Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah

3. Bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah audit internal dalam bank telah dilaksanakan secara memadai. 2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah. 3. Untuk mengetahui peranan audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah dan membandingkannya dengan berbagai teori terkait yang pernah dipelajari. 2. Bagi Perusahaan PT. Bank Sumut Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan hasil yang berarti bagi perusahaan ,khususnya dalam pengendalian internal atas gaji dan upah. Universitas Sumatera Utara 3. Bagi Pembaca dan Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi yang berminat mempelajari penerapan penelitian ini dan dapat dipakai sebagai bahan pembanding dan pengkajian untuk pihak lain yang memerlukan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal

Menurut Agoes 2004 : 221 mengenai audit internal sebagai berikut : “Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”. Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independent dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah diterapkan oleh manajemen. Kegiatan audit internal dilaksanakan dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda dan dalam organisasi-organisasi yang bertujuan dan memiliki ketentuan yang tidak sama. Sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan audit internal di masing-masing lingkungan.

1. Pengertian Audit Internal

Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit internal secara baik, berikut ini dikutip beberapa definisi audit internal. Ikatan Auditor Internal Universitas Sumatera Utara Institute of Internal Auditors – IIA dikutip oleh Messier 2005 : 514, mendefenisikan audit internal sebagai berikut : Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit internal dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi. Sawyer 2005 : 10 mengemukakan definisi audit internal yang menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai berikut : Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda- beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : 1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, 3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti, 4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, 5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan Universitas Sumatera Utara 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol. Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran audit internal menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara independen. Definisi di atas menunjukkan bahwa audit internal telah mengalami perkembangan. Lingkup audit internal tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing. Guy 2002:5 telah mendefinisikan audit sebagai berikut : Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Universitas Sumatera Utara Berikut gambar 1.1 mengenai audit internal untuk memperjelas pengertian dari audit internal tersebut : sumber : Guy 2002 AUDITOR Memperoleh dan mengevaluasi bukti Untuk memastikan kesesuaian antara dan Pernyataan tentang data ekonomi Kriteria yang ditetapkan Dan mengkomunikasin hasil Kepada PIHAK-PIHAK yang berkepentingan Universitas Sumatera Utara Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit internal telah mengalami perubahan. Peranan audit internal sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit internal dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai audit internal, penulis mengutip beberapa pendapat yang berhubungan dengan audit internal ini. Menurut IIA yang dikutip oleh Sawyer 2005 : 9 menyatakan bahwa audit internal adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi. Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa audit internal adalah: • Suatu aktivitas pemeriksaan yang independent dan objektif. • Aktivitas pemberian jaminan kelayakan dan konsultasi. • Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meingkatkan kegiatan operasional perusahaan. • Membantu organisasi dalam mencapai usahanya. • Memberika suatu pendekatan disiplin dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifitan risiko manajemen, pengendalian dan pengelolaan organisasi.

2. Tujuan dan Fungsi Audit Internal

Sawyer 2005 : 32 menyebutkan fungsi audit internal bagi manajemen sebagai berikut : 1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. 2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5. Membantu proses pengambilan keputusan. 6. Menganalisis masa depan, bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan. Universitas Sumatera Utara Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Perusahaan perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi semakin penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit internal bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Di dalam perusahaan, audit intern merupakan fungsi staf, sehingga tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya di luar kegiatan pemeriksaan. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi. Perumusan fungsi audit internal dalam perusahaan biasanya menyangkut sistem pengendalian manajemen, ketaatan, pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen risiko, dan proses tata kelola good corporate governance. Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen Universitas Sumatera Utara sangat terbantu oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan. Menurut Agoes 2004 : 222 Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut : 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur- prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. 3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan. 4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar audit internal dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya menurut agoes 2004 : 226 adalah : a. Internal audit departement harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan b. Internal audit departement harus mempunyai job description c. Internal audit departement harus mempunyai internal audit manual d. Harus ada dukungan yang kuat dari Top Manajemen kepada Internal audit departement e. Internal audit departement harus memiliki orang-orang yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi. Universitas Sumatera Utara f. Internal Auditor harus bisa bekerja sama dengan akuntan publik Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Internal audit departemen harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang diperiksanya. b. Internal audit departemen harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. c. Internal audit departemen harus pula memiliki internal audit manual yang berguna untuk : 1 Mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas. 2 Menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance. 3 Memberi keyakinan bahwa hasil akhir Internal audit departemen telah sesuai dengan requirement kepala audit intern. d. Harus ada dukungan kuat dari Top Manajemen kepada Internal audit departemen, dukungan tersebut dapat berupa : 1 Penempatan Internal audit departemen dalam posisi yang independen. 2 Penempatan audit staf dengan gaji yang menarik. 3 Penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari laporan–laporan Internal audit departemen dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan. Universitas Sumatera Utara e. Internal audit departemen harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi. f. Internal audit departemen harus dapat bekerja sama dengan akuntan publik. Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik. Fungsi audit internal yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi. Dari penjelasan-penjelasan mengenai audit internal yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya audit internal tersebut dalam suatu perusahaan. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Yang menjadi latar belakang pembentukan pemeriksaan internal atau divisi audit internal adalah: 1. Perusahaan semakin besar sehingga diperlukan pengawasan akuntansi dan statistik yang luas. 2. Operasi perusahaan lebih dari satu tempat. Universitas Sumatera Utara 3. Sistem pengendalian internal tidak berjalan sebagaimana mestinya atau tidak berjalan efektif. 4. Mengurangi biaya pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik. 5. Merupakan alat bagi manajemen untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan tertentu.

