Definisi Kritik TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Definisi Kritik

Kata kritik 1 merupakan alih bahasa dari kata دقن naqd 2 atau dari kata زييمت tamyîz. 3 Secara etimologis, kritik artinya mengamati, membanding, dan menimbang. 4 Sedangkan menurut Istilah, Kritik adalah suatu usaha untuk menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam rangka menemukan kebenaran. Kritik tidak hanya mencari kesalahan; kritik yang sehat menyebutkan sifat-sifat yang baik maupun yang buruk, mempertimbangkan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya dan pendapat, kemudian memberikan penilaian yang mantap. 5 Dalam al- Qur‟an dan hadis sendiri tidak ditemukan kata naqd yang digunakan dalam arti kritik. Tapi, ini tidak berarti bahwa konsep kritik tidak dikenal dalam al- Qur‟an. 6 Terlihat dalam surat Ali Imran ayat 179; ىتح هيلع مت اآم ىلع ي مؤ لا يل ها اكام َزيِمَي ها اكام بيطلا م ثي لا ا ۚهلس هابا ماف ءآشي م هلس م ي تجي ها كل بيغلا ىلع مكعلطيل ۞ ميظع جا مكلفا قتت ا مؤت 1 Kata Kritik berasal dari bahasa Belanda;Kritiek, yunani; Krinien, Inggris; Critism, Prancis; Critique Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia, Ensiklopedi Sastra Indonesia, Bandung: Titian Ilmu, 2004, h. 437. 2 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1452. 3 Bustamin dan Isa Salam, Metodologi Kritik Hadits, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, t.t., h. 5. 4 Ensiklopedi Sastra Indonesia, h. 437. 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, c. IV, h. 601; Ensiklopedi Sastra Indonesia, h. 437 6 Dr. Idri, M. Ag, Studi Hadis, cet. I, Jakarta: Kencana, 2010 “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga dia menyisihkan yang buruk munafik dengan yang baik mu‟min. dan Allah sekali-kali tidak memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya diaantara rasul-rasulNya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. Ayat di atas menggunakan kata yamîz yang merupakan bentuk fi’il mudarî dari kata mâza yang berarti memisahkan dan membedakan sesuatu dari sesuatu yang lain. Ibnu Manzhûr dalam lisân al- ‘Arab menjelaskan; ا ْم فْيزلا جا ْخا مها لازْييْ ت اقْتلا ْقَلا 7 “Al-Naqd yaitu memisahkan emas dan mengeluarkan residunya.”

B. Definisi Hadis