Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah Pada PT. BANK SUMUT

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERNAL ATAS GAJI DAN UPAH PADA PT. BANK SUMUT

OLEH :

NAMA : SRI IMELDA RANI

NIM : 060503115

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah Pada PT. BANK SUMUT “, adalah hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak universitas.

Medan, Desember 2010

Yang Membuat Pernyataan

Sri Imelda Rani NIM. 060503115


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan tak lupa penulis mengucapkan Shalawat dan Salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafaat kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik mengenai materi, teknik penyusunan maupun analisisnya. Oleh karenanya, dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Adapun skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada kedua orang tua yang tercinta dan terkasih ayahanda H. Ibrahim Saleh Lubis dan ibunda Hafifah Nasution . Skripsi ini ananda persembahkan Untuk Alm Ibunda Tercinta Hj.Intan Sri Hartini Semoga Mendapat tempat yang Mulia disisi_Nya dan sebagai ungkapan terima kasih buat Ayah dan Umak atas cinta dan kasih sayang, didikan, dukungan baik moral dan material. Semoga Ayah dan Umak selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk dapat melihat keberhasilan ananda kelak, Amin.


(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi. Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Drs. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs.Sucipto, MM,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan kepada Penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs.M.Zainul Bahri Torong MSi,Ak selaku Dosen Pembanding / Penguji I dan Bapak Drs.Syahelmi MSi,Ak selaku Dosen Pembanding / Penguji II yang telah memberikan sumbangan saran dan pemikirannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kakanda Dedy Iswanto beserta seluruh staff jajaran Bank Sumut yang telah membantu dan berkenan memberikan keterangan dan data-data yang saya butuhkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Teman-teman, adik, kakak, abang, saudara dan Orang-orang terkasih yang sudah membantu dan memberi semangat kepada saya.

Medan, Desember 2010 Penulis

Sri Imelda Rani NIM. 060503115


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas proses penggajian dan pengupahan yang diterapkan pada PT. Bank Sumut.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode komparatif, yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menginterpretasikan, dan menganalisis data untuk memberikan gambaran dan jawaban yang jelas dan akurat dari perumusan masalah dan kemudian melakukan perbandingan terhadap teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas untuk kemudian membuat kesimpulan dan saran-saran yang dipandang penting. Penulis mengambil data-data yang berhubungan dengan prosedur yang dilakukan audit internal dalam melakukan penilaian terhadap pengendalian internal yang telah ditetapkan atas gaji dan upah pada PT. Bank Sumut. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah PT. Bank Sumut secara langsung melalui teknik wawancara kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagian pengawasan pada PT. Bank Sumut, serta data sekunder seperti sejarah perusahaan, dan dokumen-dokumen pendukung. Lokasi dan jadwal penelitian bertempat di PT. Bank Sumut yang beralamat di Jl. Iman Bonjol No. 18 MEDAN dari Bulan Agustus 2010 sampai Desember 2010.

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan system pengendalian internal atas gaji dan upah pada perusahaan. Kedudukan audit internal berada dibawah Principal Director, sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang.

Kata Kunci: Peran Audit Internal,Sistem Pengendalian Internal Gaji & Upah


(6)

ABSTRACT

This research aim to know the internal audit role in supporting internal operation effectiveness for process of renumeration and renumerating applied at PT. Bank Sumut.

Analysis method used by descriptive method and comparability method, that is collect, compiling, classification, interpreting, an analysing data to give the clear answer and picture is accurate than the problem formulation and later then conduct the comparison to existing theory of its relation with the problem studied to later. Then to make the conclusion and suggestion which is looked into important. Writer take the data of which deal with procedure conducted by a internal audit in conducting assessment to internal operation is which have been specified for salary and fee at PT. Bank Sumut. Data type use is primary data, that is data obtained from research object which in this case PT. Bank Sumut directly through passing technique interview to interested parties that is part of observation of PT. Bank Sumut, and also data sekunder of like company history, and supporter document. Location and schedule of research have place at PT. Bank Sumut which have address in Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan from August 2010 untill December 2010.

Result of research which can be concluded to indicate that internal audit role very useful in improving internal system operation for salary and fee of atcompany. Dimiciling internal audit reside in below/under Principal Director, so that assessment to operation conduct objectively and independent. Audit report lay open the weakness that happened and repair recommendation so that system of internal control which is run a business will progressively either in a period of to come.

Keyword : Role make an audit of the internal, system operation employ and free


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal...7

1. Pengertian Audit Internal...7


(8)

B. Pengendalian Internal...17

1. Pengertian Pengendalian Internal...17

2. Tujuan Pengendalian Internal... ..20

3. Komponen-komponen Pengendalian Internal...21

4. Keterbatasan Pengendalian Internal...23

C. Pengendalian Internal Gaji dan Upah...24

1. Pengertian Gaji dan Upah...24

2. Prosedur Pencatatan Sistem Akuntansi gaji dan upah...25

D. Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal atas Gaji dan Upah...32

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu...36

F. Kerangka konseptual...38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...39

B. Jenis Data...39

C. Teknik Pengumpulan Data...40

D. Metode Analisis Data...41

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian...41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian...43


(9)

2. Audit Internal Pada PT. Bank Sumut... ...45

3. Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah Pada PT. Bank Sumut...52

4. Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah pada PT. Bank Sumut...60

B. Analisis Hasil Penelitian... 1. Pengendalian Internal atas Gaji dan upah pada PT. Bank Sumut...62

2. Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah Pada PT. Bank Sumut...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...69

B. Saran...70

DAFTAR PUSTAKA ...72


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Komponen Pengendalian Internal... 22

Tabel 2.2 Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung Sistem Akuntansi Gaji dan Upah...27


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Defenisi audit ...10

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Peranan Audit Internal Dalam Menunjang

Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah PT. Bank Sumut ...38


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas proses penggajian dan pengupahan yang diterapkan pada PT. Bank Sumut.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode komparatif, yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menginterpretasikan, dan menganalisis data untuk memberikan gambaran dan jawaban yang jelas dan akurat dari perumusan masalah dan kemudian melakukan perbandingan terhadap teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas untuk kemudian membuat kesimpulan dan saran-saran yang dipandang penting. Penulis mengambil data-data yang berhubungan dengan prosedur yang dilakukan audit internal dalam melakukan penilaian terhadap pengendalian internal yang telah ditetapkan atas gaji dan upah pada PT. Bank Sumut. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah PT. Bank Sumut secara langsung melalui teknik wawancara kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagian pengawasan pada PT. Bank Sumut, serta data sekunder seperti sejarah perusahaan, dan dokumen-dokumen pendukung. Lokasi dan jadwal penelitian bertempat di PT. Bank Sumut yang beralamat di Jl. Iman Bonjol No. 18 MEDAN dari Bulan Agustus 2010 sampai Desember 2010.

