1. Bagi penulis, sebagai hasil penelitian di bidang ilmu politik, khususnya mengenai hubungan wakil dengan yang diwakili dan sebagai tugas akhir pra
wisuda. 2. Bagi FISIP USU sebagai referensi bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik
khususnya yang tertarik dengan studi partai politik, pemilu dan perwakilan politik.
2. Bagi DPRD Sumatera Utara sebagai bahan masukan dan memberikan informasi yang digunakan sebagai pertimbangan dalam menyuarakan aspirasi dan
kepentingan masyarakat pemilih di Sumatera Utara.
5. Kerangka Teori 5.1. Sistem Pemilihan Umum
5.1.1. Pengertian Pemilu
Memilih sebagian rakyat untuk menjadi pemerintah adalah suatu proses dan kegiatan yang seyogyanya merupakan hak semua rakyat yang kelak
diperintah oleh orang-orang yang terpilih itu. Proses dan kegiatan memilih itu disederhanakan penyebutannya menjadi
pemilihan. Dalam hal pemilihan itu semua rakyat harus ikut tanpa dibeda- bedakan, maka dipakailah sebutan pemilihan umum disingkat pemilu.
7
Pemilihan umum adalah pranata terpenting dalam tiap Negara demokrasi, pranata ini berfungsi untuk memenuhi tiga prinsip pokok demokrasi, yaitu kedaulatan
rakyat, keabsahan pemerintahan, dan pergantian pemerintahan secara teratur.
8
7
Donald Parulian, Menggugat Pemilu, PT. Penebar Swadaya, Jakarta, 1997, hal. 4.
8
Tim Peneliti Sistem Pemilu, Sistem Pemilu di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998, hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga prinsip ini bertujuan untuk menjamin terjaganya dan terlaksananya cita- cita kemerdekaan, mencegah bercokolnya kepentingan tertentu di dalam tubuh
pemerintah atau digantikannya kedaulatan rakyat menjadi kedaulatan penguasa. Jika sebagian besar atau seluruh kelompok sosial-politik yang ada dalam
masyarakat terwakili dalam lembaga legislatif di pusat dan daerah, terpenuhilah prinsip kedaulatan rakyat itu. Selanjutnya, jika mekanisme pemilihan wakil rakyat
pada lembaga legislatif berjalan sebagaimana mestinya, terpenuhi pulalah sebagian besar prinsip keabsahan pemerintah. Jika keabsahan pemerintah
mensyaratkan diselenggarakannya pemilu sebagaimana mestinya. Mensyaratkan adanya pergantian pemerintah secara teratur.
Pemilu mengkondisikan terselenggaranya mekanisme pemerintahan secara tertib, teratur, berkesinambungan dan berjalan damai yang kesemuannya itu akan
mengembangkan terbinanya masyarakat yang dapat menghormati pendapat orang lain.
9
9
Ipong S. Azhar, Loc.Cit.
Pemilu berhubungan erat dengan demokrasi karena sebenarnya pemilu merupakan salah satu cara pelaksanaan demokrasi. Seperti diketahui bahwa pada
zaman modern ini dapat dikatakan tidak ada satu Negara pun yang dapat melaksanakan demokrasinya secara langsung dalam arti dilakukan oleh seluruh
rakyatnya. Karena terlalu luasnya wilayah dan begitu besarnya jumlah penduduk, demokrasi yang dipergunakan oleh Negara-negara modern adalah demokrasi tak
langsung atau demokrasi perwakilan.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam demokrasi perwakilan ini hak-hak rakyat untuk menentukan haluan Negara dilakukan oleh sebagian kecil dari seluruh rakyat yang menempati
lembaga legislatif yang disebut parlemen, yang dipilih melalui proses pemilu.
10
IDEA International Democratic Electoral Assistance membagi menjadi tiga keluarga besar sistem pemilihan, yaitu plurality-majority, semi proportional,
dan proportional. Dari ketiganya terdapat sembilan turunan, yaitu First Past The Post FPTP, Block Vote BV, Alternative Vote AV, Two-Round System
TRS yang masuk ke dalam keluarga plurality-majority: Parallel System, dan Single Non-Transferable Vote SNTV, yang masuk ke dalam keluarga sistem
semi proporsional: List Proportional, Mixed Member Proportional MMP, dan Single Transferable Vote STV yang masuk ke dalam keluarga sistem
proporsional.
5.1.2. Pengertian Sistem Pemilu