B. Pengendalian Internal 1. Pegertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Messier 2005 : 250 adalah sebagai berikut: “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal entitas lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: 1 keandalan pelaporan keuangan, 2 efektivitas dan efisiensi operasi, 3 kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang memenuhi standar biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri atas prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen. Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dimana tujuan dari tiap-tiap perusahaan mungkin berbeda. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, setiap Universitas Sumatera Utara perusahaan membutuhkan sistem yang baik dan pengelolaan yang cermat. Dari definisi pengendalian internal tersebut terdapat beberapa konsep dasar sebagai berikut: 1. Pengendalian internal merupakan suatu proses. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat persuasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas. 2. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan formulir, namun dijalankan oleh orang setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personal lain. 3. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai. Bukan keyakian mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam mencapai tujuan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. 4. Pengendaalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasional. Untuk lebih memahami tentang pengendalian internal dengan baik, maka berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian intern. Universitas Sumatera Utara Guy 2002 : 226 mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut: Pengendalian internal merupakan alat untuk mengendalikan aktivitas entitas guna membantu menjamin bahwa aktivutas-aktivitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Meskipun pengendalian internal pada setiap entitas berbeda- beda, tergantung dari tujuan masing-masing perusahaan , namun pengendalian internal sering kali relevan terhadap audit laporan keuangan entitas. Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan. Ikatan Auditor Internal Institue of Internal Auditors – IIA, yang dikutip oleh Sawyer 2005 : 59, mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut : setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol bisa bersifat preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, detektif untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan yang telah terjadi, atau direktif untuk menyebabkan atau mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan. Konsep sistem kontrol merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitas-aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan- tujuan dan sasaran-sasarannya. Definisi di atas tentang pengendalian intern ataupun istilah sekarang yang sering disebut dengan kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah, Universitas Sumatera Utara diketahui, diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut IAI yang dikutip oleh Agoes 2004 : 75 mendefinisikan: “pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan persinel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan tujuan dilakukan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Keandalan pelaporan Keuangan. Manajemen bertanggung jawab menyediakan laporan keuangan untuk investor, kreditor dan pemakai lainnya baik secara hukum maupun profesionalnya untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut disajikan secara wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Keefektifan dan Efisiensi Operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan alat untuk megurangi kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian penting lain dari efektivitas dan efisiensi adalah penggunaan aktiva dan catatan fisik perusahaan yang dapat dicuri, disalahgunakan atau dirusak apabila tidak dilindungi oleh pengendalian yang Universitas Sumatera Utara memadai. Kondisi yang sama juga berlaku untuk aktiva non fisik seperti piutang usaha, dokumen-dokumen kontrak dan sebagaainya. 3. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan. Dalam akuntansi tidak semua hukum dan undang-undang berhubungan dengan akuntansi. Hukum dan peraturan yang tidak berhubungan dengan akuntansi yaitu perlindungan terhadap lingkungan. Sedangkan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan akuntansi yaitu peraturan tentang perpajakan . Menurut Hall 2001 : 150, sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu : 1. untuk menjaga aktiva perusahaan 2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi. 3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan. 4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. 3. Komponen-komponen Pengendalian Internal. Agar dapat tercapainya tujuan perusahaan manajemen merancang pengendalian internal yang di dalamnya terdapat lima unsur yang saling berhubungan yang digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi. Apabila salah satu unsur tidak mencukupi maka keseluruhan pengendalian internal tidak akan efektif walaupun keempat unsur lainnya efektif. Adapun komponen-komponen pengendalian internal dikemukakan oleh Messier 2005 : 252 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2-1 Komponen Pengendalian Internal - Lingkungan pengendalian ,lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,memengaruhi kesadaran pengendalian orang- orangnya.Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang efektif,menyediakan disiplin dan struktur.Lingkungan pengendalian termasuk tingkah laku,kewaspadaan,kebijakan,dan tindakan manajemen dan dewan komisaris,mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi entitas - Proses penentuan resiko entitas .proses untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya.untuk tujuan pelaporan keuangan,proses penentuan resiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum,memperkirakan signifikansinya,menentukan kemungkinan kejadiannya,dan memutuskan tindakan untuk mengelolanya - Sistem informasi entitas dan proses bisnis yang terkait yang relevan terhadap peleporan keuangan dan komunikasi .sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan,termasuk sistem akuntansi,terdiri atas prosedur, apakah otomatis atau manual,dan catatan yang ditetapkan untuk memulai,mencatat,memproses serta melaporkan transaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva,kewajiban dan ekuitas terkait.komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan tanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan - Prosedur Pengendalian .prosedur oengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan,misalakan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas.prosedur pengendalian apakah otomatis atau manual.memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional - Pemantauan pengendalian. suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internnal sepanjang waktu.pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan koreksi yang dilakukan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai pengendalian intern perusahaan maka jelas bahwa pengendalian tersebut harus berjalan sebaik- baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai, maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya. Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Ch Narotama dan Wirawan yang dikutip oleh Feriska 2008 : 19 menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut : 1. Semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. 2. Semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh satuan pengawas internal. 3. Laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu. 4. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.

4. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Agoes 2004 : 81 mengenai keterbatasan dari pengendalian internal adalah: Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.kemungkinan pencapaian entitas tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang melekat dalam pengendalian intern.Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat dirusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut seperti kekeliruaan atau kesalahan yang bersifat sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal.Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak bole melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian Universitas Sumatera Utara tersebut.meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern , pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakuka. Oleh karena, itu manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.

C. Pengendalian Internal Gaji dan Upah

Gaji dan upah merupakan suatu bentuk kompensasi kepada pegawai oleh perusahaan, atas imbalan jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Gaji dan upah merupakan salah satu unsur biaya yang penting dalam perusahaan. Oleh karena itu, gaji dan upah ini perlu diawasi dengan suatu alat yaitu pengendalian internal gaji dan upah.

1. Pengertian Gaji dan Upah

Ada banyak pemahaman yang dikemukakan tentang gaji dan upah. Menurut Mulyadi 2001 : 373 pengertian gaji dan upah adalah sebagai berikut: Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa seseorang yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, Sedangkan upah adalah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana buruh. Umumnya gaji dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau satuan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa yang diberikan secara berkala kepada tenaga kerja yang mempunyai jenjang jabatan yang lebih tinggi, seperti staf, sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan saat karyawan diterima bekerja dan nilainya tetap serta tergantung pada prestasi yang diberikan oleh karyawan tersebut. Sedang upah adalah suatu Universitas Sumatera Utara penghargaan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerja, unit produksi yang dihasilkannya berdasarkan waktu. Disamping itu terdapat dua hal yang saling berhubungan yaitu mengenai hak dan kewajiban baik untuk pihak perusahaan maupun bagi pihak karyawan. Perusahaan harus memenuhi kewajibannya yaitu dengan memberikan imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan karyawan pada perusahaan, sebaliknya karyawan juga harus memberikan hasil kerja yang baik pada perusahaan.