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan system pengendalian internal atas gaji dan upah pada perusahaan. Kedudukan audit internal berada dibawah Principal Director, sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang.

Kata Kunci: Peran Audit Internal,Sistem Pengendalian Internal Gaji & Upah


(13)

ABSTRACT

This research aim to know the internal audit role in supporting internal operation effectiveness for process of renumeration and renumerating applied at PT. Bank Sumut.

Analysis method used by descriptive method and comparability method, that is collect, compiling, classification, interpreting, an analysing data to give the clear answer and picture is accurate than the problem formulation and later then conduct the comparison to existing theory of its relation with the problem studied to later. Then to make the conclusion and suggestion which is looked into important. Writer take the data of which deal with procedure conducted by a internal audit in conducting assessment to internal operation is which have been specified for salary and fee at PT. Bank Sumut. Data type use is primary data, that is data obtained from research object which in this case PT. Bank Sumut directly through passing technique interview to interested parties that is part of observation of PT. Bank Sumut, and also data sekunder of like company history, and supporter document. Location and schedule of research have place at PT. Bank Sumut which have address in Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan from August 2010 untill December 2010.

Result of research which can be concluded to indicate that internal audit role very useful in improving internal system operation for salary and fee of atcompany. Dimiciling internal audit reside in below/under Principal Director, so that assessment to operation conduct objectively and independent. Audit report lay open the weakness that happened and repair recommendation so that system of internal control which is run a business will progressively either in a period of to come.

Keyword : Role make an audit of the internal, system operation employ and free


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada di perusahaan secara maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu mengusahakan agar jumlah laba yang diperoleh terus meningkat dari tahun-ketahun dan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan atau keberhasilan sebuah perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan suatu sistem pengendalian untuk mengawasi secara terus-menerus terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan akan semakin kompleks sehingga terasa sulit bagi pihak manajemen untuk mengadakan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan. Namun, diperlukan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan secara efektif. Pihak manajemen dapat membentuk suatu departemen audit internal yang diberi wewenang untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pengendalian internal perusahaan. Sistem pengendalian internal dimaksudkan untuk melindungi harta milik perusahaan, menilai kecermatan dan


(15)

keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.

Audit internal merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar tercipta suatu bentuk pengendalian yang dapat membuat perusahaan terhindar dari kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi di perusahaan dan juga dapat mengetahui apa saja risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini akan semakin mempermudah perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga seiring dengan hal itu dapat pula tercapai tujuan-tujuan perusahaan. Selain hal diatas setiap perusahaan tentu tidak lepas dari berbagai masalah yang perlu ditangani secepatnya, diantaranya adalah masalah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan gaji dan upah. Biaya gaji dan upah adalah merupakan balas jasa terhadap tenaga manusia pada perusahaan dan merupakan biaya yang penting yang perlu diawasi secara terus menerus.

Supaya semua aktivitas berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan diperlukan suatu sistem pengendalian internal yang baik. Dengan adanya pengendalian internal tersebut diharapkan bentuk penyelewengan akan dapat dicegah atau setidaknya dapat dicegah seminimal mungkin. Salah satu sistem pengendalian internal yang dapat membantu pimpinan yaitu sistem pengendalian internal atas gaji dan upah. Dalam penelitian ini objek penelitian yang akan dibahas adalah PT. BANK SUMUT.

Penyediaan dana untuk pelaksanaan pembangunan yang semakin pesat sangatlah diperlukan. Dengan keterbatasan pemerintah dalam penyediaan dana


(16)

untuk pembangunan, peran bank dalam pembangunan adalah sangat mutlak. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan di Indonesia, yaitu dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Berdasarkan karakteristik dan fungsi bank, dapat dikatakan bahwa industri perbankan identik dengan industri risiko. Oleh karena itu, ketersediaan suatu sistem dan prosedur yang mengendalikan dan mengelola risiko adalah merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bank, agar bank terhindar dari kerugian materi maupun non materi, seperti memburuknya citra atau reputasi dari suatu bank di mata masyarakat. Pada tingkatan yang lebih tinggi, risiko dapat dikelola sedemikian rupa untuk memberikan penghasilan yang lebih besar bagi bank.

Tingkat persaingan antar bank dan risiko yang tinggi menyebabkan pihak manajemen bank perlu menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai. Pengendalian internal yang memadai pada dasarnya bertujuan untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimalisir kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, kemacetan kredit, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Dengan pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat menjamin kinerja bank akan dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi.

Pengendalian internal memiliki beberapa kelemahan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pengendalian internal, yaitu dengan melakukan


(17)

pemeriksaan internal atau audit internalal. Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang ditetapkan oleh organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi secara objektif aktivitas-aktivitas organisasi, yang hasilnya pemeriksaannya berupa saran, rekomendasi, analisis, dan informasi akan bermanfaat bagi manajemen dalam mengusahakan agar perusahaan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pentingnya pelaksanaan fungsi dan peran audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal juga sangat dibutuhkan atas gaji dan upah. Hal ini harus terus menerus mendapatkan perhatian dari pihak perusahaan dan dengan alasan ini maka penulis terdorong ingin mengetahui sejauh mana usaha pihak perusahaan dalam menjalankan dan menerapkan peran audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi mengenai “ Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pada PT. BANK SUMUT “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan audit internal yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut sudah memadai?

2. Apakah pelaksanaan pengendalian internal atas gaji dan upah adalah efektif?


(18)

3. Bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah audit internal dalam bank telah dilaksanakan

secara memadai.

2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah. 3. Untuk mengetahui peranan audit internal terhadap efektivitas

pengendalian internal atas gaji dan upah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah dan membandingkannya dengan berbagai teori terkait yang pernah dipelajari. 2. Bagi Perusahaan (PT. Bank Sumut)

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan hasil yang berarti bagi perusahaan ,khususnya dalam pengendalian internal atas gaji dan upah.


(19)

3. Bagi Pembaca dan Pihak Lain

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi yang berminat mempelajari penerapan penelitian ini dan dapat dipakai sebagai bahan pembanding dan pengkajian untuk pihak lain yang memerlukan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal

Menurut Agoes (2004 : 221) mengenai audit internal sebagai berikut : “Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”.

Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independent dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah diterapkan oleh manajemen. Kegiatan audit internal dilaksanakan dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda dan dalam organisasi-organisasi yang bertujuan dan memiliki ketentuan yang tidak sama. Sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan audit internal di masing-masing lingkungan.

1. Pengertian Audit Internal

Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit internal secara baik, berikut ini dikutip beberapa definisi audit internal. Ikatan Auditor Internal


(21)

(Institute of Internal Auditors – IIA) dikutip oleh Messier (2005 : 514), mendefenisikan audit internal sebagai berikut :

Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit internal dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi.

Sawyer (2005 : 10) mengemukakan definisi audit internal yang menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai berikut :

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan

diminimalisasi,

3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti,

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi,


(22)

6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol. Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran audit internal menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara independen.

