Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

(1)

GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

IVO GUSTIARA D. 071000158

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU

TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

IVO GUSTIARA D. 071000158

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

GAMBARAN KONSUMSI SAYURAN DAN BUAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU

TAHUN 2012

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh

IVO GUSTIARA D. NIM. 071000158

Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 26 Juli 2012 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi) (dr. Mhd. Arifin Siregar, MS)

NIP. 19670613 199303 1 004 NIP. 19581111 198703 1 004

Penguji II Penguji III

(Ernawati Nasution, SKM, Mkes) (Dr. Ir. Zulhaida Lubis, Mkes)

NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19620529 198903 2 001

Medan, Juli 2012 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.Si) NIP. 19610831 198903 1 001


(4)

ABSTRAK

Sayuran dan buah merupakan bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan . apabila konsumsi vitamin dan mineral tidak sesuai kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi sayuran dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis dari sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 200 gram/orang per hari (64,6%). Selain itu juga frekuensi konsumsi sayuran pada siswa juga kurang dari 2x (dua kali) sehari. Untuk jenis sayuran yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kangkung (36,5%) dengan cara dimasak tumis. Begitu juga dengan konsumsi buah, dimana konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 300 gram/orang per hari (61,5%). Untuk frekuensi konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dari 2x (dua kali) sehari dimana jenis buah yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah jeruk (35,4%)

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada siswa SMA Negeri 1 pekanbaru agar kuantitas dan frekuensi konsumsi sayuran dan buah ditingkatkan, bagi pihak sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru juga perlu dilakukan sosialisasi tentang konsumsi sayuran dan buah yang baik di lingkungan sekolah, bagi keluarga perlu ditingkatkan pengawasan kepada anak dalam hal konsumsi sayuran dan buah yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan jumlah frekuensi konsumsi sayuran dan buah.


(5)

ABSTRACT

Fruits and vegetables are the food ingredients as the main source of vitamins and minerals the body needs to control the internal processes. Even though the amount needed is relatively small, the function of vitamins and minerals is almost not substitutable. If its consumption is not as needed, then the body will suffer the deficiency of vitamins and minerals that may cause the degradation of immune system.

The purpose of this research is to know the description of consumption of fruits and vegetables that include the quantity, frequency, and the kinds of fruits and vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. This research is of descriptive study. The population of survey is the year X and XI students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. The sample taken is 96 persons with simple random sampling technique. The data is obtained by interviewing with a 24-hour food recall form and a food frequency form.

The result of the survey shows that the amount of vegetables consumed by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 200 grams per person per day (64.6%). Moreover, the frequency of vegetables consumption by the students is also less than twice a day. The most preferred vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is kangkung (36.5%) served as tumis kangkung. Similarly, the consumption of fruits by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 300 grams per person per day (61.5%). The frequency of fruit consumption by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than twice a day while the favorite one is orange (35.4%).

Based on this research, it is suggested to the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru to have the quantity and frequency of fruits and vegetables consumption increased. As in the school, SMA Negeri 1 Pekanbaru also needs to socialize the importance of healthy fruits and vegetables consumption. As in the family, it is important for parents to guide their children in matter of fruits and vegetables consumption which hopefully at the end will increase the frequency of fruits and vegetables needed.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : IVO GUSTIARA DAMANIK

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 04 Agustus 1989

Agama : Katholik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke- : 1 (satu) dari 3 (tiga) bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Limbungan Gg. Sejati no. 40 Pekanbaru

RIWAYAT PENDIDIKAN

- 1995 – 2001 : SD Katholik Santa Maria Pekanbaru - 2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Pekanbaru

- 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pekanbaru - 2007 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU).

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Bapakku K. Damanik, SE dan Mamaku Ir. J. Sipayung yang telah mendidik dan tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik berupa doa, kasih sayang, kesabaran, nasihat, serta didikannya, baik materil maupun moril. Semangat yang terus kalian berikan sangat bermanfaat dalam mengerjakan skripi ini.

