Motivasi Belajar
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolah. Siswa dapat belajar dengan baik jika disertai dengan adanya dorongan atau motivasi dari dalam dirinya. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan merasa senang dalam mempelajari sesuatu tanpa ada paksaan atau tuntutan dari lingkungan, sehingga proses belajar siswa akan berjalan dengan lebih efektif jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki motivasi untuk belajar. Sardiman (2009) mengemukakan bahwa suatu proses belajar memerlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi keberhasilan yang akan dicapai siswa dalam belajar. Oleh karena itu, adanya motivasi dalam diri siswa akan senantiasa menentukan intensitas belajar para siswa, semakin tinggi motivasi belajarnya, maka semakin intensif kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Maslow (dalam Purwanto, 1990) mengemukakan salah satu kebutuhan pokok individu yaitu kebutuhan akan penghargaan diantaranya
dan pangkat. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan akan penghargaan yang diberikan oleh individu lain atas prestasi, kemampuan, kedudukan atau pangkat yang dimiliki. Hal tersebut berarti individu akan berusaha mencapai prestasi dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga keberadaanya akan diakui dan dihargai oleh individu lain. Usaha yang dapat dilakukan individu untuk dapat mencapai prestasi dan kemampuan yang diharapkan yaitu dengan belajar secara sungguh-sungguh. Melalui belajar yang sungguh-sungguh individu dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan prestasi yang dimiliki sehingga akan mempengaruhi penilaian individu lain terhadap status dan keberadaannya.
Mc.Clelland (dalam Yamin, 2005) mengemukakan salah satu teori motivasi yang berhubungan erat dengan konsep belajar yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Mc.Clelland (dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa dalam kehidupan psikis individu, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat, sehingga dengan daya tersebut dirinya dapat mencapai kemajuan yang sangat cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam diri individu terdapat suatu daya yang mendorong dan menggerakkan individu untuk melakukan suatu usaha atau tindakan dengan harapan memperoleh hasil yang baik bagi dirinya. Daya tersebut diantaranya tercermin dari dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar. Individu yang memiliki kebutuhan Mc.Clelland (dalam Yamin, 2005) mengemukakan salah satu teori motivasi yang berhubungan erat dengan konsep belajar yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Mc.Clelland (dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa dalam kehidupan psikis individu, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat, sehingga dengan daya tersebut dirinya dapat mencapai kemajuan yang sangat cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam diri individu terdapat suatu daya yang mendorong dan menggerakkan individu untuk melakukan suatu usaha atau tindakan dengan harapan memperoleh hasil yang baik bagi dirinya. Daya tersebut diantaranya tercermin dari dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar. Individu yang memiliki kebutuhan
Dorongan atau motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Tanpa adanya motivasi untuk belajar, maka siswa tidak akan dapat belajar dengan baik karena tidak adanya dorongan atau semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Uno (2008) mengemukakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Pendapat tersebut berarti bahwa motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa yang dapat menjadi pendorong bagi dirinya untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan pada tingkah laku tertentu. Perubahan tersebut ditandai dengan beberapa indikator tingkah laku atau unsur yang menunjuk pada perubahan tingkah laku siswa yang dapat berupa semangat ataupun minat untuk belajar.
Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki siswa dalam belajar, sehingga
dapat tercapai. Sardiman (2009) selanjutnya menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Hal tersebut berarti motivasi belajar merupakan faktor psikis yang ada dalam diri siswa yang terlepas dari kegiatan kognitifnya dan dapat berupa dorongan psikis untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang ada dalam diri siswa dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Senada dengan pendapat dari Sardiman, Yamin (2005) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri individu untuk dapat melakukan kegiatan belajar serta menambah keterampilan dan pengalaman. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan psikis yang berasal dari dalam diri individu yang dapat menggerakkannya untuk melakukan kegiatan belajar yang dapat bermanfaat untuk menambah keterampilan dan pengalamannya.
