Metode Analisis Data

E. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian atau tingkat ketepatan instrument penelitian adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur serta mampu mengungkapkan apa yang seharusnya perlu untuk diungkap (Sugiyono, 2010).

Uji validitas dalam penelitian menggunakan product moment correlation pearson karena sampel 36 industri. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif atau p value < 0,05 maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengukuran data dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran pada obyek yang sama, selain itu uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Reliabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing- masing butir dalam instrumen (Sekaran, 2006).

Dalam uji reliabilitas, digunakan metode konsistensi internal (dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan teknik tertentu) dengan rumus Cronbach’s Alpha. Sekaran (2006) mengklasifikasi nilai cronbach’s alpha, sebagai berikut:

1) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,80 - 1,0 dikategorikan reliabilitas baik.

2) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,60 – 0,79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima.

3) Nilai Cronbach’s Alpha ≤ 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.

Dalam penelitian kali ini untuk mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha menggunakan bantuan program SPSS for Windows.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini digunakan kolmogorov smirnov jika kolmogorov-smirnov hitung > 0,05, maka sebaran data dikatakan mendekati dsitribusi normal atau normal. Sebaliknya, jika kolmogrov-smirnov < 0,05 maka sebaran data dikatakan tidak mendekati distribusi normal atau tidak normal. (Ghozali, 2005 : 114).

b. Multiokolinieritas

Uji Multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel bebas, dengan memperhatikan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Sebagai prasarat model regresi harus mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas, sebaliknya jika nilai tolerance £ 0,10 dan VIF ³ 10, maka terjadi multikolinieritas. (Ghozali, 2005 : 92).

c. Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Runs Tes. Apabila hasil nilai Sig (p) > 0,05; maka tidak terjadi Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Runs Tes. Apabila hasil nilai Sig (p) > 0,05; maka tidak terjadi

d. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari resiudual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Ada tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat probabilitasnya terhadap derajat kepercayaan 5%. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 109).

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan :

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +b 7 X 7 +e (Djarwanto, 2001 : 186) Keterangan : Y

= Kinerja perusahaan

a = Konstanta

X 1 = Kualitas kepemimpinan

X 2 = Proses manajemen

X 3 = Fokus pada pelanggan

X 4 = Komunikasi dan kualitas sistem informasi

X 5 = Fokus pada karyawan

X 6 = Fokus pada pemasok

X 7 = Alat dan teknik

b 1,2,3,4,5,6,7

= Koefisien regresi

e = Error

5. Uji t

Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Kritiera signifikan : Apabila nilai – t tabel <t hitung <t tabel maka tidak berpengaruh signifikan. Apabila nilai t hitung >t tabel atau t hitung <t tabel maka berpengaruh signifikan.

6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa besar sumbangan pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R 2 yang kecil berarti sumbangan atau pengaruh variabel bebas dalam menjelaskan variasi model terikat amat kecil. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.