BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
Menurut Agoes 2004 : 221 mengenai audit internal sebagai berikut : “Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan
dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”.
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independent dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan. Tujuan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal
merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah diterapkan oleh manajemen. Kegiatan audit
internal dilaksanakan dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda dan dalam organisasi-organisasi yang bertujuan dan memiliki ketentuan yang tidak sama.
Sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan audit internal di masing-masing lingkungan.
1. Pengertian Audit Internal
Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit internal secara baik, berikut ini dikutip beberapa definisi audit internal. Ikatan Auditor Internal
Universitas Sumatera Utara
Institute of Internal Auditors – IIA dikutip oleh Messier 2005 : 514, mendefenisikan audit internal sebagai berikut :
Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan
informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit internal dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak
terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara
independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi.
Sawyer 2005 : 10 mengemukakan definisi audit internal yang menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai
berikut :
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-
beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan,
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi, 3.
Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti,
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi,
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan
Universitas Sumatera Utara
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.
Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga
memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih
menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol. Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki
kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran audit internal menjadi semakin penting untuk mengawasi
perusahaan secara independen. Definisi di atas menunjukkan bahwa audit internal telah mengalami
perkembangan. Lingkup audit internal tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di
bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang
meningkat akan hasil pelaksanaan auditing. Guy 2002:5 telah mendefinisikan audit sebagai berikut :
Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan
mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
Berikut gambar 1.1 mengenai audit internal untuk memperjelas pengertian dari audit internal tersebut :
sumber : Guy 2002
AUDITOR
Memperoleh dan mengevaluasi
bukti
Untuk memastikan kesesuaian antara dan
Pernyataan tentang
data ekonomi
Kriteria yang
ditetapkan
Dan mengkomunikasin hasil
Kepada
PIHAK-PIHAK
yang berkepentingan
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih
objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam laporan
audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit internal telah mengalami perubahan. Peranan audit internal sebelumnya hanya
sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan
berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit internal dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai
tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis
perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai audit internal, penulis mengutip beberapa pendapat yang berhubungan dengan audit internal ini.
Menurut IIA yang dikutip oleh Sawyer 2005 : 9 menyatakan bahwa audit
internal adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh
filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko,
kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.
Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa audit internal adalah: • Suatu aktivitas pemeriksaan yang independent dan objektif.
• Aktivitas pemberian jaminan kelayakan dan konsultasi. • Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meingkatkan kegiatan
operasional perusahaan. • Membantu organisasi dalam mencapai usahanya.
• Memberika suatu pendekatan disiplin dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifitan risiko manajemen, pengendalian dan pengelolaan
organisasi.
2. Tujuan dan Fungsi Audit Internal