Karya-karya M. Quraish Shihab

menyelesaikan studi doktornya di Universitas al-Azhar, Mesir, tahun 1982. Namun demikian, pada awal tahun 1990-an tulisan-tulisannya dipublikasikan dalam bentuk buku untuk menjadi bacaan yang khalayak umum. Dalam banyak karyanya, Quraish selalu merujuk pada ayat al- Qur’an dalam mengatasi suatu persoalan yang dibahasnya. Hal ini tidaklah mengherankan karena ia dikenal sebagai pakar tafsir al- Qur’an. Karya- karyanya tidaklah terbatas pada bidang tafsir saja, oleh karena ia seorang pakar tafsir al- Qur’an, secara tidak langsung, ia juga menguasai berbagai disiplin ilmu-ilmu Islam lainnya. Dari karya-karyanya terlihat bahwa betapa luas wawasannya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan secara umum. Tulisan-tulisannya tidak hanya ditemukan dalam bentuk buku yang sudah beredar, tetapi juga tersebar di berbagai jurnal ilmiah dan media massa. Quraish merupakan seorang pemikir muslim yang berhasil mengkomunikasikan ide-idenya dengan khalayak pembaca. Banyak dari karya- karyanya telah dicetak ulang, dan menjadi karya “best seller”. Ini menunjukkan perhatian masyarakat terhadap karya-karyanya yang cukup besar. Karyanya Membumikan al- Qur’an: Fungsi Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Bandung: Mizan, 1992 telah mengalami cetak ulang kedelapan belas sejak pertama diterbitkan tahun 1992 sampai 1998. Demikian pula karyanya Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan Bandung: Mizan, 2000, Wawasan al- Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat Bandung: Mizan, 1996, masing-masing telah mengalami cetak ulang dua puluh kali antara 1994-2000, dan tiga belas kali 1996-2003. Howard M. Federspiel menggambarkan bahwa buku pertama dari tiga karya Quraish di atas adalah “memberikan ikhtisar nilai- nilai agama yang baru ”, buku kedua “meletakkan dasar bagi kepercayaan dan praktik Islam yang benar”, sementara buku ketiga memberikan wawasan tentang “perilaku al-Qur’an”. 11 Merujuk kepada ketiga karyanya itu, setting 11 Howard M. Federspiel, Kajian al- Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, Ter. Tajul Arifin, Bandung: Mizan, 1996, h. 296-298. sosial karya Quraish mencakup atau untuk dikonsumsi masyarakat awam, tetapi sebenarnya ia ditujukan kepada pembaca yang cukup terpelajar. 12 Tidak hanya itu, karya-karya Quraish yang sudah diterbitkan dan beredar di antaranya: Tafsir al-Manar; Keistimewaan dan Kelemahannya IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984, Pesona Al-Fatihah Jakarta: Untagma, 1986, Filsafat Hukum Islam Jakarta: Departemen Agama, 1987, Studi Kritis Tafsir al-Manar Karya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha Bandung: Pustaka Hidayah, 1994, Tafsir al- Qur’an al-Karim: Tafsir Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu Bandung: Pustaka Hidayah, 1997, Mukjizat al- Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib Bandung: Mizan 1997, Sahur Bersama Quraish Shihab di RCTI Bandung: Mizan 1997, Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al-Husna dalam Perspektif al- Qur’an Jakarta: Lentera, 1998, Haji Bersama M. Quraish Shihab: Panduan Praktis Menuju Haji Mabrur Bandung; Mizan, 1998, Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan dan Malaikat dalam al- Qur’an dan as-Sunnah serta Wacana Pemikiran Ulama Masa Lalu dan Masa Kini Jakarta: Lentera Hati, 1999, Untaian Permata buat Anakku: Pesan al- Qur’an untuk Mempelai Bandung: al-Bayan, 1999, Sejarah dan Ulum al- Qur’an Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, Fatwa-fatwa Seputar Ibadah Mahdah Bandung: Mizan, 1999, Fatwa- fatwa Seputar Ibadah dan Mu’amalah Bandung: Mizan, 1999, Fatwa-fatwa Seputar Wawasan Agama Bandung: Mizan, 1999, Fatwa-fatwa Seputar al- Qur’an dan Hadis Bandung: Mizan, 1999, Fatwa- fatwa Seputar Tafsir al- Qur’an Bandung: Mizan, 2001, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al- Qur’an Jakarta: Lentera Hati 2000, dan Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga dan Ayart-ayat Tahlil Jakarta: Lentera Hati, 2001. 13 12 Howard M. Federspiel, op. cit., h. 298. 13 Saiful Amin Ghofur, loc. cit.

B. Pembahasan

1. Konsep Khalifah Menurut M. Quraish Shihab

a. Pengertian Khalifah

Dalam kajian peneliti, bahwa M. Quraish Shihab menemukan dalam al- Qur’an kata khalifah yang terbagi dalam bentuk tunggal dan bentuk plural. Dalam bentuk tunggal terulang dua kali dalam al- Qur’an, yaitu dalam Al-Baqarah ayat 30 dan Shad ayat 26.                                Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al-Baqarah: 30                                 Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah penguasa di muka bumi, Maka berilah keputusan perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. Ada dua bentuk plural yang digunakan oleh al- Qur’an, yaitu : 1 Khalaif yang terulang sebanyak empat kali, yakni pada surah Al-An’am ayat 165, Yunus ayat 14 dan ayat 73, dan Fathir ayat 39.                        “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” QS. Al- An’am: 165.            “Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti mereka di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. ” QS. Yunus: 14.                    “Lalu mereka mendustakan Nuh, Maka Kami selamatkan Dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. ” QS. Yunus: 73.                             “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka akibat kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. ” QS. Fathir: 39.