Definisi di atas menunjukkan bahwa audit internal telah mengalami perkembangan. Lingkup audit internal tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.

Guy (2002:5) telah mendefinisikan audit sebagai berikut :

Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(23)

Berikut gambar 1.1 mengenai audit internal untuk memperjelas pengertian dari audit internal tersebut :

sumber : Guy 2002

AUDITOR

Memperoleh dan mengevaluasi

bukti

Untuk memastikan kesesuaian antara dan

Pernyataan tentang

data ekonomi

Kriteria yang ditetapkan

Dan mengkomunikasin hasil

Kepada

PIHAK-PIHAK

yang berkepentingan


(24)

Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.

Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit internal telah mengalami perubahan. Peranan audit internal sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit internal dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai audit internal, penulis mengutip beberapa pendapat yang berhubungan dengan audit internal ini. Menurut IIA yang dikutip oleh Sawyer (2005 : 9) menyatakan bahwa audit internal adalah sebagai berikut:


(25)

Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.

Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa audit internal adalah:

• Suatu aktivitas pemeriksaan yang independent dan objektif. • Aktivitas pemberian jaminan kelayakan dan konsultasi.

• Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meingkatkan kegiatan operasional perusahaan.

• Membantu organisasi dalam mencapai usahanya.

• Memberika suatu pendekatan disiplin dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifitan risiko manajemen, pengendalian dan pengelolaan organisasi.

2. Tujuan dan Fungsi Audit Internal

Sawyer (2005 : 32) menyebutkan fungsi audit internal bagi manajemen sebagai berikut :

1.Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.

2.Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3.Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4.Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5.Membantu proses pengambilan keputusan.

6.Menganalisis masa depan, bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.


(26)

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Perusahaan perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi semakin penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit internal bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Di dalam perusahaan, audit intern merupakan fungsi staf, sehingga tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya di luar kegiatan pemeriksaan. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

Perumusan fungsi audit internal dalam perusahaan biasanya menyangkut sistem pengendalian manajemen, ketaatan, pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen risiko, dan proses tata kelola (good corporate

governance). Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan

semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen


(27)

sangat terbantu oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.

Menurut Agoes (2004 : 222) Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :

1.Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

2.Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3.Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

4.Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.

5.Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.

6.Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar audit internal dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya menurut agoes (2004 : 226) adalah :

a. Internal audit departement harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan

b. Internal audit departement harus mempunyai job description c. Internal audit departement harus mempunyai internal audit manual d. Harus ada dukungan yang kuat dari Top Manajemen kepada Internal

audit departement

e. Internal audit departement harus memiliki orang-orang yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi.


(28)

f. Internal Auditor harus bisa bekerja sama dengan akuntan publik Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. Internal audit departemen harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang diperiksanya.

b. Internal audit departemen harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.

c. Internal audit departemen harus pula memiliki internal audit manual yang berguna untuk :

1) Mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas.

2) Menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance. 3) Memberi keyakinan bahwa hasil akhir Internal audit departemen telah

sesuai dengan requirement kepala audit intern.

d. Harus ada dukungan kuat dari Top Manajemen kepada Internal audit departemen, dukungan tersebut dapat berupa :

1) Penempatan Internal audit departemen dalam posisi yang independen. 2) Penempatan audit staf dengan gaji yang menarik.

3) Penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari laporan–laporan Internal audit departemen dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan.


(29)

e. Internal audit departemen harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi.

f. Internal audit departemen harus dapat bekerja sama dengan akuntan publik. Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.

Fungsi audit internal yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang mencakup

governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai audit internal yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya audit internal tersebut dalam suatu perusahaan. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Yang menjadi latar belakang pembentukan pemeriksaan internal atau divisi audit internal adalah: 1. Perusahaan semakin besar sehingga diperlukan pengawasan akuntansi dan

statistik yang luas.


(30)

3. Sistem pengendalian internal tidak berjalan sebagaimana mestinya atau tidak berjalan efektif.

4. Mengurangi biaya pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik.

5. Merupakan alat bagi manajemen untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan tertentu.

B. Pengendalian Internal

1. Pegertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Messier (2005 : 250) adalah sebagai berikut: “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal entitas lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang memenuhi standar biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri atas prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dimana tujuan dari tiap-tiap perusahaan mungkin berbeda. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, setiap


(31)

perusahaan membutuhkan sistem yang baik dan pengelolaan yang cermat. Dari definisi pengendalian internal tersebut terdapat beberapa konsep dasar sebagai berikut:

1. Pengendalian internal merupakan suatu proses. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat persuasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

2. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan formulir, namun dijalankan oleh orang setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personal lain.

3. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai. Bukan keyakian mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam mencapai tujuan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

4. Pengendaalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasional.

Untuk lebih memahami tentang pengendalian internal dengan baik, maka berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian intern.


(32)

Guy (2002 : 226) mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut: Pengendalian internal merupakan alat untuk mengendalikan aktivitas entitas guna membantu menjamin bahwa aktivutas-aktivitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Meskipun pengendalian internal pada setiap entitas berbeda-beda, tergantung dari tujuan masing-masing perusahaan , namun pengendalian internal sering kali relevan terhadap audit laporan keuangan entitas.

Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan.

Ikatan Auditor Internal (Institue of Internal Auditors – IIA), yang dikutip oleh Sawyer (2005 : 59), mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut :

setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol bisa bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan yang telah terjadi), atau direktif (untuk menyebabkan atau mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan). Konsep sistem kontrol merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitas-aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya.

Definisi di atas tentang pengendalian intern ataupun istilah sekarang yang sering disebut dengan kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah,


(33)

diketahui, diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut IAI yang dikutip oleh Agoes (2004 : 75) mendefinisikan: “pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan persinel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan tujuan dilakukan pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Keandalan pelaporan Keuangan.

Manajemen bertanggung jawab menyediakan laporan keuangan untuk investor, kreditor dan pemakai lainnya baik secara hukum maupun profesionalnya untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut disajikan secara wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Keefektifan dan Efisiensi Operasi.

Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan alat untuk megurangi kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian penting lain dari efektivitas dan efisiensi adalah penggunaan aktiva dan catatan fisik perusahaan yang dapat dicuri, disalahgunakan atau dirusak apabila tidak dilindungi oleh pengendalian yang


(34)

memadai. Kondisi yang sama juga berlaku untuk aktiva non fisik seperti piutang usaha, dokumen-dokumen kontrak dan sebagaainya.

3. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan.

Dalam akuntansi tidak semua hukum dan undang-undang berhubungan dengan akuntansi. Hukum dan peraturan yang tidak berhubungan dengan akuntansi yaitu perlindungan terhadap lingkungan. Sedangkan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan akuntansi yaitu peraturan tentang perpajakan

. Menurut Hall (2001 : 150), sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu :

1. untuk menjaga aktiva perusahaan

2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi.

3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan.

