Verba Ochiru Verba Taoreru

BAB III ANALISIS PEMAKAIAN VERBA OCHIRU, KOROBU, DAN TAORERU

Pada bab II sebelumnya penulis sudah membahas tentang verba ochiru, korobu dan taoreru. Setelah mengetahui arti dan defenisi dari masing-masing verba, maka di bab III ini akan menganalisis pemakaian ketiga verba tersebut di dalam kalimat.

3.1 Verba Ochiru

Contoh : 1. 地震で棚に並べている本が落ちた。 Jishin de tana ni narabete iru hon ga ochita. Universitas Sumatera Utara Karena gempa buku yang tersusun di lemari, jatuh. Dasar Linguistik bahasa Jepang:132 Analisis : Pemakaian verba ochiru pada kalimat di atas sudah tepat. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa buku-buku sebelum gempa masih berada di lemari dan tersusun rapi. Buku-buku tersebut bukan begitu saja adanya, pastinya sudah ada yang menyusun dengan rapi dan teratur. Tetapi begitu adanya gempa yang terjadi, buku-buku yang semula berderet rapi tiba-tiba berjatuhan dari lemari. Dari yang semula berada di atas, karena adanya gempa atau penyebab buku-buku tersebut jatuh ke bawah, seperti ada proses yang terjadi pada saat itu. Yaitu proses perpindahan tempat dari atas ke bawah. Seperti sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kindaichi 1965:188 menyatakan bahwa verba ochiru adalah jatuh dari tempat yang tinggi dan tiba-tiba ada di bawah. Pada kalimat ini sudah jelas digambarkan tentang proses terjadinya jatuh. Jatuh yang secara fisik. 2. いつ岩石が落ちてくるかわからないから、注意せよというのであるが、この注 意書きを見てから落ちてくる石をよけるひまはない。 Itsu ganseki ga ochite kuru kawakaranaikara, chuui seyo to iu no dearu ga, kono chuui kaki o mite kara ochite kuru ishi wo yokeru himawanai. Di atas tergantung tanda yang berarti peringatan “hati-hati batu jatuh”, karena tidak pernah tau kapan batu akan jatuh, jadi tanda itu menyuruh kamu berhati-hati. 日本語中級:確率: 204 Analisis : Pemakaian verba ochiru pada contoh kalimat ini sudah tepat. Situasi pada kalimat ini adalah seseorang sedang mengendarai mobilnya di jalan pegunungan yang kanan kirinya Universitas Sumatera Utara adalah jurang. Pada saat mengendarai mobil ia melihat peringatan yang tergantung di atas, yang berisi peringatan tentang batu akan jatuh, karena batu bisa tiba-tiba jatuh tanpa tau kapan jatuhnya. Jadi, peringatan itu diintruksikan kepada orang-orang yang melintasi jalan tersebut. Tujuannya adalah supaya orang-orang yang melintasi jalan tersebut bisa tetap waspada akan jatuhnya batu. Verba ochiru disini menggambarkan situasi batu yang berada di atas tiba-tiba bisa saja jatuh ke bawah. Sudah jelas digambarkan bahwa batu berada di atas ditempat yang tinggi, apabila jatuh ke tempat yang lebih rendah. Sesuai dengan pendapat Michizuki 1986:211 yang menyatakan verba ochiru : aru mono ga ue kara shita e shizen ni idou suru. Yang terjemahannya adalah barang-barang yang ada berpindah tempat secara alami dari atas ke bawah. Pemakaian verba ochiru disini sudah jelas situasi dan kondisinya. 3. また、へたによけたら反対側のがけから車が落ちてしまう。 Mata, heta ni yoketara hantai gawa no gake kara kuruma ga ochhite shimau. Kemudian, ketika kamu menghindari batu, dan jika kamu membuat kejanggalan untuk keluar dari jalan, mobilmu akan jatuh ke jurang yang disisi lain. 日本語中級:確率: 204 Analisis : Pemakaian verba ochiru disini sudah tepat.Kalimat no 3 ini adalah sambungan dari kalimat no 2 di atas. Situasi dan kondisi sudah jelas terlihat, bahwa si pengendara mobil karena melihat tanda peringatan yang ada, ia kemudian berinisiatif untuk menghindari batu yang bisa saja jatuh kapanpun. Tetapi, ada masalah lain apabila ia melakuakan kesalahan dalam menghindari batu, mobilnya sendiri yang akan jatuh ke jurang yang ada di sisi lain. Kata jatuh di sini adalah menggunakan verba ochiru, karena mobil yang berada di jalan berarti posisinya di atas dan jurang pastinya ada di bawah. Perbedaan posisi yang sangat Universitas Sumatera Utara jauh, apabila mobil jatuh akan berpindah tempat. Seperti yang dikemukakan oleh Kindaichi 1965:122 verba ochiru adalah takai tokoro kara kyuu ni shita ga aru. Yang terjemahannya dari tempat yang tinggi tiba-tiba ada di bawah. Pemakaian verba ochiru di sini sama dengan makna jatuh dalam bahasa Indonesia yaitu terlepas dari atau turun ke bawah dengan cepat baik ketika masih dalam gerakan atau maupun sudah sampai ke tanah. Moeliono, 1998:353 4. 