Penulisan skripsi ini juga dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah meluangkan waktu,pikiran, nasihat dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dr. Mhd. Arifin Siregar, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

5. Ibu dr. Yusniwarti Yusad selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi masukan dan saran selama penulis kuliah di FKM USU.

6. Bang Marihot Samosir, ST yang telah memberi masukan, motivasi, waktu dan bantuan dalam urusan administrasi.

7. Adik-adikku tercinta Raja Oktovin P. Damanik dan Novita Hillary C. Damanik yang telah memberikan dukungan, semangat dan hiburan serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya buat adikku Raja, makasih buat translate –nya, walaupun sibuk di sana, tapi masih sempat membantu. Semangat terus buat olimpiadenya ya adekku.

8. Orang yang penulis sayangi, Michael P. Panjaitan, ST. Terima kasih atas segala dukungan, saran serta masukan-masukan dan hiburan kepada penulis yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat : Kristin Natalina Tambunan, Emma Bermila Bangun, Kak Yusi, Kak Rina, Kak Cut, Kak Irma, Riama, Kak Janah, Uchy, Nazwa, Dina.

10. Teman-teman terbaik stambuk 2007 di FKM USU : Veranika Pakpahan dan Fitriani Sinaga. Makasih buat kebersamaan, canda tawa, suka duka, dukungan, pengertian, saran dan kritikan yang membangun, makasih untuk persahabatannya, makasih buat segala dukungannya.

11. Keluarga dan teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan baik dari isi maupun penulisan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Juli 2012


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 6

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Konsumsi Pangan ... 7

2.2. Sayuran dan Buah ... 8

2.2.1. Kandungan dan Manfaat Sayuran ... 9

2.2.2. Kandungan dan Manfaat Buah ... 10

2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna ... 11

2.2.4. Gangguan Akibat Kurang Konsumsi Sayuran dan Buah ... 12

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran dan Buah... 12

2.3.1. Faktor Internal... 13

2.3.1.1. Pengetahuan ... 13

2.3.1.2. Sikap ... 14

2.3.2. Faktor Eksternal ... 14

2.3.2.1. Ketersediaan Sayur dan Buah ... 14

2.3.2.2. Pendidikan Ibu ... 15

2.3.2.3. Pendapatan Keluarga ... 16

2.3.2.4. Media Sosialisasi ... 17

2.7. Kerangka Konsep ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1. Jenis Penelitian ... 20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 20


(10)

3.3. Populasi dan Sampel ... 20

3.3.1. Populasi ... 20

3.3.2. Sampel ... 21

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4.1. Data Primer ... 22

3.4.2. Data Sekunder ... 22

3.5. Instrumen Penelitian ... 22

3.6. Definisi Operasional Variabel ... 23

3.7. Aspek Pengukuran ... 23

3.8. Metode Analisis Data... 25

3.8.1. Pengolahan Data ... 25

3.8.2. Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 26

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

4.2. Karakteristik Responden... 27

4.3. Pendapatan Orang Tua ... 28

4.4. Pendidikan Terakhir Ibu ... 29

4.5. Pengetahuan Mengenai Sayuran dan Buah ... 29

4.6. Sikap Terhadap Sayuran dan Buah ... 29

4.7. Konsumsi Sayuran dan Buah ... 30

4.7.1. Konsumsi Sayur ... 30

4.7.2. Jumlah Konsumsi Sayur ... 31

4.7.3. Frekuensi Konsumsi Sayur ... 31

4.7.4. Jenis Sayur yang Banyak Dikonsumsi ... 32

4.7.5. Pengolahan Sayur yang Disukai ... 32

4.7.6. Konsumsi Buah ... 32

4.7.7. Jumlah Konsumsi Buah... 33

4.7.8. Frekuensi Konsumsi Buah ... 34

4.7.9. Jenis Buah yang Disukai ... 34

4.7.10.Cara Makan Buah yang Disukai ... 35

4.8. Ketersediaan Sayur dan Buah... 35

4.4.1. Ketersediaan Sayur dan Buah di Sekolah ... 35

4.4.2. Ketersediaan Sayur di Rumah... 35

4.4.3. Ketersediaan Buah di Rumah ... 36

4.9. Media Sosialisasi... 37

4.10. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal dengan Konsumsi Sayuran dan Buah ... 37