Woolfolk (2009) mengemukakan bahwa motivasi belajar merupakan kecenderungan untuk menganggap kegiatan-kegiatan akademik berfaedah dan berusaha mengambil manfaat darinya. Pernyataan tersebut berarti bahwa individu yang memiliki motivasi belajar akan memandang kegiatan belajarnya sebagai kegiatan yang memiliki nilai dan bermakna bagi dirinya serta berusaha mengambil manfaat dari kegiatan belajarnya tersebut untuk diterapkan ke dalam kehidupannya. Senada dengan pendapat Woolfolk,
kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademik yang berarti dan bermanfaat, untuk selanjutnya berusaha meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan motivasi belajar, siswa akan memiliki semangat dalam dirinya untuk melakukan kegiatan belajar hingga mencapai tingkat pemahaman dari sesuatu yang dipelajari. Hal tersebut berarti bahwa melalui motivasi belajar, siswa akan berusaha mendorong dirinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik untuk kemudian menggunakan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan pada tingkah lakunya sebagai hasil dari proses belajar, serta tercapainya tujuan belajar untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi dan Peran Motivasi dalam Belajar Motivasi merupakan salah satu hal yang penting yang harus dimiliki oleh siswa yang hendak belajar. Tanpa adanya motivasi, proses belajar tidak akan berjalan dengan baik karena siswa tidak memiliki keinginan yang berasal dari dalam dirinya untuk mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, motivasi
dan senantiasa ditumbuhkembangkan dalam diri siswa yang akan melakukan kegiatan dan senantiasa ditumbuhkembangkan dalam diri siswa yang akan melakukan kegiatan
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mendorong siswa untuk berbuat Motivasi memiliki fungsi yang penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, siswa akan mengalami hambatan-hambatan dalam proses belajarnya karena tidak disertai dorongan dan keinginan untuk belajar dari dalam dirinya. Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi dalam diri siswa dapat berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi dirinya untuk melakukan kegiatan- kegiatannya, termasuk kegiatan belajar. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa melalui motivasi yang ada dalam dirinya, siswa akan mampu melakukan kegiatan belajar dengan baik karena adanya dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk mempelajari suatu pengetahuan sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajarnya secara optimal. Crow dan Crow (1984) menjelaskan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak tingkah laku adalah sangat penting di dalam proses belajar. Senada dengan pendapat dari Crow dan Crow, Hamalik (2008) menjelaskan bahwa motivasi belajar penting artinya a. Mendorong siswa untuk berbuat Motivasi memiliki fungsi yang penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, siswa akan mengalami hambatan-hambatan dalam proses belajarnya karena tidak disertai dorongan dan keinginan untuk belajar dari dalam dirinya. Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi dalam diri siswa dapat berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi dirinya untuk melakukan kegiatan- kegiatannya, termasuk kegiatan belajar. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa melalui motivasi yang ada dalam dirinya, siswa akan mampu melakukan kegiatan belajar dengan baik karena adanya dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk mempelajari suatu pengetahuan sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajarnya secara optimal. Crow dan Crow (1984) menjelaskan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak tingkah laku adalah sangat penting di dalam proses belajar. Senada dengan pendapat dari Crow dan Crow, Hamalik (2008) menjelaskan bahwa motivasi belajar penting artinya
b. Menentukan arah perbuatan kepada tujuan yang hendak dicapai. Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Senada dengan pendapat Sardiman, Uno (2008) menjelaskan bahwa motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai. Kedua pendapat tersebut berarti bahwa motivasi yang ada dalam diri siswa akan membawa dirinya mampu bergerak maju untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan merasa puas atas hasil usahanya. Crow dan Crow (1984) menjelaskan bahwa motivasi dalam diri siswa akan memberi petunjuk pada tingkah lakunya. Hal tersebut berarti tingkah laku siswa akan selalu diarahkan oleh motivasi yang ada dalam dirinya untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Siswa akan mengarahkan dirinya untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi tercapainya tujuan tersebut. Yamin (2005) mengemukakan bahwa motivasi belajar
memberi arah yang jelas. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar yang ada dalam diri siswa tidak hanya berfungsi dalam memberikan dorongan-dorongan untuk belajar saja, tetapi juga memberikan arah mengenai tingkah laku yang harus dilakukan demi tercapainya tujuan belajar. Sebagai contoh, siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam bidang biologi akan termotivasi untuk memenuhi minatnya tersebut dengan banyak mempelajari tentang pelajaran biologi diantaranya dengan banyak belajar tentang alam, makhluk hidup, organ-organ tubuh manusia, hewan dan tumbuhan. Selain itu siswa juga akan mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan bidang biologi diantaranya dengan bergabung dalam kelompok ilmiah remaja di sekolahnya.
