kematian H. Sulong
57
. Akibatnya, masyarakat Islam bergerak secara bersembunyi, berawal dari tahun 1960-an.
Sehingga pemimpin masyarakat Muslim Patani yang terdiri dari kalangan ahli politik, kaum bagsawan dan para ulama sepakat untuk bergerak dan membentuk
organisasi perjuangan yang bertujuan menentang pemerintah Thailand dan menuntut kemerdekaan. Organisasi yang dibentuk di antara lain adalah: Barisan Revolusi
Nasional Melayu Patani BRN, Patani United Leberation Organization PULO, Barisan Nsional Pembebasan Patani BNPP, Partai Revolusi Nasional, Gerakan
Islam Patani GIP dan beberapa pergerakan lainnya seperti Sabilillah dan Black Desember 1902, dan organisasi pembebasan yang baru didirikan pada tahun 1980-an
termasuk Gerakan Mujahidin Patani GMP.
58
Meskipun masing-masing organisasi ini mempunyai landasan ideologis, taktik dan keanggotaan yang berbeda, tetapi yang
jelas semua organisasi menganggap kerajaan Thailand sebagai penjajah serta memahami perjuangan mereka sebagai jihad untuk mengembalikan Patani sebagai
sebuah negara yang merdeka, berdaulat dan kepunyaan Melayu Muslim.
A. Barisan Nasional Pembebasan Patani BNPP-BIPP
57 Muhammad Kamal K. Zaman, Fatani Malaysia: Kota Baru, 1996, 13 Ogos, h. 32
58 Sabilillah dan Black Desember 1902 merupakan pergerakan yang melakukan pengeboman
di bendara, Don Muang 4 Juli 1977 dan pengeboman di Yala, saat kunjungan Raja Phumiphol Adulyadej bersama Ratu Sirikit 22 September 1977. Lihat Seri Penelitian PPW-LIPI, 2000, h. 133
Barisan Nasional Pembebasan Patani BNPP yang didirikan pada tahun 1957 M merupakan organisasi tertua di antara organisasi-organisasi separatis lainnya.
59
BNPP, didirikan oleh Tengku Mahmud Mahyiddin, anak bungsu Tengku Abdul Qadir yang meninggal pada tahun 1933 M. Perjuangan suci H. Sulong dan Tengku
Mahmud Mahyiddin dalam gagasan penyatuan Patani dengan persekutuan tanah Melayu telah mengalami kegagalan. Tetapi mereka harus dibanggakan karena
berhasil membawa permasalahannya ke-Persyarikatan Bangsa-Bangsa PBB. Akibat kehilangan kedua tokoh pemimpin Patani yang terkenal tersebut, maka Tengku Abdul
Jalal meneruskan perjuangan dengan mendirikan Barisan Nasional Pembebasan Patani dengan singkatan BNPP atau Front Leberation of Patani pada 9 Oktober 1970
M.
60
Pendirian organisasi tersebut merupakan hasil dari kesepakatan dari tiga organisasi perjuangan pembebasan terbesar, yaitu Gabungan Melayu Patani Raya
GAMPAR,
61
Barisan Revolusi Nasional BRN dan Patani United Leberation Organization
PULO. Organisasi yang ulung ini banyak melancarkan perjuangannya di bawah komandan militer, Idris alias Pok Yeh atau Dureh Madiyoh yang lebih
dikenal dengan sebutan Pak Yeh saja. Namanya sangat ditakuti oleh pihak tentara dan
59 Surin Pitsuwan, Islam and Malay Natuinalism: a Case Study of the Malay Muslims of
Southern Thailand, Bangkok: Tammasat University, 1985, h. 174
60 Mohd. Zamberi A. Malik, Umat Islam Patani: Sejarah dan Politik, Malaysia: Shah Alam,
HIZBI, 1993, h. 318 61
Gabungan Melayu Patani Raya GAMPAR didirikan di Malaya oleh anak bungsu Tengku Mahmud Mahyiddin, tujuan utama adalah menjadikan Patani sebagian dari Malaya.
polisi Thai, sebab berhasil setiap melakukan pertempuran dan merencanakan strategi serangan terbuka dengan pemerintah Thailand.
Faktor lain yang mendukung perkembangan BNPP adalah kebersamaan bapak Idris—pemimpin gerilya yang populer itu dalam perang terbuka pada saat itu.
Dengan keberadaan kedua tokoh tersebut, ditambah dengan strategi dan langkah pendekatan ke arah internasional Melayu dan agama, sehingga BNPP mendapatkan
dukungan secara meluas dari masyarakat umum, baik dari kalangan guru agama, intelektual lainnya yang berada di Mekkah dan Malaysia.
62
Barisan Nasional Pembebasan Patani mempunyai 5 landasan ideologi revolusi penting yang dianggap dapat mewakili cita-cita Melayu Muslim Patani yaitu:
1. Angkatan tentara gerilya adalah angkatan tentara naional, sebagai angkatan
tentara rakyat Patani yang berjuang untuk kemerdekaan dan tidak melakukan perkara-perkara yang tidak adil atau menghina kaum wanita dan anak-anak.
2. Tidak melakukan perampokan harta benda, membuat kebinasaan atau
mengganggu mata pencarian rakyat yang sah mengikut undang-undang dan menurut prinsip ajaran Islam;
3. Menghormati adat-istiadat atau cara hidup rakyat serta memberikan kerjasama
terhadap mereka; 4.
