BAB III TOPIK PENELITIAN
A. Pengertian Fungsi Pengawasan Intern 1.
Pengertian pengawasan intern
Pengawasan Intern merupakan alat pengawasan yang sangat penting membantu seorang pemimpin perusahaan melaksanakan tugas sehingga
mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dalam arti sempit pengawasan intern berarti pengecekan, baik penjumlahan secara
mendatar cross footing, maupun penjumlahan secara menurun down footing. Sedangkan pengertian pengawasan intern dalam arti luas, pengawasan intern tidak
hanya meliputi semua alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengawasan.
Berikut ini beberapa pengertian pengawasan intern :
“Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi
harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan
manajemen yang telah digariskan.” IAI, 2002 : 29
Pengawasan intern dapat pula diartikan sebagai berikut :
“Pengawasan Intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk
mengamankan harta kekayaannya, menguji ketepatan dan sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakan efisiensi usaha dan
mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.” Niswonger, 1994 : 254
Dari uraian di atas maka dapat didefenisikan pengertian pengawasan intern kas yakni pengawasan terhadap kegiatan perusahaan yang secara langsung
berhubungan dengan kas, sering dijadikan sasaran untuk penyelewengan.
Untuk itu perusahaan harus menggunakan pengawasan intern untuk mengamankan kas dan membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya
dengan cara yang lebih efisien. Setelah penulis menguraikan pengertian pengawasan intern, maka dilanjutkan dengan pengertian kas.
“Kas adalah terdiri dari uang tunai uang kertas dan uang logam, pos wesel, sertified check, cashier’s check, cek pribadi dan bank draft, serta dana yang
disimpan dibank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank dan perjanjian yang lainnya.” Mulyadi, 2002 : 373
“Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan, yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai
nominalnya.” Soemarso, 2002 : 320 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan
alat pembayaran yang meliputi uang kertas, uang logam dan semua surat berharga, serta meliputi deposito di bank yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran
dan dapat dinegosiasikan seperti cek, kartu kredit, simpanan yang ada di bank siap dan bebas untuk dipergunakan. Siap dan bebas dalam hal ini semua alat
pembayaran tersebut tersedia bila diperlukan sewaktu-waktu dapat dipergunakan sebagai alat pertukaran dan pembayaran gaji, hutang baik jangka panjang maupun
jangka pendek serta pembelian lainnya. Sebagai syarat untuk dapat digolongkan sebagai aktiva-aktiva tersebut
tersedia dan bebas untuk dipergunakan. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu, persediaan perangko, cek mundur, cek kosong dari pihak ketiga,
rekening giro pada bank diluar negeri yang tidak dapat dipakai segera, tidak dapat dianggap sebagai kas, karena hanya dapat digunakan untuk satu tujuan tertentu
saja dan tidak bebas dipergunakan.
Kas merupakan harta perusahaan yang paling rawan dan mudah dipindahtangankan sehingga menimbulkan niat seseorang untuk melakukan
penyelewengan dan manipulasi dengan berbagai cara. Tujuan pengawasan intern terhadap kas merupakan pengawasan akuntansi
yang telah ditekankan pada penggunaan cara produsen yang bertujuan : a.
Menjaga keamanan harta perusahaan, mencegah serta menentukan kesalahan-kesalahan adalah tugas dari manajemen. Perlindungan yang
dilakukan pengawasan intern yang baik terhadap kesalahan manusia merupakan hal yang sangat penting, agar mengurangi kemungkinan kesalahan
atau kecurangan. Dengan adanya pengawasan intern yang baik akan membuat pihak-pihak yang berkepentingan menaruh kepercayaan terhadap perusahaan
atas data-data yang tersedia. b.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Dalam mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi diperlukan sistem
administrasi dan akuntansi yang baik yaitu dengan mengadakan formulir dan bukti pencatatan yang dipakai sebagai dasar pengawasan. Bila terjadi
suatu transaksi, maka untuk menangani transaksi tersebut diserahkan oleh beberapa orang sehingga dapat diharapkan pengawasan otomatis yang
akan timbul diantara orang-orang yang akan menangani transaksi tersebut. Berdasarkan formulir dan bukti yang tersedia atau dapat diketahui apakah
pencatatan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.