2. Prosedur Pencatatan Sistem Akuntansi Gaji dan Upah

Menurut Mulyadi 2001 : 383 bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi gaji dan upah adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Kepegawaian. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan. 2. Fungsi Pencatat Waktu. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. 3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah. Fungsi ini bertanggung jawab membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan setiap jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan. Universitas Sumatera Utara 4. Fungsi Akuntansi. Dalam sistem penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan misalnya: utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun. 5. Fungsi Keuangan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. Agar pengendalian internal gaji dan upah tercapai, maka memerlukan suatu alat pendukung yang salah satunya adalah dokumen dan catatan pendukung lainnya. Menurut Mulyadi 2001 : 374 dokumen yang digunakan dalam sistem gaji dan upah adalah sebagai berikut: 1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah. 2. Kartu jam hadir. 3. Kartu jam kerja. 4. Daftar gaji dan upah. 5. Rekap gaji dan upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah. 7. Amplop gaji dan upah. 8 Bukti kas keluar. Menurut Mulyadi 2001: 382 catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji dan upah adalah sebagai berikut: 1. Jurnal Umum. Dalam pencatatan gaji dan upah ini jurnal umum digunakan untuk mencetak distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen di dalam perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2. Kartu Harga Pokok Produksi. Catatan ini digunakan untuk mencatat gaji dan upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. 3. Kartu Biaya. Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja memproduksi setiap departemen dalam perusahaan. 4. Kartu Penghasilan Karyawan. Catatan ini digunakan untuk mencatat pengasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan. Disamping itu digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan yang ditandatangani oleh karyawan sendiri, sehingga rahasia penghasilan setiap karyawan dapat terjamin Sistem akuntansi gaji dan upah menggunakan beberapa dokumen- dokumen.Menurut Mulyadi yang dikutip oleh Aryani 2010 : 32, dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi gaji dan upah ada 2 jenis yaitu dokumen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan dalam siklus jasa personal disajikan berikut ini: Tabel 2.2 Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung Sistem Akuntansi Gaji dan Upah Dokumen Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung 1. Pencatatan biaya gaji dan upah. Bukti kas keluar Rekap daftar gaji dan upah 2. Pencatatan pembayaran gaji dan upah. Bukti kas keluar Daftar gaji dan upah Sumber: Mulyadi 2002: 290 Universitas Sumatera Utara Pengendalian internal gaji dan upah meliputi teknik, metode dan prosedur pencatatan serta pengolahan data sehingga menghasilkan informasi berupa besarnya gaji dan upah yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Prosedur sistem gaji dan upah menurut Midjan yang dikutip oleh Aryani 2010 : 35 adalah sebagai berikut: a. Sistem dan prosedur penempatan karyawan employment procedure Sistem dan prosedur ini merupakan kegiatan bagian personalia yang terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 mencari karyawan baru, terdiri dari kegiatan sebagai berikut : membuat catatan karyawan yang berhenti diberhentikan, memelihara hubungan dengan sumber tenaga kerja, memasang iklan. 2 mengadakan wawancara, 3 mengeluarkan surat pengangkatan, 4 melaksanakan macam-macam tugas lainnya, seperti: membuat catatan mengenai pengalokasian karyawan, membuat catatan mengenai potongan-potongan pembayaran, membuat catatan mengenai sebab berhentinya karyawan, membuat daftar cuti karyawan. b. Sistem dan prosedur pencatatan waktu time keeping procedure Prosedur pencatatan waktu hadir terbagi menjadi dua, yaitu: 1 pencatat waktu hadir, meliputi menyusun kartu waktu hadir yang berisi nama karyawan, nomor kartu, mengawasi kartu-kartu yang dicap, melakukan pemeriksaan, misalnya pengawasan tentang tepatnya waktu, menentukan tarif yang layak, menghitung dan menjumlahkan waktu yang hadir, mencocokkan waktu kehadiran dengan catatan waktu kerja, membuat laporan ke bagian pembayaran gaji dan upah, membuat perhitungan gaji dan upah dimuka, mengawasi lemari pakaian karyawan. 