Berjuang dengan gagah dan berani di samping menghormati tunas-tunas perjuangan dengan tenaga dan daya sendiri, dan segala peralatan senjata yang
dirampas akan dirahasiakan tempat simpanannya
5. Segala keputusan masyarakat hendaklah mengikuti suara terbanyak dan ini
akan dianggap penting, hendaklah diadakan latihan-latihan dan memberikan pengetahuan mengenai peperangan, muslihat perang geriliawan dan ajaran-
ajaran doktrin pemberontakan.
63
Tujuan Perjuangan BNPP adalah:
62 Ahmad Omar Chapakia, Politik Thai dan Reaksi Masyarakat di Selatan Thai 1932-1994
Kuala Lumpur: Universitas Malaya, 1997, h. 152-153 63
Mohd. Zamberi, Umat Islam Patani, h. 319
1. Menuntut kemerdekaan hak bangsa Melayu Patani yaitu Tanah Air, Agama
Islam, Bahasa, kebudayaan dan Kedaulatan pemerintahan Melayu Patani 2.
Mewujudkan sebuah negara Islam Patani dan mewujudkan sebuah masyarakat yang menjalankan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari serta menuntut
keridhoan dari Allah SWT.
3. Berusaha menyatukan perjuangan kemerdekaan Patani supaya berada di
bawah satu puncak pimpinan partai 4.
Mengorganisasikan kekuatan rakyat ke arah perjuangan kemerdekaan yang lebih terorganisir
5. Menjadikan suara rakyat Patani keperingkat antarabangsa
6. Menegakan konsep hidup bersama antara negara dan menjunjung tinggi
piagam bangsa-bangsa bersatu.
64
Sebagai organisasi perjuangan kemerdekaan, BNPP mempunyai pasukan ketentaraan yang tersusun rapi. Pada pertengahan tahun 1970-an, banyak pelajar dan
pemuda yang dikirim ke luar negeri untuk melakukan latihan ketentaraan. Dengan kembalinya para kader tersebut membuat BNPP memiliki banyak anggota Angkatan
Bersenjata yang terlatih. Namun, banyak dari kalangan mereka harus tinggal di negara tetangga dengan alasan politik. Sementara dalam bidang hubungan diplomatik,
BNPP menjadi organisasi perjuangan yang sangat dikenal oleh dunia luar. Hal tersebut merupakan hasil dari para pemimpinnya terdahulu yang mempelopori
golongan elit yang tinggal di kedua negara tersebut, menyebabkan BNPP bergerak lebih lancar di luar negeri. Di antara lain berhasil mengemukakan permasalahan
Patani ke perhimpunan pemimpin Islam di tingkat internasional, seperti Perhimpunan Menteri luar negeri Islam di Istambul pada tahun 1976 M.
65
64 Perlembagaan, Barisan Nasional Pembebasan Patani, 1978
65 Chapakia, Politik Thai dan Reaksi Masyarakat di Selatan Thai, h. 198-199
Sebenarnya, gerakan pembebasan telah menular ke dalam masyarakat Melayu Muslim Patani secara diam-diam. Namun, semakin meluas pada awal tahun 1960-
1963 M. Ada issu yang mengatakan bahwa pemberontakan akan meletus di tiga wilayah Melayu Muslim, dan demonstrasi besar-besaran menentang kekejaman akan
diadakan seiring dengan semakin meningkatnya tindak kekerasan dari aparat terhadap masyarakat. Pemerintah langsung bertindak dengan mengirimkan aparat dan beberapa
bataliyon tentara angkatan laut dengan 2 buah kapal perang mengawasi di pantai Narathiwat. Maka pada kenyataanya tidak ada peristiwa yang tidak diinginkan itu.
Sementara penindasan dan penangkapan terus berlangsung.
66
Mengingat masyarakat Melayu Muslim terus dianiayai oleh aparat pemerintah. Maka gerakan pembebasan didirikan dengan melakukan penentangan ke
seluruh negeri Melayu. Ketegangan terjadi mulai bulan September-Desember 1969 M. Pemberontakan bersenjata direstui oleh seorang guru agama setempat.
67
Karena masyarakat tidak suka dipermainkan oleh penguasa. Buktinya berbagai
pemberontakan terjadi di sana-sini. Mereka tidak suka dipanggil sebagai “Thai- Muslim”
karena istilah ini mencerminkan keberadaan mereka di bawah kekuasaan Thai. Semenjak negara Thailand menguasai Patani sampai tahun 1970 M, sering
sekali masyarakat bangkit melakukan pemberontakan bersenjata secara besar-
66 Ibid, h. 321
67 Daily News, Bangkok, 19 Juni 1980
besaran. Akibatnya, pemerintah melakukan operasi penumpasan, namun tentara dan polisi sering mendapat kegagalan.
68
Kematian pemimpin BNPP, Tengku Abdul Jalal Ibn Al-Marhum Tengku Abdul Mutallib, Raja Teluban nama suatu kabupaten yang terakhir di pasir putih,
Kelantan pada 1977 M seiring dengan kekalahan Partai Islam Se-Malaysia PAS pada tahun yang sama membuat organisasi ini merosot.
69
Kehilangan pemimpin ini, kemudian diserahkan kepada 15 orang anggota kepengurusan pusat sehingga
melantik Badri Hamdan seorang mahasiswa Universitas Timur Tengah sebagai ketua dan Syamsuddin Abdul Saleh sebagai wakil ketua, ia adalah mahasiswa lulusan
Mesir, dan merupakan adik mantan wakil parlemen propinsi Narathiwat, dari Partai Demokrat. Sesuai dengan perkembangan pada saat itu, akhirnya muncul kesepakatan
untuk mengantikan Barisan Nasional Pembebasan Patani menjadi Barisan Islam Pembebasan Patani BIPP.
B. Barisan Revolusi Nasional BRN