Sekolah Dasar Kerangka Konsep

2.3. Sekolah Dasar

Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia, ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dan merupakan suatu lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum Ahmadi, 2001. 1.Fungsi Sekolah Sekolah memiliki fungsi yakni : Ahmadi, 2001 1. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat 2. Mengembangkan kepribadian peserta didik dapat bergaul dengan guru dan teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku. 2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan sekolah yang sehat adalah : a. Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci tangan c. WC yang memenuhi syarat kesehatan d. Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi syarat kesehatan. Universitas Sumatera Utara e. Saluran pembuangan air limbah air bekas yang lancar tidak tersumbat. f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus memenuhi syarat kesehatan. g. Bangunan sekolah dan letaknya Azwar, 1995.

2.4. Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap maupun aktif melakukan tindakan. Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice Sarwono, 2004.

2.4.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, radio, televisi, poster, majalah dan surat kabar. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi Notoatmodjo, 2003. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan dan mendifinisikan. 2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi Universitas Sumatera Utara harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, memyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk memperguankan materi yang telah dipelajari pada kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. 4. Analisis, yaitu kemampuan untuk memjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

2.4.2. Sikap

Menurut Notoatmodjo 2005, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Gerungan 2002, sikap merupakan pendapat maupun pandangan seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek. Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau sikap perasaan tertentu, tetapi sikap terbentuk sepanjang perkembangan. Peranan sikap dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap objek–objek sikapnya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objeknya. Sikap dapat dibedakan menjadi : a. Sikap Sosial suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang- ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat. b. Sikap Individu Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual berkenaan dengan objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Sikap individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri. Sikap dapat diartikan sebagai suatu bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluative yaitu suatu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Sikap mempunyai beberapa karakteristik yaitu : 1. Selalu ada objeknya. 2. Biasanya bersifat evaluativ. 3. Relatif mantap. 4. Dapat dirubah. Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh Total Attitude, dalam penentuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tetapi sikap selalu tercermin dari perilaku seseorang Ahmadi, 2003. Menurut Ahmadi 2003, sikap dibedakan menjadi : 1. Sikap negatif yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetuujui terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada. 2. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2005, sikap mempunyai beberapa tingkatan : 1. Menerima receiving, diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Merespon responding, member jawaban apabila ditolak, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. 3. Bertanggung jawab responsible, atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi. 4. Menghargai valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak langsung dilakukan dengan pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.

2.4.3. Tindakan

Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini yang disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, di dalam sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi Universitas Sumatera Utara tingkah laku. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang memungkinkan Ahmadi, 2002. Menurut Notoatmodjo 2005, tindakan adalah gerakkan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. secara biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan, namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Tindakan terdiri dari beberapa tindakan yaitu : Notoatmodjo, 2005 1. Persepsi, mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme, bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis ssudah menjadi kebiasaan. 4. Adaptasi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Konsep

Hipotesis sementara :

I. Pengetahuan

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS. Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS.

II. Sikap

Ho : Tidak ada hubungan Sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS. Ha : Ada hubungan Sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang sanitasi dasar dengan PHBS. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS • Pengetahuan Sanitasi Dasar • Sikap Sanitasi Dasar Karakteristik : • Jenis Kelamin • Umur • Rangking Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa SD di Kelurahan Harjosari I tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. 3.2. Lokasi dan waktu penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian berlokasi di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Alasan memilih lokasi ini karena sekolah dasar di Kelurahan Harjosari I belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap siswa SD tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS.

3.2.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sd Mei 2011.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas 5 yang bersekolah di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas. Alasan pemilihan siswa kelas 5 merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang di terimanya kepada orang lain Sarwono, 1997 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

19 227 82

Hubungan Suku Dengan Pola Hidup Sehat dan Infeksi Soil-Transmitted Helminth pada Anak Usia Sekolah Dasar di Medan Labuhan

0 82 76

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

2 75 63

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Murid SD Negeri 060895 Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

3 47 77

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

9 54 90

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT pada murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun 2011

2 0 61