(11)

BAB V PEMBAHASAN ... 40

5.1 Karakteristik Siswa ... 40

5.3. Konsumsi Sayuran ... 41

5.4. Konsumsi Buah ... 42

5.5. Ketersediaan Sayur dan Buah... 43

5.6. Media Sosialisasi... 44

5.7. Pengaruh Konsumsi Sayuran dan Buah Terhadap Kesehatan ... 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Per Kelas SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 27 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa SMA Negeri 1

Pekanbaru Tahun 2012 ... 28 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Rata-Rata Orang Tua Siswa

di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 28 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Siswa di SMA Negeri 1

Pekanbaru Tahun 2012 ... 29 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Sayuran dan Buah di

SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 30 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Sayur Yang Disukai Siswa di SMA

Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 32 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Konsumsi Buah Siswa di SMA Negeri 1

Pekanbaru Tahun 2012 ... 33 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jenis Buah Yang Disukai Siswa di SMA

Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012 ... 34 Tabel 4.9. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Siswa Dalam Konsumsi Sayuran ... 38 Tabel 4.10. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Internal dan Faktor


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah

Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru ... 19 Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Konsumsi Sayur Siswa SMA negeri 1

Pekanbaru Tahun 2012 ... 30 Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Sayur Yang Dikonsumsi Siswa

SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 31 Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Buah Yang Dikonsumsi Siswa

SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 33 Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur Di Rumah Siswa

SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012 ... 36 Gambar 4.5. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Buah di Rumah Siswa


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran II : Lembar Food Frequency Lampiran III : Lembar Food Recall 24 Hours

Lampiran IV : Tabel Tingkat Pengetahuan Per Pertanyaan Lampiran V : Tabel Sikap Per Pertanyaan

Lampiran VI : Tabel Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah Lampiran VII : Surat Izin Penelitian

Lampiran VIII : Surat Bukti Penelitian Lampiran IX : Master Data


(15)

ABSTRAK

Sayuran dan buah merupakan bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan . apabila konsumsi vitamin dan mineral tidak sesuai kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi sayuran dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis dari sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 200 gram/orang per hari (64,6%). Selain itu juga frekuensi konsumsi sayuran pada siswa juga kurang dari 2x (dua kali) sehari. Untuk jenis sayuran yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kangkung (36,5%) dengan cara dimasak tumis. Begitu juga dengan konsumsi buah, dimana konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah kurang dari 300 gram/orang per hari (61,5%). Untuk frekuensi konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dari 2x (dua kali) sehari dimana jenis buah yang paling disukai oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah jeruk (35,4%)

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada siswa SMA Negeri 1 pekanbaru agar kuantitas dan frekuensi konsumsi sayuran dan buah ditingkatkan, bagi pihak sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru juga perlu dilakukan sosialisasi tentang konsumsi sayuran dan buah yang baik di lingkungan sekolah, bagi keluarga perlu ditingkatkan pengawasan kepada anak dalam hal konsumsi sayuran dan buah yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan jumlah frekuensi konsumsi sayuran dan buah.


(16)

ABSTRACT

Fruits and vegetables are the food ingredients as the main source of vitamins and minerals the body needs to control the internal processes. Even though the amount needed is relatively small, the function of vitamins and minerals is almost not substitutable. If its consumption is not as needed, then the body will suffer the deficiency of vitamins and minerals that may cause the degradation of immune system.

The purpose of this research is to know the description of consumption of fruits and vegetables that include the quantity, frequency, and the kinds of fruits and vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. This research is of descriptive study. The population of survey is the year X and XI students of SMA Negeri 1 Pekanbaru. The sample taken is 96 persons with simple random sampling technique. The data is obtained by interviewing with a 24-hour food recall form and a food frequency form.

