Fungsi pengawasan intern Pengertian Fungsi Pengawasan Intern 1.
Pembagian tanggungjawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
1 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh untuk melaksanakan
semua tahap suatu transaksi. 2
Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan dipisahkannya fungsi tersebut, maka catatan akuntansi yang dilaksanakan dapat menggambarkan transaksi sebenarnya yang dilaksanakan
oleh unit transaksi yang memegang fungsi lain, sehingga data akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan kebenarnya. Dengan demikian kekayaan
organisasi terjamin keamanannya. b.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dan pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang utuk otoritasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data direkam dalam formulir dalam pencatatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang
tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan
yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik
jika tidak diciptakan cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :
1 Penggunaan formulir bernomor urut tercatat yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. 2
Pemeriksaan mendadak surprise audit 3
Setiap stransaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang
atau organisasi lain. 4
Perputaran jabatan job rotation 5
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. 6
Setiap priodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. d.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Diantara empat unsur pokok pengawasan intern tersebut di atas, unsur mutu
karyawan merupakan unsur pengawasan intern paling penting. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggungjawabnya akan dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengawasan intern yang mendukungnya. Jika perusahaan
memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengawasan intern yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan tetap
mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.