4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3. Komponen-komponen Pengendalian Internal.

Agar dapat tercapainya tujuan perusahaan manajemen merancang pengendalian internal yang di dalamnya terdapat lima unsur yang saling berhubungan yang digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi. Apabila salah satu unsur tidak mencukupi maka keseluruhan pengendalian internal tidak akan efektif walaupun keempat unsur lainnya efektif.

Adapun komponen-komponen pengendalian internal dikemukakan oleh Messier (2005 : 252)sebagai berikut:


(35)

Tabel 2-1 Komponen Pengendalian Internal

- Lingkungan pengendalian,lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang efektif,menyediakan disiplin dan struktur.Lingkungan pengendalian termasuk tingkah laku,kewaspadaan,kebijakan,dan tindakan manajemen dan dewan komisaris,mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi entitas

- Proses penentuan resiko entitas.proses untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya.untuk tujuan pelaporan keuangan,proses penentuan resiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum,memperkirakan signifikansinya,menentukan kemungkinan kejadiannya,dan memutuskan tindakan untuk mengelolanya

- Sistem informasi entitas dan proses bisnis yang terkait yang relevan terhadap peleporan keuangan dan komunikasi.sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan,termasuk sistem akuntansi,terdiri atas prosedur, apakah otomatis atau manual,dan catatan yang ditetapkan untuk memulai,mencatat,memproses serta melaporkan transaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva,kewajiban dan ekuitas terkait.komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan tanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan

- Prosedur Pengendalian.prosedur oengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan,misalakan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas.prosedur pengendalian apakah otomatis atau manual.memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional

- Pemantauan pengendalian.suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internnal sepanjang waktu.pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan koreksi yang dilakukan


(36)

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai pengendalian intern perusahaan maka jelas bahwa pengendalian tersebut harus berjalan sebaik-baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai, maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya. Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Ch Narotama dan Wirawan yang dikutip oleh Feriska (2008 : 19) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut :

1.Semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. 2.Semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah

yang dihadapi oleh satuan pengawas internal.

3.Laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu. 4.Meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.

4. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Agoes (2004 : 81) mengenai keterbatasan dari pengendalian internal adalah:

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.kemungkinan pencapaian entitas tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang melekat dalam pengendalian intern.Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat dirusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut seperti kekeliruaan atau kesalahan yang bersifat sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal.Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak bole melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian


(37)

tersebut.meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern , pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakuka. Oleh karena, itu manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.

C. Pengendalian Internal Gaji dan Upah

Gaji dan upah merupakan suatu bentuk kompensasi kepada pegawai oleh perusahaan, atas imbalan jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Gaji dan upah merupakan salah satu unsur biaya yang penting dalam perusahaan. Oleh karena itu, gaji dan upah ini perlu diawasi dengan suatu alat yaitu pengendalian internal gaji dan upah.

1. Pengertian Gaji dan Upah

Ada banyak pemahaman yang dikemukakan tentang gaji dan upah. Menurut Mulyadi (2001 : 373) pengertian gaji dan upah adalah sebagai berikut:

Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa seseorang yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, Sedangkan upah adalah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau satuan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa yang diberikan secara berkala kepada tenaga kerja yang mempunyai jenjang jabatan yang lebih tinggi, seperti staf, sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan saat karyawan diterima bekerja dan nilainya tetap serta tergantung pada prestasi yang diberikan oleh karyawan tersebut. Sedang upah adalah suatu


(38)

penghargaan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerja, unit produksi yang dihasilkannya berdasarkan waktu.

Disamping itu terdapat dua hal yang saling berhubungan yaitu mengenai hak dan kewajiban baik untuk pihak perusahaan maupun bagi pihak karyawan. Perusahaan harus memenuhi kewajibannya yaitu dengan memberikan imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan karyawan pada perusahaan, sebaliknya karyawan juga harus memberikan hasil kerja yang baik pada perusahaan.

2. Prosedur Pencatatan Sistem Akuntansi Gaji dan Upah

Menurut Mulyadi (2001 : 383) bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi gaji dan upah adalah sebagai berikut:

1.Fungsi Kepegawaian.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.

2.Fungsi Pencatat Waktu.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

3.Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah.

Fungsi ini bertanggung jawab membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan setiap jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.


(39)

4.Fungsi Akuntansi.

Dalam sistem penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan (misalnya: utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). 5.Fungsi Keuangan.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. Agar pengendalian internal gaji dan upah tercapai, maka memerlukan suatu alat pendukung yang salah satunya adalah dokumen dan catatan pendukung lainnya.

Menurut Mulyadi (2001 : 374) dokumen yang digunakan dalam sistem gaji dan upah adalah sebagai berikut:

1.Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah. 2.Kartu jam hadir.

3.Kartu jam kerja. 4.Daftar gaji dan upah. 5.Rekap gaji dan upah.

6.Surat pernyataan gaji dan upah. 7.Amplop gaji dan upah.

8 Bukti kas keluar.

Menurut Mulyadi (2001: 382) catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji dan upah adalah sebagai berikut:

1.Jurnal Umum.

Dalam pencatatan gaji dan upah ini jurnal umum digunakan untuk mencetak distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen di dalam perusahaan.


(40)

2.Kartu Harga Pokok Produksi.

Catatan ini digunakan untuk mencatat gaji dan upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

3.Kartu Biaya.

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja memproduksi setiap departemen dalam perusahaan.

4.Kartu Penghasilan Karyawan.

Catatan ini digunakan untuk mencatat pengasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan. Disamping itu digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan yang ditandatangani oleh karyawan sendiri, sehingga rahasia penghasilan setiap karyawan dapat terjamin

Sistem akuntansi gaji dan upah menggunakan beberapa dokumen-dokumen.Menurut Mulyadi yang dikutip oleh Aryani (2010 : 32), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi gaji dan upah ada 2 jenis yaitu dokumen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan dalam siklus jasa personal disajikan berikut ini:

Tabel 2.2

Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung Sistem Akuntansi Gaji dan Upah

Dokumen Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung

1. Pencatatan biaya gaji dan upah.

Bukti kas keluar Rekap daftar gaji dan upah

2. Pencatatan

pembayaran gaji dan upah.

Bukti kas keluar Daftar gaji dan upah


(41)

Pengendalian internal gaji dan upah meliputi teknik, metode dan prosedur pencatatan serta pengolahan data sehingga menghasilkan informasi berupa besarnya gaji dan upah yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Prosedur sistem gaji dan upah menurut Midjan yang dikutip oleh Aryani (2010 : 35) adalah sebagai berikut:

a. Sistem dan prosedur penempatan karyawan (employment procedure)

Sistem dan prosedur ini merupakan kegiatan bagian personalia yang terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) mencari karyawan baru, terdiri dari kegiatan sebagai berikut : membuat catatan karyawan yang berhenti / diberhentikan, memelihara hubungan dengan sumber tenaga kerja, memasang iklan.