The result of the survey shows that the amount of vegetables consumed by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 200 grams per person per day (64.6%). Moreover, the frequency of vegetables consumption by the students is also less than twice a day. The most preferred vegetables by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is kangkung (36.5%) served as tumis kangkung. Similarly, the consumption of fruits by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than 300 grams per person per day (61.5%). The frequency of fruit consumption by the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru is less than twice a day while the favorite one is orange (35.4%).

Based on this research, it is suggested to the students of SMA Negeri 1 Pekanbaru to have the quantity and frequency of fruits and vegetables consumption increased. As in the school, SMA Negeri 1 Pekanbaru also needs to socialize the importance of healthy fruits and vegetables consumption. As in the family, it is important for parents to guide their children in matter of fruits and vegetables consumption which hopefully at the end will increase the frequency of fruits and vegetables needed.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi lebih yang ditimbulkan karena kebiasaan individu mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan gizinya serta masalah gizi kurang individu untuk hidup sehat (Baliwati, 2004). Masalah gizi lebih maupun masalah gizi kurang merupakan hasil dari pola konsumsi masyakarat, yang tidak memperhatikan kebutuhan dan keseimbangan gizi yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat.

Konsumsi pangan penting bagi kesehatan tubuh manusia guna menjaga kesehatan tubuh kita. Selain itu, kita tidak hanya perlu mengonsumsi pangan yang berkualitas (bergizi) tetapi juga mencapai jumlah (status gizi) tertentu. Oleh karena itu, dalam hal konsumsi pangan penting diperhatikan keanekaragaman jenis pangan agar suatu zat gizi dapat dipenuhi dari kelebihan zat gizi yang sama dari pangan lainnya.

Di Indonesia, buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan, bahkan setiap daerah memiliki buah dan sayur sebagai ciri khas untuk daerah tersebut. Buah dan sayur dengan beraneka jenis dan warna dapat saling melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita. Disamping itu, salah satu bahan pangan yang banyak mengandung serat terdapat pada buah dan sayur (Jahari dkk, 2001).


(18)

Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya realatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut menjadi esensial. Apabila konsumsi vitamin dan mineral ini tidak memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh (WKNPG VI, 1998)

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, vitamin harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah dan sayuran. Vitamin termasuk dalam kelompok zat pengatur, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Almatsier, 2001).

Sayuran dan buah merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat yang dimanfaatkan untuk bahan makanan. Banyak dari kita yang sedikit atau bahkan tidak mengetahui manfaat sayuran dan buah yang ada di lingkungan sekitar kita (Ainul, 2010).

Kebutuhan akan sayuran dan buah penting bagi seluruh anggota keluarga. Namun tidak setiap anak menyukainya walaupun sebagian anak yang lain malah ada yang kegandrungan. Di samping itu sayuran dan buah sering tidak terhidang dalam setiap menu harian atau kalaupun terhidang juga dengan ragam yang terbatas. Menu harian untuk sayuran dan buah setiap harinya perlu selalu berganti variasi, dua atau tiga pilihan jenisnya. Untuk buah, kualitasnya bukan ditentukan oleh harganya, melainkan oleh tingkat kesegaraannya (Nadesul, 2006).


(19)

Anak-anak biasanya kurang menyukai buah dan sayuran, hal ini dapat disebabkan oleh orang tua yang mungkin kurang terampil dalam penyajian menu makanan, menu yang disajikan juga kurang bervariatif. Demi kepraktisan, makanan yang tersaji cenderung itu-itu saja, rasa makanan yang kurang enak atau bisa juga dikarenakan perilaku makan orang tua yang ternyata salah. Perilaku ini bisa berbentuk orang tuanya sering pilih-pilih makanan, makan secara nonton TV akan secara otomatis sang anak akan meniru perilaku orang tuanya hingga dewasa (Ekayanti, 2007).

Secara umum, anak-anak Indonesia lebih sulit mengonsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan anak-anak negara maju. Mereka selalu menghindari menu makanan yang justru sangat penting bagi tubuh seperti sayuran (Winarno, 1987).