2 pencatatan waktu kerja, meliputi membuat job ticket, mengecek karyawan ketika mereka bekerja dalam waktu kerja, mencocokkan catatan waktu hadir dengan waktu kerja dan membuat penyesuaian Universitas Sumatera Utara jika ada perbedaan, menjumlahkan jam kerja yang sesungguhnya untuk tiap operasi, mengalikan jumlah produksi dengan jumlah jam menurut standar, membuat laporan hasil produksi setiap karyawan dalam tiap bagian. c. Sistem dan prosedur pengupahan dan gaji payroll procedure Tugas bagian fungsi ini adalah menghitung gaji dan upah, membuat formulir dan laporan seperti jurnal gaji dan upah, cek gaji dan amplop gaji, catatan gaji karyawan, menyusun statistik gaji dan upah, memelihara arsip-arsip yang perlu. Untuk lebih jelas berikut prosedur penggajian dan pengupahan yang dikemukakan oleh Mulyadi 2001 : 385 Prosedur pencatatan waktu hadir . Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, dapat menggunakan kartu hadir berupa clock card yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu time recorder machine. Prosedur pencatatan waktu kerja. Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diperluka n bagi karyawan yang bekerja difungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau pesana yang menikmati jasa karyawan tersebut. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah. Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai potongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah atas daftar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah. Universitas Sumatera Utara Prosedur distribusi biaya gaji dan upah. Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan penghitungan harga pokok produk. Prosedur pembayaran gaji dan upah. Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian mengauangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji dan upah. Jurnal untuk mencatat biaya gaji menurut Mulyadi 2001: 392 dibuat dalam empat tahap. a. Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh Bagian Utang kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut: Gaji dan upah xx Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Dalam jurnal tersebut digunakan rekening Gaji dan Upah sebagai clearing account, b. Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran xx Gaji dan Upah xx Karena gaji karyawan di pabrik tidak berhubungan langsung dengan pesanan tertentu, maka biaya gaji diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik, sehingga biaya gaji karyawan pabrik dibebankan ke dalam rekening biaya overhead Pabrik Sesungguhnya. Gaji karyawan fungsi-fungsi nonproduksi dibebankan ke dalam rekening Biaya Administrasi dan Umum dan rekening Biaya Pemasaran. Universitas Sumatera Utara c. Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap ”lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut: Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Kas xx d. Tahap keempat. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, Bagian Kartu Biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam buku pembantu kartu biaya. Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Biaya Administrasi dan Umum, danBiaya Pemasaran. Jurnal untuk mencatat biaya upah menurut Mulyadi 2001: 396, dibuat dalam empat tahap. a. Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh Bagian Utang kewajiban upah ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut: Gaji dan upah xx Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Dalam jurnal tersebut digunakan rekening Gaji dan Upah sebagai clearing account, b. Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut: Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xx Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran xx Gaji dan Upah xx Karena upah karyawan di pabrik dibagi menjadi dua: tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung, maka upah biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke dalam rekening Barang dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja, sedangkan biaya upah tenaga kerja tidak langsung diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik dan dibebankan ke dalam rekening biaya overhead Pabrik Sesungguhnya. Gaji karyawan fungsi-fungsi nonproduksi dibebankan ke dalam Universitas Sumatera Utara rekening Biaya Administrasi dan Umum dan rekening Biaya Pemasaran. c.Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap ”lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran upah karyawan ke dalam register cek sebagai berikut: Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Kas xx d. Tahap keempat. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, Bagian Kartu Biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam dua buku pembantu: kartu harga pokok produk dan kartu biaya. Kartu harga pokok produk digunakan untuk mencatat rincian biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Kartu harga pokok produk merupakan rekening pembantu untuk rekening Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja. Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Biaya Administrasi dan Umum, danBiaya Pemasaran. Upah tenaga kerja tidak langsung, upah karyawan fungsi administrasi dan umum fungsi akuntansi, fungsi personalia dan umum, fungsi hubungan masyarakat dan upah karyawan fungsi pemasaran dicatat ke dalam kartu biaya.

D. Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah

Pengendalian internal yang ada di perusahaan, bukan hanya mengevaluasi sistem gaji dan upah pada perusahaan , tetapi juga seluruh bagian atau fungsi yang ada. Adapun evaluasi yang dilakukan oleh bagian internal audit terhadap sistem pengendalian internal gaji dan upah adalah sebagai berikut : a. Penilaian atas struktur pengendalian internal atas gaji dan upah b. Pemeriksaan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku c. Pemeriksaan terhadap pengamanan harta perusahaan Universitas Sumatera Utara d. Mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, termasuk di dalamnya verifikasi kelengkapan dana kewajiban data post-post neraca dan laba gaji Internal audit merupakan fungsi untuk membantu direksi dalam mengadakan penilaian dalam system pengendalian manajemen dan mengevaluasi kegiatan perusahaan serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dari temuan ketidakwajaran yang ada. Pengawasan internal pada perusahaan harus memiliki keahlian mengenai prosedur serta teknik pemeriksaan dan juga memahami permasalahan yang dihadapi oleh objek yang diaudit. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki tenaga auditor yang qualified, kompeten, serta memiliki latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan bidangnya. Pemeriksaan gaji dan upah pada suatu perusahaan meliputi kepegawaian dan penempatan karyawan. Dengan adanya pemeriksaan ini diharapkan dapat diberikan rekomendasi guna meningkatkan pengendalian internal atas gaji dan upah yang memadai, juga dapat mengevaluasi sistem pengendalian internal gaji dan upah yang ada sehingga meminimalkan kesempatan untuk melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan. Program pemeriksaan membantu para auditor internal dan mengarahkan apa yang harus dilakukan. Agar internal audit gaji dan upah dapat berjalan dengan baik maka internal auditor menyususn program pemeriksaan. Berdasarkan program pemeriksaan, pengawasan pengendalian menentukan program yang akan diperiksa sesuai dengan kebijakan yang ditentukan direktur utama. Pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan satuan pengendaliaan internal meliputi hal-hal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Memastikan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gaji dan upah dicatat dengan benar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan gaji telah diberikan kepada pegawai yang berhak b. Mencari adanya penyimpangan atau penyelewengan yang mungkin timbul dalam penerapan sistem dan prosedur atas siklus gaji dan upah serta kebijakan yang bersangkutan dan juga mengamati adanya pemborosan yang mungkin terjadi untuk selanjutnya dijadikan dasar pemberian saran atau rekomendasi atas kelemahan yang ada untuk lebih mendorong efektivitas perusahaan c. Meyakinkan kebenaran daftar pegawai, perhitungan, dan pembayaran gaji dan upah serta prosedur akuntansinya yang keseluruhannya akan menjadi dasar pelaporan pada Direktur. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah : - Bertatap muka langsung dengan semua pihak yang menangani masalah pembayaran gaji dan upah - Mempelajari kasus-kasus yang timbul - Melakukan tes-tes atau pengujian - Tindak lanjut Pelaksanaan audit atas gaji dan upah pada perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan terhadap pencatatan atas waktu hadir dan waktu kerja. Dalam Pemeriksaan waktu hadir dan waktu kerja pengawas internal memeriksa Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu prosedur kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pencatatan waktu hadir dan waktu kerja, yang terdiri dari : - Apakah ada pengawasan saat karyawan memasukkan kartu absensi ke dalam mesin pencatat waktu. - Apakah dalam pembuatan daftar gaji dan upah tidak memasukkan karyawan yang telah resain atau sedang cuti bagi karyawan harian. Auditor juga memeriksa pencatatan waktu hadir dan jam kerja, apakah telah dilakukan dengan benar dan diperiksa oleh bagian yang ditugaskan. 2. Pemeriksaan terhadap pembuatan daftar gaji, pengawasan internal dalam melakukan pemeriksaan terhadap pembuatan gaji dan upah dengan langkah- langkah sebagai berikut : - Periksa kebenaran penjumlahan daftar pembayaran gaji pegawai - Minta daftar pegawai bulanan dan harian, lakukan pengujian atas daftar tersebut dengan keputusan pengangkatannya - Teliti apakah nama-nama pegawai dalam daftar gaji ada orangnya - Lakukan pengujian terhadap daftar pembayaran gaji, tunjangan, dan potongan dengan daftar pegawai, surat keputusan tunjangan dan potongan, daftar hadir. 3. Pemeriksaan terhadap distribusi penggajian, bertujuan untuk memastikan gaji telah diterima oleh karyawan yang berhak dengan melihat tanda tangan Universitas Sumatera Utara penerima gaji dalam daftar gaji. Selain itu dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan pencatatan gaji dan upah dengan mencocokkan laporan bagian keuangan kepada bagian accounting dengan gaji dan upah yang diterima karyawan. Laporan hasil pemeriksaan, berdasarkan hasil pemeriksaan internal maka pegawai menyusun laporan hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan ini menginformasikan tentang ruang lingkup internal audit, hasil audit yang didukung dengan bukti-bukti yang relevan dengan temuan, menganalisis ketaatan dan kebenaran data serta mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Laporan hasil pemeriksaan ini dijadikan sebagai masukkan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu