52 6 Tahun 2004 Perubahan Kedua Perda No.12 Tahun 1987 tentang Pemanfaatan dan Penyaluran Benih Ikan dari Balai Benih Ikan Milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 53 7 Tahun 2004 Kedudukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPRD Sumatera Utara 54 8 Tahun 2004 Pembuatan dan Penguasaan Tambak di Sumatera Utara 55 9 Tahun 2004 Penetapan Nota Perhitungan APBD Tahun Anggaran 20032004 56 10 Tahun 2004 Perubahan Kedua Perda No.3 Tahun 1989 tentang Izin Penimbunan dan Penyimpanan Bahan Bakar Minyak 57 11 Tahun 2004 Perubahan Ketiga Perda No.2 Tahun 1983 tentang Pemberian Izin dan Pemungutan Retribusi Pemakaian Alat Berat dan Kendaraan Milik atau di Bawah Penguasaan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 58 12 Tahun 2004 Pemakaian Balai Pendidikan dan Latihan Dinas Lalu Lintas dan Angutan Jalan Raya Propinsi Sumatera Utara 59 13 Tahun 2004 Pelestarian Tanaman Tembakau Deli pada Sebagian Areal HGU PTPN II di Propinsi Sumatera Utara Sumber : Diolah dari Sekwan DPRD Sumatera Utara Pemilu 2004 adalah pemilu yang kesembilan yang telah dilaksanakan di republik ini, pemilu 2004 seperti halnya pada pemilu 1955, juga dilaksanakan dalam beberapa kali pemungutan suara, yaitu pada 5 April 2004 untuk memilih anggota legislatif nasional maupun lokal, 5 Juli 2004 untuk memilih secara langsung presiden dan wakil presiden pada putaran pertama, dan 20 September 2004 untuk pemilihan presiden dan wakil presiden pada putaran kedua. Pemilu Universitas Sumatera Utara legislatif 2004 tidak jauh berbeda dengan pemilu 1999, ini tampak pada banyaknya jumlah partai politik yang menjadi peserta pada pemilu tersebut, berikut disampaikan tabel daftar partai politik peserta pemilu legislatif 2004. Tabel 4 Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif 2004 No Nama Partai Politik 1. PNI Marhaenisme 2. Partai Buruh Sosial Demokrat 3. Partai Bulan Bintang 4. Partai Merdeka 5. Partai Persatuan Pembangunan 6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru 8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 9. Partai Demokrat 10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 13. Partai Amanat Nasional 14. Partai Karya Peduli Bangsa 15. Partai Kebangkitan Bangsa 16. Partai Keadilan Sejahtera 17. Partai Bintang Reformasi 18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 19. Partai Damai Sejahtera 20. Partai Golongan Karya 21. Partai Patriot Pancasila Universitas Sumatera Utara 22. Partai Sarikat Indonesia 23. Partai Persatuan Daerah 24. Partai Pelopor Sumber: Diolah dari Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara Pada pemilu 2004, rakyat kembali diyakinkan bahwa dengan sistem proporsional daftar calon terbuka dalam pemilu legislatif DPR dan DPRD, rakyat memiliki peluang untuk memilih orang yang dikenal dan dipercaya. 4 Demikian juga pemilihan presiden, pertama kali dalam sejarah Indonesia, rakyat diberi kepercayaan untuk menentukan Presiden yang mereka kehendaki secara langsung. Hal ini melahirkan harapan baru dan optimisme bahwa pemilu 2004 berbeda dengan pemilu sebelumnya. 5 4 UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD. 5 UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Partai politik yang berhak menjadi peserta pada pemilu 2004 adalah yang memenuhi electoral threshold yaitu sekurang- kurangnya 2 kursi di DPR atau 3 kursi di DPRD. Kemenangan PDIP pada pemilu 1999 di Sumatera Utara ternyata tidak dapat dipertahankan pada pemilu 2004. secara umum faktor yang diduga menyebabkan kekalahan PDIP, adalah kinerja anggota dewan dari PDIP yang sangat mengecewakan kurang berpihak pada wong cilik. Sehingga, pemilu kedua setelah reformasi ini justru mengembalikan lagi dominasi Golkar di Sumatera Utara baik di propinsi maupun di beberapa kabupatenkota. Dalam konteks kemenangan Golkar di Sumatera Utara, kemungkinan ada beberapa faktor, yaitu: 1. Akibat kegagalan partai-partai yang mengklaim reformis untuk tampil lebih baik dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Universitas Sumatera Utara 2. kondisi ekonomi yang masih corat marut, membuat sebagian rakyat merindukan masa lalu yang dianggapnya lebih baik, sehingga kemudian mereka memberikan dukungannya kepada Golkar. 3. konsolidasi Golkar yang dilakukan secara intens dengan mendatangi masyarakat melalui koordinator-koordinator wilayahnya. Berikut disampaikan tabel hasil pemilu legislatif di Propinsi Sumatera Utara. Tabel 5 Persentase Jumlah Suara dan Kursi Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2004 Sumatera Utara. No Nama Partai Politik Jumlah Kursi Jumlah Suara Kursi Suara 1 Partai Golongan Karya 19 1.089.810 22,35 20,76 2 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 13 779.455 15,29 14,85 3 Partai Demokrat 10 379.860 11,76 7,23 4 Partai Keadilan Sejahtera 8 376.834 9,41 7,18 5 Partai Amanat Nasional 8 313.555 9,41 5,97 6 Partai Persatuan Pembangunan 8 377.476 9,41 7,19 7 Partai Damai Sejahtera 6 315.795 7,06 6,02 8 Partai Bintang Reformasi 5 221.492 5,88 4,22 9 Partai Bulan Bintang 3 138.306 3,53 2,64 Universitas Sumatera Utara 10 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 1 146.846 1,18 2,80 11 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 1 116.232 1,18 2,21 12 Partai Patriot Pancasila 1 122.455 1,18 2,33 13 Partai Pelopor 1 94.732 1,18 1,80 14 Partai Buruh Sosial Demokrat 1 101.235 1,18 1,93 JLH 85 4.574.083 98,82 87,13 Sumber: Diolah dari Komisi Pemilihan Umum Sumut Secara ideal, anggota DPRD legislatif yang mewakili kelompok masyarakat dari suatu daerah pemilihan, tugas pokoknya adalah menyerap, menampung dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan konstituennya untuk menjadi suatu kebijakan baik Perda maupun APBD atau dalam bentuk lainnya. Anggota DPRD merupakan corong bagi konstituennya agar berbagai masalah serta kepentingan mereka terpenuhi. Aspirasi dan permasalahan konstituen secara maksimal direspon yang kemudian tercermin dalam pelaksanaan tiga fungsi para anggota dewan, yaitu membuat legislasi, melakukan kontrol terhadap pemerintah, dan menyusun anggaran APBN bagi DPR dan APBD bagi DPRD. 6 Di Indonesia, yang menjadi masalah hubungan wakil dengan yang diwakili adalah belum adanya pola yang jelas antara wakil dengan yang diwakili Sebaliknya,melalui para wakilnya, konstituen dapat mempelajari dan memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa secara nasional baik yang terjadi di pusat maupun daerah. 6 Pasal 25 UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Universitas Sumatera Utara diakibatkan tidak adanya aturan yang mengatur hubungan tersebut. Masalah hubungan wakil dengan yang diwakili dalam parlemen menjadi isu dan sekaligus menjadi persoalan yang baik untuk dikaji dalam kehidupan politik Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Permasalahan hubungan wakil dengan yang diwakili dalam kehidupan politik Indonesia merupakan isu keadilan politik yang perlu perhatian oleh pemerintah, legislatif, dan partai politik maupun masyarakat. Rendahnya hubungan wakil dengan yang diwakili dalam parlemen merupakan penghambat terjadinya demokrasi perwakilan secara substansial. Karena keadaan seperti itu maka kebijakan-kebijakan yang dihasilkan menjadi kurang berpihak kepada kepentingan rakyat pemilih atau konstituen. Dalam konteks yang demikian, pemilu 2004 yang memilih langsung orang-orang yang akan duduk di legislatif akan menjadi penting maknanya khususnya tentang hubungan wakil dengan yang diwakili dalam proses demokratisasi di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Sehingga penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah bagaimana kondisi hubungan wakil dengan yang diwakili di DPRD Sumatera Utara dengan mengangkat judul “Hubungan Wakil dengan Yang Diwakili Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 dengan Periode 1999-2004”.

2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009

0 44 152

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (STUDI DI DPRD KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE 2004 – 2009)

0 8 85

PENEGAKAN KODE ETIK ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH OLEH BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (Studi pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bukittinggi Periode 2004-2009).

0 0 6

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 0 18

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 0 24

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 0 18