Hasil survei yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika menyimpulkan bahwa sayuran adalah jenis makanan yang cenderung kurang disukai oleh remaja dan mereka lebih menyukai hamburger, pizza, fried chicken, ice cream dan sphagetti yang mengandung lemak tinggi dan kurang mengandung serat (Wenck dalam Gusti, 2004)

Sayur dan buah yang dikonsumsi dengan cukup dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker. Menurut The World Health Report 2002, asupan buah dan sayur yang masih rendah diperkirakan menjadi penyebab 31 persen penyakit jantung iskemik dan 11 persen stroke. Di seluruh dunia, 2,7 juta nyawa dapat diselamatkan setiap tahun jika konsumsi buah dan sayur sapat ditingkatkan (RANPG, 2006).


(20)

Data tahun 2008 menunjukkan bahwa orang Indonesia hanya makan buah 32,67 kg/kapita/tahun, sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan warga dunia untuk makan buah secara teratur minimal 65 kg/kapita/tahun. Hal ini disebabkan karena orang-orang Indonesia belum memprioritaskan makan buah seperti makan nasi (Wahyuningsih, 2010).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rejeki (2000), jenis makanan yang mengandung sayuran maupun buah-buahan di kantin sekolah tidaklah memenuhi kriteria cukup untuk dikonsumsi. Gunanti (2000) dalam penelitiannya pada anak pra sekolah mengatakan rata-rata konsumsi sayur masih kurang dari anjuran, yaitu 50,9 gram/kapita/hari. Sementara itu, Setiowati (2000) dalam penelitian yang dilakukan pada siswa SMU 1 Bogor dan SMU 1 Pamekasan mengatakan bahwa rata-rata konsumsi sayur dan buah pada kedua SMU tidak berbeda nyata yaitu masing-masing 76,1 gram/hari untuk sayur dan 90,4 gram/hari untuk buah di SMU 1 Bogor dan 66,1 gram/hari untuk sayur dan 95,2 gram/hari untk buah di SMU 1 Pamekasan.

Rata-rata konsumsi buah di SMAN 2 Bogor adalah 81,2 gram/hari lebih rendah dibandingkan dengan SMAN 1 Ciampea yaitu 88,6 gram/hari. Sementara itu, rata-rata konsumsi sayuran SMAN 2 Bogor adalah 64,3 gram/hari, sedangkan di SMAN 1 Ciampea adalah 71,4 gram/hari (Wulansari, 2009).

Minimnya konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia tersebut dapat menyebabkan terkena penyakit degeneratif, seperti penuaan dini, kanker, obesitas, hipertensi, jantung, dan osteoporosis (Anonim, 2010). Kekurangan salah satu zat gizi mikro akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampaknya tidak akan dapat diperbaiki pada tahapan kehidupan selanjutnya (Harahap, 2004).


(21)

Jenis sayuran yang dominan di pasar-pasar daerah Riau adalah bayam, kangkung, sawi, daun ubi kayu, dan selada. Namun harga sayur dan kuantitas yang terjual senantiasa bervariasi, dimana kangkung dan bayam merupakan komoditas yang paling banyak terjual setiap harinya (Yusuf, 2007). Sementara jenis buah yang paling banyak dijual dipasaran di daerah Riau adalah mangga, duku, jeruk, semangka, nenas, sawo, pisang dan pepaya. Namun jenis buah yang paling banyak dibeli masyarakat adalah pepaya dan jeruk dikarenakan harga yang terjangkau (Surya, 2008).

Berdasarkan pengamatan awal di SMA Negeri 1 Pekanbaru, kebanyakan siswa memilih jajanan yang sedikit mengandung sayuran seperti bakso, mie ayam, nasi goreng dan sebagainya. Selain itu, siswa yang memesan catering ataupun membawa bekal dari rumah, para siswa lebih memilih untuk menyisihkan sayur dan buah yang terdapat dalam makanan.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui gambaran konsumsi sayuran dan buah yang meliputi kuantitas, frekuensi dan jenis sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.


