Keyakinan Diri

C. Keyakinan Diri

1. Pengertian Keyakinan Diri Keyakinan diri berawal dari social learning theory yang dikemukakan oleh Bandura. Keyakinan diri yang ada pada diri individu akan mempengaruhi keyakinan individu terhadap dirinya sendiri dalam melakukan setiap kegiatan dalam hidupnya. Bandura (1994) mendefinisikan keyakinan diri sebagai keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk menghasilkan tingkat performa yang diharapkan yang mempunyai pengaruh terhadap peristiwa-peristiwa yang berimbas pada kehidupannya. Lebih lanjut Bandura (1997) menjelaskan bahwa keyakinan diri merupakan keyakinan individu akan kapabilitasnya untuk menghasilkan pencapaian tertentu. Pendapat Bandura tersebut berarti bahwa keyakinan diri yang ada dalam diri individu menunjukkan tingkat

mencapai tujuan yang diharapkan. Individu akan melakukan segala sesuatu dengan dilandasi keyakinan diri yang ada pada dirinya. Keyakinan yang ada dalam diri individu menjadi dasar bagi dirinya dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bandura (1982) menyatakan bahwa individu akan menghindari aktivitas yang menurutnya telah melebihi kemampuannya, serta akan melakukan aktivitas secara sungguh-sungguh yang menurutnya dapat dikuasai dengan baik. Pernyataan di atas berarti individu dalam melakukan segala sesuatu akan didasarkan pada keyakinannya terhadap kemampuan yang dimiliki.

Feldman (2009) mendefinisikan keyakinan diri sebagai keyakinan individu akan kemampuan yang dimiliki yang berperan dalam meningkatkan aspirasi dan ketekunannya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri dalam diri individu merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya yang dapat mempengaruhi aspirasi dan ketekunannya. Sedangkan Woolfolk (2009) mendefinisikan keyakinan diri sebagai keyakinan individu tentang kompetensi atau efektivitasnya di bidang tertentu. Keyakinan diri merupakan perasaan individu bahwa dirinya mampu menangani tugas tertentu dengan efektif. Hal tersebut berarti bahwa keyakinan diri yang ada dalam diri individu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam bidang-bidang tertentu.

keberhasilannya dalam menekuni dan menjalankan bidang tersebut.

Luthans (2006) menjelaskan bahwa keyakinan diri mengacu pada keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. Senada dengan pendapat Luthans, Bandura (1994) mengemukakan bahwa keyakinan individu terhadap keyakinan diri yang ada dalam dirinya akan menentukan perasaan, pikiran, motivasi dan perilakunya. Berdasarkan pendapat di atas maka keyakinan diri dalam diri individu akan dapat menentukan perasaan, pikiran, motivasi dan perilakunya sehubungan dengan keyakinan individu tersebut terhadap kemampuannya dalam melakukan tugas tertentu.

Keyakinan diri berkaitan dengan penilaian individu terhadap dirinya. Bandura (1982) menjelaskan bahwa penilaian individu terhadap keyakinan diri yang ada dalam dirinya akan menentukan usaha yang akan dilakukan individu serta ketahanan individu dalam menghadapi rintangan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa usaha serta ketahanan individu dalam menghadapi rintangan yang ada akan didasarkan pada penilaiannya terhadap keyakinan diri yang ada dalam dirinya. Semakin tinggi penilaian individu terhadap keyakinan diri dalam dirinya, maka akan semakin besar usaha yang dilakukan serta akan semakin kuat komitmen individu dalam menghadapi setiap rintangan yang ada. Sebaliknya, semakin rendah Keyakinan diri berkaitan dengan penilaian individu terhadap dirinya. Bandura (1982) menjelaskan bahwa penilaian individu terhadap keyakinan diri yang ada dalam dirinya akan menentukan usaha yang akan dilakukan individu serta ketahanan individu dalam menghadapi rintangan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa usaha serta ketahanan individu dalam menghadapi rintangan yang ada akan didasarkan pada penilaiannya terhadap keyakinan diri yang ada dalam dirinya. Semakin tinggi penilaian individu terhadap keyakinan diri dalam dirinya, maka akan semakin besar usaha yang dilakukan serta akan semakin kuat komitmen individu dalam menghadapi setiap rintangan yang ada. Sebaliknya, semakin rendah

