Risiko dan Berakhirnya Perjanjian.

C. Risiko dan Berakhirnya Perjanjian serta Mekanisme Penyelesaian Sengketa.

a. Risiko dan Berakhirnya Perjanjian.

Risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena sesuatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. Dalam buku III KUHPerdata hanya terdapat 1 pasal yang mengatur tentang risiko, yaitu pasal 1237 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut : “dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan adalah atas tanggungan si berpiutang 53 ”. Masalah risiko merupakan akibat dari keadaan yang memaksa overmacht 54 , yaitu peristiwa yang tidak dapat terduga pada saat perjanjian dibuat yang kemudian terjadi, dan menghalangi salah satu pihak untuk berprestasi. Mengenai berakhirnya perjanjian tidak ada pengaturan secara khusus dalam KUHPerdata, yang hanya mengatur mengenai hapusnya perikatan. Sedangkan bearkhirnya perjanjian berbeda dengan berakhirnya perikatan, karena dapat terjadinya perikatan telah berakhir tetapi, perjanjian belum berakhir. Sedangkan cara berakhirnya perjanjian adalah sebagai berikut: a. Ditentukan dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Misalnya: perjanjian berlaku untuk waktu tertentu. b. Undang-undang menentukan batas waktu berakhirnya perjanjian. c. Para pihak atau undang-undang dapat menetukan dengan terjadinya peristiwa tertentu suatu perjanjian akan berakhir. d. Pernyataan perhentian perjanjian dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau salah satu pihak. 53 Tanggungan siberpiutang dalam pasal 1237 KUHPerdata tersebut artinya adalah sama dengan risiko. 54 Keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya perjanjian, yang meghalangi salah satu pihak untuk memenuhi prestasinya. Universitas Sumatera Utara e. Perjanjian hapus karena putusan hakim. f. Apabila para pihak telah merasa tujuan perjanjiannya telah tercapai. g. Dengan persetujuan para pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut. Dengan berakhirnya perjanjian, maka para pihak kembali kepada keadaan semula, seperti sebelum perjanjian itu dibuat. Dan para pihak telah terlepas dari segala hak dan kewajiban yang terdapat dalam perjanjian tersebut. Hal yang menyebabkan berakhirnya perjanjian kerjasama antara lain perjanjian kerja sama tersebut telah terlaksana sesuai dengan masa waktu perjanjian. Dalam Pasal 6 ayat 2 perjanjian kerja sama tersebut menyebutkan jangka waktu pemasangan reklame LED Display berlangsung selama 3 tiga tahun terhitung sejak tanggal berdirinya LED Display, 55 dan jika ingin memperpanjang untuk periode berikutnya harus sesuai ketentuan yang akan diatur kemudian oleh para pihak. Namun kemungkinan risiko yang terjadi dilapangan yang menyebabkan berakhirnya perjanjian kerja sama ini adalah jika dari pihak pemerintah atau perizinan mencabut izin pendirian kontruksi bangunan reklame di lokasi tersebut. Adapun kemungkinan lainnya yang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian kerja sama ini adalah perbuatan melawan hukum yang di lakukan salah satu pihak, yaitu misalnya dari pihak advertising tidak memperbaiki kerusakan yang sudah lama terjadi terhadap objek reklame LED Display yang diperjanjikan tersebut, sehingga pihak PT. Djarum dapat meminta ganti kerugian ataupun menempuh jalur hukum, karena tidak memenuhi kewajiban dalam melakukan perawatan atas objek reklame LED Display tersebut. 55 Pasal 6 ayat 2 Perjanjian penempatan dan pemasangan papan reklame luar ruangLED Display menyebutkan :” jangka waktu pemasangan reklame pihak pertama berlangsung selama 3 tiga tahun kalender terhitung sejak tanggal berdirinya LED Display dengan dibuktikan oleh berita acara serah terima pekerjaan selesai dan dapat diperpanjang untuk periode berikutnya sesuai ketentuan yang akan diatur kemudian oleh para pihak. Universitas Sumatera Utara Namun dalam hal perjanjian ini yang terjadi di lapangan tidak ditemukan ataupun terjadi hal-hal yang menyebabkan berakhirnya perjanjian tersebut. Karena fakta yang terjadi dilapangan perjanjian ini berakhir karena tidak ada perpanjangan kontrak lagi anatra PT. Djarum dengan CV. Pelangi dan telah diatur di dalam pasal perjanjian yang sudah menjadi Undang-undang tersendiri bagi masing-masing pihak. Sedangkan berakhirnya perjanjian sudah berarti ada pemutusan hubungan kerja yang terjadi antara para pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerjaburuh dan pengusaha. Adapun permasalahan yang sering terjadi di lapangan adalah tidak terlalu fatal yang sehingga menyebabkan para pihak tidak harus membawa pemasalahan tersebut ke pengadilan ataupun menyebabkan harus berakhirnya perjanjian. Karena yang biasa ditemukan di lapangan hanya kerusakan teknis, misalnya lampu penerangan LED Display tersebut kurang terang atau pun mati, layar LED Display mati ataupun bagian komponen-komponen kecil dalam LED Display tersebut mati. Namun jika terjadi hal-hal tersebut jika dari pihak PT. Djarum melihat terlebih dahulu kerusakan tersebut maka pihak Djarum melaporkan kepada pihak advertising untuk mengecek serta menggantimemperbaiki keruakan yang terjadi. Pelaporan yang dilakukan tersebut yang terjadi di lapangan biasanya hanya secara lisan tidak secara tertulis seperti yang terlampir dalam isi perjanjian kerja sama Pasal 4 ayat 2. 56 56 Pasal 4 ayat 2 perjanjian penempatan dan pemasangan papan reklame luar ruangLED Display menyebutkan :”apabila piahk pertama danatau mewakilinya menemukanmenjumpai adanya kesalahan danatau kekurangan dari desain, spesifikasi teknik, bestek danatau kerusakan pekerjaan struktur, maka keadaan tersebut akan diberitahukan secara tertulis kepada pihak kedua dan pihak kedua dalam jangka waktu 7 tujuh hari kelender wajib untuk merubahmemperbaiki. Universitas Sumatera Utara Setelah mendapatkan laporan pihak advertising biasanya langsung memperbaiki kerusakan yang terjadi, kalau pun pihak advertising sendiri yang menemukan adanya kerusakan yang terjadi pada sebagian atau seluruh komponen pendukung reklame yang mengakibatkan reklame tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka pihak advertising harus segera memperbaiki karena itu sudah menjadi tanggung jawab pihak advertising. Dan pihak advertising harus memberikan laporan tentang kondisi fisik reklame setiap 3 tiga bulan sekali kepada pihak pertama seperti yang diatur dalam pasal 10 ayat 1 poin 7. 57 Namun antara pihak advertising dengan pihak PT. Djarum telah membuat kesepatan baru secara lisan bahwa laporan tertulis yang biasanya diberikan 3tiga bulan sekali oleh advertising kepada PT. Djarum menjadi 2 dua bulan sekali.

b. Penyelesaian sengketa.