2) mengadakan wawancara,

3) mengeluarkan surat pengangkatan,

4) melaksanakan macam-macam tugas lainnya, seperti: membuat catatan mengenai pengalokasian karyawan, membuat catatan mengenai potongan-potongan pembayaran, membuat catatan mengenai sebab berhentinya karyawan, membuat daftar cuti karyawan. b. Sistem dan prosedur pencatatan waktu (time keeping procedure)

Prosedur pencatatan waktu hadir terbagi menjadi dua, yaitu:

1) pencatat waktu hadir, meliputi menyusun kartu waktu hadir yang berisi nama karyawan, nomor kartu, mengawasi kartu-kartu yang dicap, melakukan pemeriksaan, misalnya pengawasan tentang tepatnya waktu, menentukan tarif yang layak, menghitung dan menjumlahkan waktu yang hadir, mencocokkan waktu kehadiran dengan catatan waktu kerja, membuat laporan ke bagian pembayaran gaji dan upah, membuat perhitungan gaji dan upah dimuka, mengawasi lemari pakaian karyawan.

2) pencatatan waktu kerja, meliputi membuat job ticket, mengecek karyawan ketika mereka bekerja dalam waktu kerja, mencocokkan catatan waktu hadir dengan waktu kerja dan membuat penyesuaian


(42)

jika ada perbedaan, menjumlahkan jam kerja yang sesungguhnya untuk tiap operasi, mengalikan jumlah produksi dengan jumlah jam menurut standar, membuat laporan hasil produksi setiap karyawan dalam tiap bagian.

c. Sistem dan prosedur pengupahan dan gaji (payroll procedure)

Tugas bagian fungsi ini adalah menghitung gaji dan upah, membuat formulir dan laporan (seperti jurnal gaji dan upah, cek gaji dan amplop gaji, catatan gaji karyawan), menyusun statistik gaji dan upah, memelihara arsip-arsip yang perlu.

Untuk lebih jelas berikut prosedur penggajian dan pengupahan yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001 : 385)

Prosedur pencatatan waktu hadir. Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, dapat menggunakan kartu hadir berupa clock card yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu (time recorder machine).

Prosedur pencatatan waktu kerja. Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diperluka n bagi karyawan yang bekerja difungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau pesana yang menikmati jasa karyawan tersebut.

Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah. Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai potongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah atas daftar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah.


(43)

Prosedur distribusi biaya gaji dan upah. Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan penghitungan harga pokok produk.

Prosedur pembayaran gaji dan upah. Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian mengauangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji dan upah.

Jurnal untuk mencatat biaya gaji menurut Mulyadi (2001: 392) dibuat dalam empat tahap.

a.Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh Bagian Utang kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut:

Gaji dan upah xx

Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Dalam jurnal tersebut digunakan rekening Gaji dan Upah sebagai

clearing account,

b.Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx Biaya Administrasi dan Umum xx

Biaya Pemasaran xx

Gaji dan Upah xx

Karena gaji karyawan di pabrik tidak berhubungan langsung dengan pesanan tertentu, maka biaya gaji diperlakukan sebagai unsur biaya

overhead pabrik, sehingga biaya gaji karyawan pabrik dibebankan ke dalam rekening biaya overhead Pabrik Sesungguhnya. Gaji karyawan fungsi-fungsi nonproduksi dibebankan ke dalam rekening Biaya Administrasi dan Umum dan rekening Biaya Pemasaran.


(44)

c.Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap ”lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut:

Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx

Kas xx

d.Tahap keempat. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, Bagian Kartu Biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam buku pembantu (kartu biaya). Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol: Biaya Overhead

Pabrik Sesungguhnya, Biaya Administrasi dan Umum, danBiaya Pemasaran.

Jurnal untuk mencatat biaya upah menurut Mulyadi (2001: 396), dibuat dalam empat tahap.

a.Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, dicatat oleh Bagian Utang kewajiban upah ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut:

Gaji dan upah xx

Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx Dalam jurnal tersebut digunakan rekening Gaji dan Upah sebagai

clearing account,

b.Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut:

Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xx Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Biaya Administrasi dan Umum xx

Biaya Pemasaran xx

Gaji dan Upah xx

Karena upah karyawan di pabrik dibagi menjadi dua: tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung, maka upah biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke dalam rekening Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja, sedangkan biaya upah tenaga kerja tidak langsung diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik dan dibebankan ke dalam rekening biaya overhead Pabrik Sesungguhnya. Gaji karyawan fungsi-fungsi nonproduksi dibebankan ke dalam


(45)

rekening Biaya Administrasi dan Umum dan rekening Biaya Pemasaran.

c.Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap ”lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran upah karyawan ke dalam register cek sebagai berikut:

Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xx

Kas xx

d.Tahap keempat. Berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, Bagian Kartu Biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam dua buku pembantu: kartu harga pokok produk dan kartu biaya. Kartu harga pokok produk digunakan untuk mencatat rincian biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Kartu harga pokok produk merupakan rekening pembantu untuk rekening Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja. Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Biaya Administrasi dan Umum, danBiaya Pemasaran. Upah tenaga kerja tidak langsung, upah karyawan fungsi administrasi dan umum (fungsi akuntansi, fungsi personalia dan umum, fungsi hubungan masyarakat) dan upah karyawan fungsi pemasaran dicatat ke dalam kartu biaya.

D. Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah

Pengendalian internal yang ada di perusahaan, bukan hanya mengevaluasi sistem gaji dan upah pada perusahaan , tetapi juga seluruh bagian atau fungsi yang ada. Adapun evaluasi yang dilakukan oleh bagian internal audit terhadap sistem pengendalian internal gaji dan upah adalah sebagai berikut :

a. Penilaian atas struktur pengendalian internal atas gaji dan upah b. Pemeriksaan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku


(46)

d. Mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, termasuk di dalamnya verifikasi kelengkapan dana kewajiban data post-post neraca dan laba gaji

Internal audit merupakan fungsi untuk membantu direksi dalam mengadakan penilaian dalam system pengendalian manajemen dan mengevaluasi kegiatan perusahaan serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dari temuan ketidakwajaran yang ada. Pengawasan internal pada perusahaan harus memiliki keahlian mengenai prosedur serta teknik pemeriksaan dan juga memahami permasalahan yang dihadapi oleh objek yang diaudit. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki tenaga auditor yang qualified, kompeten, serta memiliki latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan bidangnya.