1991年からの統一されたドイツの生産台数は500万台程度であり、19 92年までに少し増加してきたが、1993年には急に400万台に落ちてし まった。 1991 nen kara no touitsu sareta doitsu no seisan dai suu wa 500 man dai teidou deari, 1992 nen made ni sukoshi zoukashite kita ga, 1993 nen ni wa kyuu ni 400 man dai ni ochiteshimatta. Jumlah produksi Jerman telah digabungkan dari tahun 1991 jumlah kualitas 5.000.000 unit, sampai pada tahun 1992 sedikit bertambah meningkat, tetapi pada tahun 1993 tiba- tiba turun menjadi 4.000.000 unit. 文法があなたへ、 2002;45 Analisis : Pada contoh kalimat ini, situasinya adalah membicarakan tentang hasil produksi mobil Jerman. Produksi Jerman yang naik turun. Seperti yang di data, pada tahun 1991 hasil produksinya berkisar 5.000.000 unit dan bahkan meningkat pada tahun 1992. Tetapi, pada tahun 1993 produksinya menurun menjadi 4.000.000 unit. Jadi hasil produksinya mengalami penurunan. Pada kalimat di atas, pemakaian verba ochiru sudah tepat, yang berarti jatuh yang bermakna turun. Dalam hal ini adalah hasil produksi. Seperti yang diungkapkan oleh Nomoto 1988:608 verba ochiru selaim mengandung makna jatuh, juga bisa bermakna turun, Universitas Sumatera Utara menjadi lebih bawah atau lebih buruk bila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya atau keadaan biasa sebagai tolak ukur. Seperti kalimat ini dapat diketahui bahawa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini mengalami penurunan. Dan dalam bahasa Indonesiapun makna kata jatuh juga bisa untuk turun harga, atau nilai Moeliono,1988:353 5. 昔、き という国の人が、今に天が落ちてくるかもしれないと心配したのが、 「杞憂」すなわち不必要な心配という語の始まりだというが、現在は空から原 爆の放射能が降ってくる時代である。 Mukashi, ki to iu kuni no hito ga, ima ni ten ga ochite kuru kamoshirenai to shinpaishita no ga, [kiyu] sunawachi fuhitsuyouna shinpai to iu go no hajimari dato iu ga, genzai wa sora kara genbaku no houshano ga futte kuru jidai de aru. Pada zaman dahulu, ketidaktentuan dari Qi provinsi China, yang khawatir akan langit mungkin jatuh kapan saja, telah memberikan reaksi dari kata kiyuu, yang artinya ketakutan yang tidak beralasan, tetapi zaman sekarang, kita hidup lebih mungkin di zaman ketika dimana radio aktif ternyata dari bom atom. 日本語中級、1987:204 Analisis : Pada kalaimat ini, mempunyai situasi yang menjelaskan perbedaan antara zaman dahulu dan zaman sekarang. Dimana zaman dahulu masih percaya akan hal-hal gaib, seperti pemikiran yang khawatir akan jatuhnya langit yang bisa kapan saja, pemikiran-pemikiran yang datang dari pengaruh-pengaruh cerita nenek moyang. Sedangkan zaman sekarang, sangat bertolak belakang, dimana sudah munculnya radio aktif, kemudian bom atom. Pemakaian verba ochiru dalam kalimat ini sudah tepat, karena dalam hal ini adanya pemikiran yang beranggapan langit yang di atas akan jatuh ke bawah, walaupun Universitas Sumatera Utara kemungkinan besar tidak terjadi. Tetapi, dengan adanya pemikiran tentang sesuatu yang di atas berpindah tiba-tiba ke bawah, maka verba ochiru bisa digunakan. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Ichirou1986:211 ochiru: takai tokoro kara kyuu ni shita ga aru. Yang artinya adalah di tempat yang tinggi tiba-tiba ada di bawah. Seperti yang difikirkan oleh orang-orang zaman dahulu langit yang berada di atas, bisa tiba-tiba jatuh ke bawah.

3.2 Verba Korobu