Individu yang menilai dirinya memiliki tingkat keyakinan diri yang tinggi akan mengarahkan perhatian dan usahanya untuk dapat memenuhi tuntutan dari lingkungan serta mengerahkan usaha yang lebih besar untuk menghadapi rintangan yang ada. Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat keyakinan diri yang rendah dalam menghadapi tuntutan dari lingkungan akan lebih merenungkan dan membayangkan tentang tingkat kesulitan yang dihadapi daripada memikirkan tentang kemampuan yang dimiliki (Bandura, 1982). Hal tersebut menunjukkan bahwa individu dengan tingkat keyakinan diri yang tinggi akan lebih terfokus pada usahanya dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan serta menghadapi rintangan-rintangan yang muncul. Sebaliknya, individu dengan tingkat keyakinan diri yang rendah pikirannya akan lebih terfokus pada hal-hal negatif yang mungkin terjadi daripada memikirkan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam memenuhi tuntutan lingkungan di sekitarnya.

Bandura (2000) menjelaskan bahwa dalam menghadapi rintangan, kemunduran, dan kegagalan, individu yang meragukan kemampuannya akan dapat menurunkan usahanya atau sama sekali menyerah, sedangkan individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan menggunakan

bahwa individu dengan keyakinan diri yang rendah akan merasa ragu dengan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan yang ada, sehingga akan menurunkan usahanya dalam mencapai tujuan yang diharapkan bahkan individu dapat sama sekali menyerah dalam mencapai tujuannya tersebut. Sebaliknya, individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan merasa yakin dengan kemampuannya serta akan mengerahkan usaha yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan.

Individu dengan tingkat keyakinan diri yang tinggi akan senantiasa memiliki perasaan optimis dalam dirinya. Individu tersebut juga akan berpikir dan berorientasi ke depan dalam segala hal serta memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Woolfolk (2009) yang menjelaskan bahwa keyakinan diri mempengaruhi motivasi melalui goal setting. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keyakinan diri pada diri individu di bidang tertentu, maka tujuan yang ditetapkan akan semakin tinggi dan tidak takut gagal. Individu tersebut akan memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Bandura (2000) mengemukakan bahwa individu dengan keyakinan diri tinggi berharap akan memperoleh hasil yang baik melalui pelaksanaan yang baik. Senada dengan pendapat Bandura, Luthans (2006) mengemukakan bahwa individu dengan keyakinan diri yang tinggi

insentif hasil yang positif. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan berorientasi pada keberhasilan dan kesuksesan dalam setiap tindakannya serta adanya harapan akan hasil yang positif bagi dirinya. Bandura (1994) menjelaskan bahwa individu yang memiliki keyakinan yang tinggi pada kemampuannya, akan memiliki keberanian untuk melakukan tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang harus dihindari. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi pada dirinya akan menghadapi setiap tantangan yang ada dan tidak akan menghindarinya demi mencapai tujuan yang diinginkan. Individu akan mempersiapkan diri dan menjaga komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan. Individu akan meningkatkan dan mempertahankan upayanya dalam menghadapi setiap kegagalan yang mungkin terjadi. Bandura (1994) selanjutnya menjelaskan bahwa individu akan cepat memulihkan rasa keberhasilan setelah kegagalan atau kemunduran, serta mendekati situasi yang mengancam dengan jaminan bahwa dirinya dapat melakukan kontrol atas situasi tersebut. Hal tersebut berarti bahwa individu dengan keyakinan diri yang tinggi tidak akan mudah menyerah setelah mengalami kegagalan dalam hidupnya dan akan terus berjuang menghadapi setiap hambatan dan tantangan yang ada demi mencapai tujuan yang diinginkan.