Pemeriksaan gaji dan upah pada suatu perusahaan meliputi kepegawaian dan penempatan karyawan. Dengan adanya pemeriksaan ini diharapkan dapat diberikan rekomendasi guna meningkatkan pengendalian internal atas gaji dan upah yang memadai, juga dapat mengevaluasi sistem pengendalian internal gaji dan upah yang ada sehingga meminimalkan kesempatan untuk melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan. Program pemeriksaan membantu para auditor internal dan mengarahkan apa yang harus dilakukan. Agar internal audit gaji dan upah dapat berjalan dengan baik maka internal auditor menyususn program pemeriksaan. Berdasarkan program pemeriksaan, pengawasan pengendalian menentukan program yang akan diperiksa sesuai dengan kebijakan yang ditentukan direktur utama. Pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan satuan pengendaliaan internal meliputi hal-hal sebagai berikut :


(47)

a. Memastikan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gaji dan upah dicatat dengan benar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan gaji telah diberikan kepada pegawai yang berhak

b. Mencari adanya penyimpangan atau penyelewengan yang mungkin timbul dalam penerapan sistem dan prosedur atas siklus gaji dan upah serta kebijakan yang bersangkutan dan juga mengamati adanya pemborosan yang mungkin terjadi untuk selanjutnya dijadikan dasar pemberian saran atau rekomendasi atas kelemahan yang ada untuk lebih mendorong efektivitas perusahaan

c. Meyakinkan kebenaran daftar pegawai, perhitungan, dan pembayaran gaji dan upah serta prosedur akuntansinya yang keseluruhannya akan menjadi dasar pelaporan pada Direktur. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah :

- Bertatap muka langsung dengan semua pihak yang menangani masalah pembayaran gaji dan upah

- Mempelajari kasus-kasus yang timbul

- Melakukan tes-tes atau pengujian

- Tindak lanjut

Pelaksanaan audit atas gaji dan upah pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan terhadap pencatatan atas waktu hadir dan waktu kerja. Dalam Pemeriksaan waktu hadir dan waktu kerja pengawas internal memeriksa


(48)

terlebih dahulu prosedur kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pencatatan waktu hadir dan waktu kerja, yang terdiri dari :

- Apakah ada pengawasan saat karyawan memasukkan kartu absensi ke dalam mesin pencatat waktu.

- Apakah dalam pembuatan daftar gaji dan upah tidak memasukkan karyawan yang telah resain atau sedang cuti bagi karyawan harian.

Auditor juga memeriksa pencatatan waktu hadir dan jam kerja, apakah telah dilakukan dengan benar dan diperiksa oleh bagian yang ditugaskan.

2. Pemeriksaan terhadap pembuatan daftar gaji, pengawasan internal dalam melakukan pemeriksaan terhadap pembuatan gaji dan upah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Periksa kebenaran penjumlahan daftar pembayaran gaji pegawai

- Minta daftar pegawai bulanan dan harian, lakukan pengujian atas daftar tersebut dengan keputusan pengangkatannya

- Teliti apakah nama-nama pegawai dalam daftar gaji ada orangnya

- Lakukan pengujian terhadap daftar pembayaran gaji, tunjangan, dan potongan dengan daftar pegawai, surat keputusan tunjangan dan potongan, daftar hadir.

3. Pemeriksaan terhadap distribusi penggajian, bertujuan untuk memastikan gaji telah diterima oleh karyawan yang berhak dengan melihat tanda tangan


(49)

penerima gaji dalam daftar gaji. Selain itu dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan pencatatan gaji dan upah dengan mencocokkan laporan bagian keuangan kepada bagian accounting dengan gaji dan upah yang diterima karyawan.

Laporan hasil pemeriksaan, berdasarkan hasil pemeriksaan internal maka pegawai menyusun laporan hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan ini menginformasikan tentang ruang lingkup internal audit, hasil audit yang didukung dengan bukti-bukti yang relevan dengan temuan, menganalisis ketaatan dan kebenaran data serta mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Laporan hasil pemeriksaan ini dijadikan sebagai masukkan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ivonne Syafitri Harahap (2006)

“Pengendalian Intern atas Gaji dan Upah pada PT. Barata Indonesia Unit Usaha Mandiri MEDAN “

Menyimpulkan Pengendalian intern yang ada pada PT. Barata Indonesia Unit Usaha Mandiri terhadap prosedur pembayaran gaji dan upah telah diterapkan secara tepat dan sesuai dengan teori.dimana setiap pegawai dan karyawan yang menerima gaji dan upah harus mengenakan tanda pengenal sebagai bukti bahwa ia merupakan pegawai atau karyawan pada perusahaan tersebut dan tanda pengenal


(50)

tersebut dibuat oleh perusahaan.dan jika ada pengaambilan gaji adan upah yang diwakilkan oleh orang lain harus ada surat kuasa dari pegawai atau karyawan yang bersangkutan.

Herry Purwanto (2006)

“Pengendalian Intern atas Gaji dan Upah pada PT. Karya Hevea Indonesia

Menyimpulkan bahwa PT. Karya Hevea Indonesia telah melaksanakan pengendalian intern dengan baik, dimana semua kegiatan peggajian dan pengupahan dari proses awal hingga akhir telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang berwenang.namun factor biaya pengawasan yang tinggi masih menjadi kendala didalam melaksanakan pengendalian intern tersebut karena mengingat PT. Karya Hevea Indonesia bukanlah perusahaan yang besar.

Inge Ingliawaty Kencana (2001)

“Pengawasan Intern atas Gaji dan Upah pada PT. Mazuma Agro Indonesia”

Menyimpulkan pengawasan intern yang dilakukan oleh internal auditor kurang memadai karena petugas tersebut ditunjuk dari bagian akuntansi sehingga pemeriksaannya masih kurang memadai.Selain itu perusahaan tersebut masih belum mempunyai suatu ketentuan khusus mengenai toleransi waktu keterlambatan bagi karyawan yang terlambat,hal ini hanya berdasarkan kebijakan mandor dan kepala bagian. Sedangkan Untuk karyawan dikantor direksi hal ini tidak ada sama sekali.


(51)

F. Kerangka Konseptual

PT. Bank Sumut menerapkan fungsi audit internal dengan membentuk bagian Audit Internal. Secara berkesinambungan audit internal melakukan aktivitas pengawasan dan penilaian pengendalian internal atas gaji dan upah yang ada dalam perusahaan serta memberikan rekomendasii atas kelemahan yang ditemukan. Rekomendasi kemudian diberikan kepada pihak manajemen agar dapat menjadi masukan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern, sehingga sistem pengendalian internal atas gaji dan upah yang diterapkan perusahaan menjadi semakin baik di masa-masa yang akan datang.

PT. Bank Sumut

Manajemen

Sistem Pengendalian

Gaji&upah

Auditor Internal


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Sugiyono (2004 : 6): Menyatakan bahwa ”penelitian itu bermacam-macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan analisis serta jenis data”. Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian yang berbentuk deskriptif. Metode deskriptif, yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari:

a. Data Primer.

Data primer berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan, diperoleh melalui wawancara dan diolah lebih lanjut oleh penulis.

b. Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data pelengkap bagi data primer yang diperoleh dalam bentuk hasil pengolahan yang sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data perusahaan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal perusahaan antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan dan prosedur pengawasan internal atas gaji dan upah pada PT. BANK SUMUT, serta dokumen-dokumen pendukung seperti kartu jam hadir, daftar gaji dan upah.