c. Menyeleksi perbuatan Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi dalam diri siswa juga dapat berfungsi untuk menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pendapat tersebut dapat menggambarkan bahwa motivasi yang ada dalam diri siswa dapat mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dalam mencapai tujuannya dan siswa akan menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghambat tercapainya tujuan belajar. Crow dan Crow (1984) menjelaskan bahwa motivasi dalam
dilakukan oleh siswa. Hal tersebut berarti motivasi yang ada dalam diri siswa akan mampu mengarahkan siswa tersebut untuk memilih dan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang ingin dilakukan demi suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh, siswa yang termotivasi untuk menjadi juara kelas akan melakukan perbuatan-perbuatan yang mendukung dan berkeinginan keras untuk mencapai tujuan tersebut. Siswa tersebut akan belajar dengan giat, mengerjakan tugas dengan baik, dan disiplin dalam melaksanakan setiap kegiatan-kegiatannya di sekolah. Siswa tersebut akan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghambat dirinya untuk menjadi juara kelas, diantaranya malas belajar, membolos, menyontek pekerjaan teman, dan sering melanggar peraturan sekolah.
Berbagai fungsi motivasi tersebut di atas menunjukkan bahwa motivasi menentukan keberhasilan siswa dalam belajar dan mencapai tujuan belajarnya serta mampu menuntun siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dalam proses belajarnya. Selain berbagai fungsi di atas, motivasi juga berperan penting dalam proses belajar siswa. Peran motivasi dalam belajar berbeda dengan fungsinya. Uno (2008) menjelaskan ada tiga peran penting motivasi dalam belajar, yaitu: (a) motivasi menentukan penguatan belajar; (b) motivasi memperjelas tujuan belajar; dan (c) motivasi menentukan ketekunan belajar.
sebagai berikut:
a. Motivasi menentukan penguatan belajar Motivasi berperan penting dalam menentukan jalannya proses belajar siswa. Yamin (2005) menjelaskan bahwa motivasi berperan dalam memberikan penguatan, sokongan, dan arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan belajar. Senada dengan pendapat dari Yamin, Uno (2008) menjelaskan bahwa motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar siswa jika siswa yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan dengan bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang ada dalam diri siswa akan memberikan penguatan bagi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan proses belajar serta mengarahkan siswa tersebut untuk melakukan usaha-usaha dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dengan berdasar pada hal-hal yang pernah dilalui sebelumnya. Sebagai contoh, siswa sedang belajar matematika dengan bantuan tabel logaritma, tanpa tabel tersebut siswa tidak akan bisa mengerjakannya. Oleh karena itu, siswa berusaha mencari tabel tersebut. Usaha siswa untuk mencari tabel tersebut merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
Uno (2008) menjelaskan bahwa siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi dirinya. Penjelasan tersebut berarti siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika dirinya telah memperoleh hasil dari kegiatan belajarnya tersebut yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Yamin (2005) mengemukakan bahwa siswa akan termotivasi jika dirinya percaya bahwa suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu yang mempunyai nilai positif bagi dirinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa akan termotivasi untuk mempelajari suatu pengetahuan dan melakukan perilaku tertentu jika hasilnya akan dapat memberikan nilai positif atau bermanfaat bagi dirinya. Hamalik (2008) mengemukakan bahwa jika siswa telah menyadari kemungkinan aplikasi suatu pengetahuan, maka motivasi belajarnya akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif. Hal tersebut berarti bahwa jika siswa telah mengetahui kemungkinan aplikasi suatu pengetahuan, maka siswa tersebut akan lebih termotivasi untuk mempelajarinya. Sebagai contoh, siswa akan tertarik untuk belajar tentang mesin motor jika dirinya telah mengetahui manfaat dari hasil belajar mengenai mesin motor tersebut. Jika pada suatu saat, siswa diminta untuk memperbaiki mesin kendaraan bermotor yang rusak, dan ternyata dirinya mampu memperbaiki mesin tersebut, maka siswa akan semakin termotivasi Uno (2008) menjelaskan bahwa siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi dirinya. Penjelasan tersebut berarti siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika dirinya telah memperoleh hasil dari kegiatan belajarnya tersebut yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Yamin (2005) mengemukakan bahwa siswa akan termotivasi jika dirinya percaya bahwa suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu yang mempunyai nilai positif bagi dirinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa akan termotivasi untuk mempelajari suatu pengetahuan dan melakukan perilaku tertentu jika hasilnya akan dapat memberikan nilai positif atau bermanfaat bagi dirinya. Hamalik (2008) mengemukakan bahwa jika siswa telah menyadari kemungkinan aplikasi suatu pengetahuan, maka motivasi belajarnya akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif. Hal tersebut berarti bahwa jika siswa telah mengetahui kemungkinan aplikasi suatu pengetahuan, maka siswa tersebut akan lebih termotivasi untuk mempelajarinya. Sebagai contoh, siswa akan tertarik untuk belajar tentang mesin motor jika dirinya telah mengetahui manfaat dari hasil belajar mengenai mesin motor tersebut. Jika pada suatu saat, siswa diminta untuk memperbaiki mesin kendaraan bermotor yang rusak, dan ternyata dirinya mampu memperbaiki mesin tersebut, maka siswa akan semakin termotivasi
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Sardiman (2009) menjelaskan bahwa dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar yang ada dalam diri siswa akan dapat mendorong siswa tersebut untuk mengembangkan berbagai inisiatif dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajarnya, sehingga siswa akan memiliki ketahanan dalam belajar dan tidak mudah menyerah. Uno (2008) menjelaskan bahwa siswa yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Hal tersebut berarti motivasi yang ada dalam diri siswa berperan dalam menumbuhkan ketahanan dan ketekunan dalam mempelajari suatu pengetahuan tertentu yang dapat bermanfaat bagi dirinya. Siswa yang tidak memiliki motivasi dalam mempelajari sesuatu, maka akan mudah terpengaruh oleh kegiatan yang lain dan tidak akan bertahan lama dalam belajar. Semakin tinggi motivasi siswa dalam mempelajari hal tertentu, maka semakin tekun dirinya dalam mempelajari hal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi memiliki beberapa fungsi dan peran yang positif dalam belajar khususnya bagi para siswa. Motivasi dalam diri siswa akan dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan- Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi memiliki beberapa fungsi dan peran yang positif dalam belajar khususnya bagi para siswa. Motivasi dalam diri siswa akan dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-
3. Aspek-Aspek Motivasi Belajar Pada dasarnya masing-masing siswa telah memiliki motivasi untuk belajar dalam dirinya. Motivasi siswa untuk belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain. Hal tersebut tampak dari sikap dan perilaku siswa dalam setiap kegiatan belajarnya. Sardiman (2009) menjelaskan ada enam aspek motivasi belajar yang ada pada diri siswa, yaitu: (a) tanggung jawab; (b) tekun terhadap tugas; (c) memiliki sejumlah usaha; (d) memperhatikan umpan balik; (e) waktu penyelesaian tugas; dan (f) menetapkan tujuan yang realistis.
Aspek-aspek motivasi belajar menurut Sardiman (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tanggung jawab Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula akan kebutuhan belajarnya. Mc.Clelland (dalam Nasution, 1988) mengemukakan bahwa salah satu hal yang dapat mempertinggi motivasi yaitu merasa turut bertanggung jawab. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang merasa bertanggung jawab akan tugas-tugas dan kegiatan belajarnya merupakan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa tersebut tidak akan meninggalkan tugas belajar yang diberikan kepada a. Tanggung jawab Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula akan kebutuhan belajarnya. Mc.Clelland (dalam Nasution, 1988) mengemukakan bahwa salah satu hal yang dapat mempertinggi motivasi yaitu merasa turut bertanggung jawab. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang merasa bertanggung jawab akan tugas-tugas dan kegiatan belajarnya merupakan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa tersebut tidak akan meninggalkan tugas belajar yang diberikan kepada
b. Tekun terhadap tugas Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa ditandai dengan tekun terhadap tugas yang berupa konsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan menunjukkan sikap berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses belajar. Yamin (2005) menjelaskan bahwa motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar yang berhubungan dengan ketahanan perilaku atau lamanya individu untuk terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi dalam diri individu akan menuntunnya untuk secara terus menerus berperilaku menurut cara tertentu termasuk dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa akan memiliki ketahanan atau ketekunan dalam belajar b. Tekun terhadap tugas Sardiman (2009) menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa ditandai dengan tekun terhadap tugas yang berupa konsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan menunjukkan sikap berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses belajar. Yamin (2005) menjelaskan bahwa motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar yang berhubungan dengan ketahanan perilaku atau lamanya individu untuk terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi dalam diri individu akan menuntunnya untuk secara terus menerus berperilaku menurut cara tertentu termasuk dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa akan memiliki ketahanan atau ketekunan dalam belajar
c. Memiliki sejumlah usaha Purwanto (1990) mengemukakan bahwa motivasi dapat menggerakkan individu yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu dan memimpin individu untuk bertindak dengan cara tertentu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang ada dalam diri individu akan dapat menggerakkan individu tersebut untuk melakukan tindakan atau usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Begitu juga dalam kegiatan belajar, siswa akan terdorong untuk melakukan tindakan atau sejumlah usaha dalam rangka mempelajari suatu pengetahuan tertentu jika siswa tersebut memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Sardiman (2009) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk belajar. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi untuk belajar akan selalu giat belajar dan berusaha keras untuk dapat mencapai tujuan belajarnya.
d. Memperhatikan umpan balik Yamin (2005) mengemukakan bahwa untuk menimbulkan motivasi belajar siswa dapat dengan melakukan interaksi antara siswa dan guru yaitu melalui proses komunikasi secara timbal balik dalam menyampaikan materi kepada siswa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa melalui komunikasi timbal balik antara siswa dan guru selama
mempelajari suatu materi tertentu. Siswa yang memberikan umpan balik pada guru dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki ketertarikan dan motivasi belajar yang tinggi terhadap materi yang disampaikan. Woolfolk (2009) menjelaskan bahwa kesempatan yang diberikan guru kepada siswa dalam memberikan respon atau tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut berarti bahwa kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk memberikan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang tinggi dapat diketahui melalui interaksi timbal balik yang dilakukan antara siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Waktu penyelesaian tugas Nasution (1995) menjelaskan bahwa siswa dapat mencapai hasil belajar jika siswa dapat menggunakan waktu dengan efisien. Penjelasan tersebut berarti waktu merupakan salah satu aspek penting dalam motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan menggunakan waktu belajarnya secara efisien. Dimyati dan Mudjiono (1999) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajar ditandai dengan penggunaan waktu belajar secara tertib. Hal tersebut menunjukkan siswa yang memiliki motivasi e. Waktu penyelesaian tugas Nasution (1995) menjelaskan bahwa siswa dapat mencapai hasil belajar jika siswa dapat menggunakan waktu dengan efisien. Penjelasan tersebut berarti waktu merupakan salah satu aspek penting dalam motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan menggunakan waktu belajarnya secara efisien. Dimyati dan Mudjiono (1999) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam belajar ditandai dengan penggunaan waktu belajar secara tertib. Hal tersebut menunjukkan siswa yang memiliki motivasi
f. Menetapkan tujuan yang realistis Woolfolk (2009) menjelaskan bahwa motivasi timbul karena adanya ekspektasi untuk mencapai tujuan. Hal tersebut berarti motivasi individu timbul karena adanya suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Begitu juga dalam belajar, siswa akan termotivasi untuk belajar jika kegiatan belajarnya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Slameto (1995) mengemukakan jika siswa memahami bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan jika siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa tersebut akan termotivasi untuk mempelajarinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tujuan belajar yang dianggap penting dan bermanfaat bagi siswa dapat mendorong siswa tersebut untuk giat dalam belajar. Sebaliknnya, Hamalik (1983) mengemukakan bahwa tujuan yang samar-samar dan tidak realistis dapat menjadi penghalang atas kemajuan belajar siswa, bukan kemajuan yang akan dicapai, melainkan kegagalan dan kekecewaan yang akan diperoleh. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menentukan tujuan yang jelas dan realistik dalam kegiatan belajar merupakan salah satu hal yang dapat menggambarkan bahwa f. Menetapkan tujuan yang realistis Woolfolk (2009) menjelaskan bahwa motivasi timbul karena adanya ekspektasi untuk mencapai tujuan. Hal tersebut berarti motivasi individu timbul karena adanya suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Begitu juga dalam belajar, siswa akan termotivasi untuk belajar jika kegiatan belajarnya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Slameto (1995) mengemukakan jika siswa memahami bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan jika siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa tersebut akan termotivasi untuk mempelajarinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tujuan belajar yang dianggap penting dan bermanfaat bagi siswa dapat mendorong siswa tersebut untuk giat dalam belajar. Sebaliknnya, Hamalik (1983) mengemukakan bahwa tujuan yang samar-samar dan tidak realistis dapat menjadi penghalang atas kemajuan belajar siswa, bukan kemajuan yang akan dicapai, melainkan kegagalan dan kekecewaan yang akan diperoleh. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menentukan tujuan yang jelas dan realistik dalam kegiatan belajar merupakan salah satu hal yang dapat menggambarkan bahwa
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan sikap dan perilaku tertentu yang mendukung dalam kegiatan belajarnya. Sikap dan perilaku tersebut akan dapat membedakan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Oleh karena itu, berbagai aspek di atas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.