rendah akan menganggap performanya tidak baik dan akan mengharapkan hasil yang negatif. Senada dengan pendapat Bandura, Luthans (2006) mengemukakan bahwa individu dengan keyakinan diri rendah mengharapkan kegagalan dan memikirkan disinsentif hasil yang negatif. Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu dengan keyakinan diri yang rendah akan bersikap pesimis dalam setiap tindakannya. Individu tersebut akan merasa tidak memiliki kemampuan dalam melakukan hal tertentu dan selalu berorientasi pada kegagalan. Bandura (1994) menjelaskan bahwa individu yang meragukan kemampuannya akan menghindar dari tugas-tugas sulit yang dianggap sebagai ancaman pribadi. Hal tersebut berarti bahwa individu yang memiliki keyakinan yang rendah pada dirinya akan menghindari hal-hal yang dapat menghambat upayanya untuk mencapai tujuan serta tidak menyukai tantangan. Individu tersebut memiliki komitmen yang lemah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada saat dihadapkan dengan tugas-tugas yang sulit, individu akan selalu memikirkan kekurangan pribadinya, hambatan yang akan dihadapi, dan berbagai hasil yang merugikan daripada berkonsentrasi pada upaya-upaya agar dapat melakukan tugas-tugas tersebut dengan sukses.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan keyakinan diri adalah suatu keyakinan yang ada pada diri individu mengenai kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan lebih berani dalam menghadapi tantangan Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan keyakinan diri adalah suatu keyakinan yang ada pada diri individu mengenai kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan lebih berani dalam menghadapi tantangan

2. Proses Psikologis dalam Keyakinan Diri Keyakinan diri yang ada pada diri individu akan dapat menghasilkan efek psikologis bagi dirinya melalui berbagai proses psikologis. Proses psikologis tersebut dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Bandura (1994) menjelaskan bahwa keyakinan diri yang ada pada diri individu dapat terjadi melalui empat proses psikologis, yaitu: (a) proses kognitif; (b) proses motivasi; (c) proses afeksi; dan (d) proses seleksi.

Proses-proses psikologis dalam keyakinan diri individu menurut Bandura (1994) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Proses kognitif Bandura (1994) menjelaskan bahwa kebanyakan perilaku individu yang diarahkan pada tujuan tertentu diatur melalui pemikiran. Pendapat tersebut berarti bahwa segala tindakan individu dalam kehidupannya dilakukan berdasarkan proses pemikiran sebelumnya demi upayanya untuk dapat mencapai tujuan. Penetapan tujuan

Bandura (1994) lebih lanjut menjelaskan bahwa semakin tinggi keyakinan diri individu, semakin tinggi pula tantangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan semakin kuat komitmen untuk mencapainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi keyakinan diri individu, maka dirinya akan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi setiap tantangan yang ada dan individu akan memiliki komitmen yang kuat untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bandura (1994) mengemukakan bahwa individu dengan keyakinan diri yang tinggi memiliki gambaran tentang kesuksesan yang mampu memberikan petunjuk dan dukungan positif untuk performanya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan memiliki gambaran tentang keberhasilan yang dapat dicapai yang selanjutnya akan mengarahkan dirinya untuk melakukan upaya-upaya yang tepat sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sebaliknya, individu dengan keyakinan diri yang rendah akan memiliki gambaran tentang kegagalan dan memikirkan berbagai kemungkinan negatif yang dapat membawa dirinya dalam suatu keterpurukan.

b. Proses motivasi Bandura (1994) mengemukakan bahwa keyakinan akan keyakinan diri memainkan peran kunci pada motivasi individu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri berperan penting dalam

Bandura (1994) menjelaskan bahwa kebanyakan motivasi individu dihasilkan secara kognitif. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu akan memotivasi dirinya dan mengarahkan perbuatannya melalui serangkaian pemikiran yang dilakukan sebelumnya. Bandura (1994) menjelaskan bahwa individu akan membentuk keyakinan dalam dirinya mengenai hal-hal yang dapat dilakukan serta memprediksikan terlebih dahulu hasil-hasil yang mungkin didapatkan dari tindakan yang akan dilakukan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa individu dalam melakukan segala sesuatu akan didasarkan pada keyakinannya terhadap kemampuan yang dimiliki serta berusaha melakukan prediksi akan hasil-hasil yang mungkin dapat diperoleh. Berdasarkan pemikiran yang telah dilakukannya tersebut individu selanjutnya akan menetapkan tujuan untuk dirinya serta memotivasi diri dan merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk dapat mencapai masa depan yang cerah.

c. Proses afeksi Bandura (1994) mengemukakan bahwa keyakinan individu pada kemampuannya dalam mengatasi masalah akan mempengaruhi tingkat stres dan depresi yang dialami pada situasi sulit atau mengancam, begitu juga dengan tingkat motivasinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri yang tinggi pada diri individu dalam menghadapi problema hidup akan dapat mengurangi

individu dalam menghadapi situasi-situasi sulit dalam hidupnya. Kemampuan individu dalam mengatasi emosi yang timbul pada dirinya akan mempengaruhi usahanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bandura (1994) menjelaskan bahwa afeksi terjadi secara alami dalam diri individu dan berperan dalam menentukan intensitas pengalaman emosional. Hal tersebut berarti afeksi dalam diri individu timbul dengan sendirinya secara alami serta berperan penting dalam setiap pengalaman emosional individu, diantaranya dalam mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang menghalangi pola pikir yang benar untuk mencapai tujuan individu.

d. Proses seleksi Bandura (1994) menjelaskan bahwa keyakinan akan keyakinan diri dapat membentuk kemampuan individu untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri yang ada dalam diri individu dapat menuntunnya untuk menyeleksi tingkah laku dan menentukan lingkungan yang tepat bagi dirinya untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Bandura (1994) mengemukakan bahwa perkembangan dan pemilihan karir merupakan salah satu contoh kekuatan keyakinan diri individu. Semakin tinggi tingkat keyakinan diri individu, maka akan semakin luas pilihan karir yang dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Hal tersebut berarti d. Proses seleksi Bandura (1994) menjelaskan bahwa keyakinan akan keyakinan diri dapat membentuk kemampuan individu untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri yang ada dalam diri individu dapat menuntunnya untuk menyeleksi tingkah laku dan menentukan lingkungan yang tepat bagi dirinya untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Bandura (1994) mengemukakan bahwa perkembangan dan pemilihan karir merupakan salah satu contoh kekuatan keyakinan diri individu. Semakin tinggi tingkat keyakinan diri individu, maka akan semakin luas pilihan karir yang dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Hal tersebut berarti

Berbagai proses psikologis di atas merupakan proses-proses yang dialami individu dalam kehidupannya sehari-hari yang terjadinya turut dipengaruhi oleh keyakinan diri yang ada dalam diri individu. Keyakinan diri akan menentukan jalannya proses-proses psikologis individu baik proses kognitif, motivasi, afektif, maupun seleksi. Semakin tinggi tingkat keyakinan diri dalam diri individu, maka semakin positif efek-efek yang ditimbulkan melalui berbagai proses psikologis tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keyakinan diri dalam diri individu, maka akan semakin negatif efek yang dihasilkan melalui proses-proses psikologis tersebut.

3. Sumber Keyakinan Diri Keyakinan diri tidak dapat timbul dengan sendirinya. Keyakinan diri akan dapat terbentuk dengan baik dalam diri individu melalui beberapa sumber yang mendukung. Bandura (1997) menjelaskan ada empat sumber keyakinan diri, yaitu: (a) pengalaman keberhasilan (mastery experience); (b) pengalaman orang lain (vicarious experience) atau meniru (modelling);

(psychological and affective states). Sumber keyakinan diri menurut Bandura (1997) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengalaman keberhasilan (mastery experience) Bandura (1997) menjelaskan bahwa pengalaman keberhasilan merupakan sumber informasi yang paling kuat dalam meningkatkan keyakinan diri individu. Penjelasan tersebut berarti bahwa kesuksesan yang pernah dialami individu dapat meningkatkan keyakinan diri individu sedangkan kegagalan dapat menurunkan keyakinan diri individu. Selanjutnya Bandura (1997) mengemukakan jika pengalaman keberhasilan individu didapat dengan mudah, maka individu akan mengharapkan hasil yang cepat dan individu akan mudah kehilangan semangat ketika mengalami kegagalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesulitan yang dialami individu dalam mencapai keberhasilannya akan mempengaruhi motivasinya untuk terus berusaha ketika dirinya mengalami kegagalan. Bandura (1997) menambahkan bahwa keyakinan yang tinggi dalam diri individu dapat tumbuh melalui pengalamannya dalam mengatasi hambatan melalui usaha yang besar. Hal tersebut berarti pengalaman keberhasilan individu dalam menghadapi hambatan melalui usaha yang sungguh-sungguh akan membekas dalam diri individu dan akan menjadi tenaga pendorong bagi dirinya dalam mencapai keberhasilan.

(modelling) Bandura (1997) mengemukakan bahwa keyakinan diri didapat melalui social models . Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keyakinan diri dalam diri individu dapat diperoleh melalui model sosial, yaitu pengalaman keberhasilan individu lain yang memiliki kemiripan dengan dirinya dalam mengerjakan suatu tugas, pada umumnya akan dapat meningkatkan keyakinan diri individu tersebut dalam mengerjakan tugas yang sama. Bandura (1997) menjelaskan bahwa individu yang melihat keberhasilan individu lain dalam melakukan aktivitas yang serupa atau mirip dengan dirinya, maka akan dapat meningkatkan keyakinan diri individu tersebut dengan meninjau diri sendiri bahwa dirinya juga menguasai kemampuan untuk melakukan aktivitas yang dilakukan model tersebut. Hal tersebut berarti bahwa keyakinan diri individu akan dapat meningkat jika dirinya melihat individu lain dapat berhasil dalam melakukan aktivitas yang sama dengan dirinya. Keyakinan diri individu akan dapat terbentuk dengan cara individu tersebut membandingakan antara dirinya dengan model sosial yang diamati.

c. Bujukan lisan (verbal persuasion) Bujukan lisan dapat memperkuat keyakinan individu mengenai kemampuannya dalam mencapai tujuan (Bandura, 1997). Hal tersebut berarti bahwa informasi yang disampaikan secara verbal tentang

melakukan suatu tugas, akan dapat mendorong individu tersebut untuk lebih berusaha keras mencapai tujuan. Bujukan dan kata-kata yang positif yang disampaikan kepada individu, akan membuat individu tersebut merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan suatu tugas tertentu, sehingga akan timbul keyakinan yang besar dalam dirinya dibandingkan individu yang mendapatkan kata-kata yang bernada negatif tentang dirinya dan selalu berfikir negatif tentang dirinya sendiri.

d. Kondisi emosional (psychological and affective states)

Bandura (1997) menjelaskan bahwa kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri individu ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Hal tersebut berarti kondisi psikologis dan afektif individu ikut menentukan keberhasilan tugas-tugas yang dilaksanakan individu. Jika kondisi psikologis dan afektif individu dalam kondisi yang mendukung dalam pelaksanaan tugas, maka individu akan dapat mencapai keberhasilan, begitu pula sebaliknya. Bandura (1997) menambahkan bahwa suasana hati juga dapat mempengaruhi penilaian individu terhadap keyakinan diri yang ada pada dirinya. Hal tersebut berarti bahwa suasana hati yang positif akan dapat menghasilkan keyakinan diri yang tinggi dalam diri individu, sedangkan suasana hati yang negatif akan menghasilkan keyakinan diri rendah dalam diri individu. Selain itu Bandura (1997) mengemukakan bahwa individu Bandura (1997) menjelaskan bahwa kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri individu ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Hal tersebut berarti kondisi psikologis dan afektif individu ikut menentukan keberhasilan tugas-tugas yang dilaksanakan individu. Jika kondisi psikologis dan afektif individu dalam kondisi yang mendukung dalam pelaksanaan tugas, maka individu akan dapat mencapai keberhasilan, begitu pula sebaliknya. Bandura (1997) menambahkan bahwa suasana hati juga dapat mempengaruhi penilaian individu terhadap keyakinan diri yang ada pada dirinya. Hal tersebut berarti bahwa suasana hati yang positif akan dapat menghasilkan keyakinan diri yang tinggi dalam diri individu, sedangkan suasana hati yang negatif akan menghasilkan keyakinan diri rendah dalam diri individu. Selain itu Bandura (1997) mengemukakan bahwa individu