(53)

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Dokumentasi.

Mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non-keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literatur yang ada. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder, sedangkan wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer.

2. Teknik Wawancara.

Dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian. Seperti wawancara kepada bagian penggajian PT. BANK SUMUT. Sugiyono (2004 : 130) mengatakan bahwa, “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil”

D. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode: 1. Metode Deskriptif.

Sugiyono (2004 : 11): “Mendefinisikan metode deskriptif sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variabel / lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.


(54)

2. Metode Komparatif.

Supranto (2002 : 22): “Mendefinisikan metode komparatif sebagai metode analisis yang membandingkan antara teori, konsep, standar, atau prinsip yang ada dengan praktek yang diterapkan dalam objek penelitian.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan Maret 2010 dengan lokasi objek penelitian.

Tahapan Penelitian Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des

Penyelesaian proposal

Pencarian data awal

Pengajuan proposal

Penyerahan proposal kepada dosen

pembimbing Bimbingan dan perbaikan proposal Seminar proposal

Pengumpulan data Pengolahan data

Analisis data Bimbingan skripsi Penyelesaian skripsi


(55)

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Sumut yang beralamat di JL. Imam Bonjol No 18, MEDAN.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Bank Sumut

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1955 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia, dimana dinyatakan bahwa di daerah-daerah Provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk perseroan Terbatas berdasarkan Pada awal pendirian BPDSU ini pengelolahan dilakukan dengan sederhana dan dilengkapi dengan badan-badan seperti dewan pengurus yang diketuai langsung oleh Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara dan direksi adalah para wakil pemegang saham pemerintah dan swasta.

Berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka pada tanggal 23 September 1965 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara merubah status dari bentuk Perseroan Terbatas menjadi Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, dengan pengertian sahamnya 100% dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara, dan Seluruh modal/saham pihak swasta dikembalikan sebagaiman mestinya. Dimana Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 1965 menetapkan besarnya modal dasar yang dimiliki sebesar Rp 100.000.000,- dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara. Dalam


(57)

perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan, terjadi beberapa kali perubahan peraturan pemerintah daerah untuk meningkatkan modal disetor.

Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Hukum diubah kembali menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris Alina Nasution, S.H. yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-8224 HT.01.01 Tahun 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 Tanggal 6 Juli 1999, dengan modal dasar Rp 400.000.000.000,- .Dasar perubahan bentuk hokum dan modal dasar sebelumnya telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999. Sesuai dengan kebutuhan dan perkemabngan selanjutnya dengan Akte Nomor 31 Tanggal 15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500.000.000.000,-

Dalam pelaksanaan operasionalnya, nama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) yang disingkat menjadi PT BANK SUMUT Pada Tanggal 16 April 1999 tercatat pernah menempati kantor di Jl. Palang Merah Medan, kemudian dipindahkan ke Jl. Imam Bonjol Nomor 7 Medan pada tanggal 20 April 1989. Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri yang menjabat pada saat itu berkenan meresmikan pemakaian gedung kantor baru yang cukup megah yang terletak di jantung bisnis kota Medan tepatnya di Jl. Imam Bonjol Nomor 18 Medan yang ditempati hingga saat ini.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka kini PT Bank SUMUT telah memiliki unit kerja yang berjumlah 23 Kantor


(58)

Cabang yang terdiri dari 20 Kantor Cabang Konvensional dan 3 Kantor Cabang Syariah, 60 Kantor Cabang Pemabantu, 2 Payment point yang berfungsi unutuk melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (pkb), 2 Kas Mobil, dengan 61 Mesin ATM.

2. Audit Internal Pada PT. Bank Sumut

Definisi Audit Intern pada PT. Bank Sumut adalah Suatu kegiatan/proses dan teknik penilaian yang independen dan objektif yang dilakukan oleh suatu unit pada suatu perusahaan terhadap operasi atau kegiatan perusahaan tersebut.

Misi Audit Internal

(sesuai SPFAIB Bab I lampiran PBI Nomor 1/6/1999)

 Tercapainya Bank yang sehat, berkembang secara wajar dan menunjang perekonomian nasional.

 Terpenuhinya secara baik kepentingan Bank dan masyarakat penyimpan dana. SPFAIB

(Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank)

Merupakan standar yang memuat ukuran minimal tentang Fungsi Audit Intern yang perlu diselenggarakan oleh Bank Umum serta aspek-aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan audit intern tersebut. Standar ini tidak dimaksudkan untuk menguraikan secara rinci tentang teknik dan tata cara pelaksanaan fungsi audit intern serta tidak pula mengatur bentuk organisasi SKAI.


(59)

KEWAJIBAN BANK (SESUAI SPFAIB)

 Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)

 Membentuk Menerapkan fungsi audit intern bank sebagaimana ditetapkan dalam SPFAIB.

 Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)  Menyusun Panduan Audit

Internal Audit Charter

Merupakan misi, wewenang dan tanggung jawab SKAI yang dirumuskan dalam suatu dokumen tertulis yang harus disetujui Dekom, yang sekurang-kurangnya harus mencantumkan :

 Kedudukan SKAI.

 Kewenangan melakukan akses terhadap catatan, sumber daya dan dana serta aset bank lainnya berkaitan dengan audit.

 Ruang lingkup kegiatan audit intern.

 Pernyataan bahwa auditor tidak boleh mempunyai wewenang atau tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan operasional dari auditee.


(60)

Struktur Organisasi SKAI – Bank Sumut

Tugas & Tanggung Jawab SKAI

 Membantu tugas Dirut dan Dekom dalam melakukan pengawasan.

 Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan tidak langsung.

 Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.

 Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa.

Kontrol Intern (KI)

RUPS

DIV. PENGAWASAN

DEKOM

DIR. KEPATUHAN

DIRUT

DIR. PEMASARAN DIR. UMUM


(61)

Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, maka Profesionalisme harus menjadi acuan oleh SKAI. Untuk dapat mewujudkan hal tsb, auditor intern secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus memiliki :

 Pengetahuan Audit dan disiplin ilmu lain yang relevan.  Perilaku yang independen, jujur, obyektif, tekun dan loyal.

 Mampu mempertahankan kualitas profesionalnya melalui pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan.

 Mampu melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.  Kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis

secara efektif.

Latar Belakang Pendidikan

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, latar belakang pendidikan auditor pada PT. Bank Sumut harus dapat menunjang untuk :

 Memahami penerapaan SPFAIB

 Memahami Standar Akuntansi Keuangan

 Memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perbankan  Memahami prinsip-prinsip manajemen, khususnya manajemen perbankan  Memiliki pengetahuan mengenai ilmu yang berkaitan dgn kegiatan perbankan

spt ilmu ekonomi, ilmu hukum, perpajakan dan masalah2 keuangan, statistik dan memahami prinsip PDE.


(62)

Dalam penerapannya, masing-masing auditor tidak harus mamahami seluruh bidang di atas, akan tetapi SKAI secara keseluruhan harus mempunyai personil yang memahami disiplin ilmu di atas.

Etika Auditor Intern

 Berperilaku jujur, santun, tidak tercela, objektive dan bertanggung jawab (Code Ethics dari The Institute Of Internal Auditor)

 Memiliki dedikasi tinggi

 Tidak menerima apapun yang akan dapat mempengaruhi pendapat profesionalnya

 Menjaga prinsip kerahasiaan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku

 Terus meningkatkan kemampuan profesional

Program pemeriksaan adalah tindakan atau langkah-langkah yang terinci dan sistematis dari prosedur audit yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Hal ini penting agar pelaksanaan pemeriksaan dapat terarah. Audit Intern membuat sendiri program pemeriksaannya. Program pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk dilaksanakan seutuhnya secara mutlak tetapi harus disesuaikan menurut kebutuhan dan situasi setempat dengan melihat relevansi masalah.

Di dalam melakukan pemeriksaan, Internal Audit pada PT. Bank Sumut akan mencari bukti-bukti pemeriksaan. Bukti-bukti tersebut diperoleh dengan cara :

a. Interview (wawancara)


(1)

laporan yang begitu jelas dan terperinci maka audit intern diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali kelemahan-kelemahan yang mengancam pencapaian tujuan organisasi

Sebelum laporan disetujui, diterbitkan dan didistribusikan, laporan tersebut terlebih dulu diperiksa kembali dan diperbaiki bila perlu sehingga kualitas laporan tetap terjaga. Dengan informasi yang diberikan melalui laporan audit tersebut, auditee akan melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki dan meningkatkan proses bisnis perusahaan.

Tindak lanjut merupakan tindakan yang dilaksanakan oleh auditee sesuai dengan rekomendasi yang diajukan oleh audit intern dalam laporannya. Sehubungan dengan tindak lanjut, lazimnya diperlukan adanya pernyataan auditee mengenai tindakan yang diambil berdasarkan rekomendasi yang diajukan tersebut untuk menekankan komitmen auditee dalam melaksanakan perbaikan.

Audit internal PT. Bank Sumut memiliki wewenang untuk melakukan monitoring terhadap tindak lanjut hasil audit yang dilakukan auditee tersebut. Kegiatan monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan dengan memadai dan efektif. Dengan demikian, perusahaan akan menerapkan pengendalian yang semakin baik di masa-masa yang akan datang karena penilaian dan tindakan perbaikan atas kelemahan dan kesalahan yang ditemukan selalu dilakukan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas secara teoritis kemudian membandingkan dengan hasil penelitian pada PT. Bank Sumut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan.

1. Audit internal yang diterapkan pada PT. Bank Sumut sudah memadai dan memiliki kedudukan yang cukup baik dalam struktur organisasi.

2. Dengan kedudukan audit internal yang cukup baik maka tingkat independensinya menjadi tinggi dan dapat menjaga obyektifitas dalam menjalankan fungsi pengawasan yang dilakukan pada seluruh bagian karena Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya.

3. Pemeriksaan yang dilakukan audit intern meliputi seluruh kegiatan bisnis perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas aspek keuangan maupun operasional.

4. Segala kecurangan dan penyimpangan dalam akvititas perusahaan dapat diminimalisir, karena adanya Bahagian Internal Audit yang berfungsi melakukan pemeriksaan ke seluruh Bahagian baik secara berkala maupun secara mendadak.

5. Proses pelaksanaan pengendalian internal atas gaji dan upah mulai dari penggunaan dokumen, catatan akuntansi, dan prosedur-prosedur pengendalian penggajian dan pengupahan sudah dapat dikatakan efektif.


(3)

6. Peranan audit internal telah banyak membantu dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas gaji dan upah pada PT. Bank Sumut.

B. Saran

Untuk mengakhiri penulisan skrpsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Agar terus meningkatkan kemampuan staff Bahagian Internal Audit, perlu dilakukan pelatihan, bimbingan, kursus-kursus dan seminar secara berkala bagi auditor intern perusahaan sesuai dengan perkembangan dunia bisnis. 2. Audit intern tetap dipertahankan kedudukannya bertanggung jawab langsung

kepada Principal Director. Hal ini untuk menjamin tingkat independensi dan lebih memberikan ruang lingkup yang luas dan bebas untuk melakukan pemeriksaan pada semua kegiatan bisnis dalam perusahaan.

3. Penulis menyarankan agar SPI (Satuan Pemeriksaan Intern) melakukan pemeriksaan terhadap prosedur-prosedur penggajian dan pengupahan secara langsung setiap bulannya dan sebaiknya kedudukan SPI berada di bawah dewan direksi.

4. Sebaiknya media pencatatan waktu hadir ditingkatkan, misalnya dengan menggunakan media elektronik seperti penggunaan clock card atau finger scan. Dan bagi karyawan yang ingin permisi di dalam waktu kerja sebaiknya perusahaan mempunyai bentuk khusus surat izin meninggalkan pekerjaan dan diotorisasi oleh bagian kepegawaian. Hal ini dapat memaksimalkan sistem pengendalian atas gaji dan upah.


(4)

5. Dokumen-dokumen masih ada yang tidak disimpan di lemari tahan api. Untuk menghindari kehilangan atau kerusakan maka penulis menyarankan agar semua dokumen-dokumen tersebut disimpan di dalam brankas tahan api.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid 2, Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Arens, Alivin.A dan Randal J. Elder dan Marks S. Beasley, 2003. Auditing dan Pelaksanaan Verifikasi : Pendekatan Terpadu, PT.Indeks, Jakarta.

Aryani, Devi, 2010.Penerapan Pengawasan Internal atas Gaji dan Upah Sebagai Sarana Pengawasan Manajemen pada PT. Pertamina (Persero) Region I Medan, Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Friska R, Astrid, 2008. Peranan Auditor Internal dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Intern pada PT Socfin Indonesia Medan, Skripsi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Guy, Dan M., dan C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters, 2002. Auditing, Jilid II, Edisi 5, Penerjemah Sugiyarto, Erlangga, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Buku Satu, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Messier, William F. Jr dan Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, 2005. Auditing & Assurance Service A Systematic Approach, Buku I, Edisi 4, Penerjemah Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta

Messier, William F. Jr dan Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, 2005. Auditing & Assurance Service A Systematic Approach, Buku II, Edisi 4, Penerjemah Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi , 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Tiga, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku 1, Edisi 5, Penerjemah Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta.


(6)

Sawyer, Lawrence dkk, 2003. Audit Internal Sawyer, PT. Salemba empat, Jakarta Widjaja, Amien Tunggal, 2000. Auditing Suatu Pengantar, Penerbit Reika

Cipta, Jakarta

Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Tekhnik Penulisan Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.