Keempat sumber keyakinan diri di atas dapat mendorong terbentuknya keyakinan diri yang tinggi pada diri individu yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Berbagai sumber keyakinan diri tersebut dapat timbul dari dalam diri individu yang berupa pengalaman keberhasilan dan kondisi emosional, serta dapat berasal dari luar diri individu yang berupa informasi verbal dan pengalaman individu lain. Semua sumber keyakinan diri tersebut hendaknya selalu ditanamkan dalam diri individu demi terbentuknya keyakinan yang tinggi akan kemampuannya dalam mencapai suatu tujuan.

4. Aspek-Aspek Keyakinan Diri Keyakinan diri yang ada pada diri individu berbeda-beda antara individu satu dengan individu lain. Keyakinan diri yang tinggi akan menjadikan individu memiliki keyakinan yang tinggi pula akan kemampuannya dalam mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya, keyakinan diri yang rendah akan menjadikan individu sebagai pribadi yang tidak 4. Aspek-Aspek Keyakinan Diri Keyakinan diri yang ada pada diri individu berbeda-beda antara individu satu dengan individu lain. Keyakinan diri yang tinggi akan menjadikan individu memiliki keyakinan yang tinggi pula akan kemampuannya dalam mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya, keyakinan diri yang rendah akan menjadikan individu sebagai pribadi yang tidak

Aspek-aspek keyakinan diri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Level Bandura (2006) menjelaskan bahwa aspek level berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas. Individu akan mencoba melakukan tugas yang dirasa dapat dilakukan dan akan menghindari tugas atau situasi yang diluar batas kemampuan. Bandura (2006) selanjutnya menambahkan jika tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan keyakinan diri secara individual terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau sulit. Hal tersebut berarti bahwa berdasarkan keyakinan diri yang ada dalam dirinya, individu akan melakukan tugas dengan tingkat kesulitan sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan.

b. Generality Generality dijelaskan Bandura (2006) sebagai aspek yang berkaitan dengan luas bidang tugas. Keyakinan diri yang ada pada diri individu merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam b. Generality Generality dijelaskan Bandura (2006) sebagai aspek yang berkaitan dengan luas bidang tugas. Keyakinan diri yang ada pada diri individu merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam

c. Strength Strength dijelaskan Bandura (2006) sebagai aspek yang berhubungan dengan kemantapan atau tingkat keyakinan individu. Individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi pula pada dirinya, sementara individu dengan keyakinan diri yang rendah akan kurang yakin dengan dirinya sendiri. Bandura (2006) mengemukakan bahwa individu dengan keyakinan diri rendah lebih mudah menyerah pada pengalaman-pengalaman ketidakberhasilan, sementara individu dengan keyakinan diri yang tinggi akan tetap berusaha walaupun menemui pengalaman-pengalaman yang menghambat. Pendapat tersebut berarti individu dengan keyakinan diri rendah akan mudah digoyahkan oleh pengalaman akan kegagalan, sedangkan individu dengan keyakinan diri tinggi akan terus berusaha dengan tekun meskipun dirinya mengalami banyak kesulitan dan halangan.

mengetahui tingkat keyakinan diri yang ada pada masing-masing individu, antara lain level yang berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas yang dilakukan individu, generality berkaitan dengan luas bidang tugas yang dilakukan individu, dan strength yang berhubungan dengan tingkat keyakinan individu. Semakin tinggi tingkat keyakinan diri pada diri individu, maka akan semakin tinggi tingkat kesulitan tugas dan semakin luas bidang tugas yang dapat dilakukan individu serta akan semakin yakin individu pada kemampuannya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keyakinan diri pada diri individu, maka akan semakin rendah tingkat kesulitan tugas dan semakin sempit bidang tugas yang dilakukan individu serta akan semakin rendah pula keyakinan individu pada kemampuannya.