(22)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai sayuran dan buah. 2. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap konsumsi sayuran dan buah.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayuran dan buah pada siswa.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak petugas kesehatan di Puskesmas khususnya bidang gizi agar lebih mempromosikan pentingnya konsumsi sayuran dan buah pada anak sekolah.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan / dikonsumsi seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu (Hardiansyah & Martianto, 1992). Konsumsi pangan akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga kecukupan konsumsi pangan perlu mendapat perhatian (Hardiansyah & Briawan, 1994).

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak dahulu makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan (Khumaidi, 1994).

Menurut Suhardjo (1989), kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis dan sosial budaya. Kebiasaan makan bukanlah bawaan sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar.

Penerapan kebiasaan makan yang baik dapat diartikan dengan membiasakan memilih dan mengonsumsi makanan-makanan yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: bermutu gizi seimbang atau sesuai dengan kebutuhan tubuh, aman, halal,


(24)

beraneka ragam, dan yang susunan zat-zat gizi makro dan mikro di dalam makanan lengkap, serta makanan selingan yang berada dalam keseimbangan (Susanto, 1995).

Ciri-ciri kebiasaan makan pada diri seseorang yang paling mudah diamati adalah jenis makanan yang paling disukai, yang paling sering dikonsumsi atau yang tidak pernah dikonsumsi (Susanto, 1993).

Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang memungkinkan seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih dan pada masa remaja kegiatan maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh jumlah konsumsi makanan yang kurang maupun lebih (Sediaoetama, 1996).

2.2. Sayuran dan Buah

Sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayur adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo, 2000).

Dalam hidangan orang Indonesia, sayur mayur adalah sebagai makanan pokok pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah (Santoso, 2004).

Buah adalah organ pada pertumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan atau dapat dimakan kapan saja untuk mendapatkan rasa manis. Buah biasanya dimakan mentah, tetapi dapat juga diolah atau diawetkan (Santoso, 2004).


(25)

2.2.1. Kandungan dan Manfaat Sayuran

Sayur merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa betakaroten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna hijau disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. Contoh sayuran berwarna hijau adalah bayam, kangkungm daun singkong, daun kacang, daun katuk dan daun pepaya. Semakin hijau warna daun, semakin kaya akan zat-zat gizi (Almatsier, 2004)

Sayuran juga dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai banyak khasiat bagi kehidupan manusia. Sayur mempunyai fungsi yang sama dalam tubuh yaitu sebagai penyedia vitamin dan mineral. Di dalam sayuran hijau dan kuning juga terdapat karotenoid dimana bila kita hanya sedikit mengonsumsi karotenoid maka risiko terserang kanker paru-paru semakin tinggi. Kandungan antioksidan yang banyak terdapat dalam sayuran juga sangat penting di dalam melawan radikal bebas dan zat-zat karsinogenik (Gusti, 2004).

Sayur juga dikonsumsi untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya sayur dihidangkan dalam bentuk kuah. Dianjurkan sayuran yang dikonsumsi setiap hari terdiri dari campuran sayuran daun, kacang-kacangan dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 150 – 200 gram (Almatsier, 2004)


(26)

2.2.2. Kandungan dan Manfaat Buah

Seperti sayuran, buah pun merupakan kebutuhan penting untuk tubuh kita. Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah-buahan tersebut juga menghasilkan cukup banyak energi. Buah-buahan biasanya dipergunakan sebagai pencuci mulut. Pada umumnya, buah pencuci mulut memberikan rasa manis dan kadang-kadang memberikan rasa asam. Rasa manis ini berasal dari sukrosa, glukosa, maltosa atau fruktosa. Yang mengandung fruktosa, buah akan terasa manis, sedangkan yang mengandung glukosa dan maltosa kurang begitu manis (Wirakusumah, 2005).

Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam pencernaan. Serat juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat fisiologisnya. Sifat fisik yang penting adalah volume dan massa, kemampuan mengikat air dan ketahanan terhadap fermentasi oleh bakteri sehingga serat sangat dibutuhkan oleh tubuh (Jahari, 2001).

Secara keseluruhan, buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan serat. Buah tidak mengandung natrium, lemak (kecuali alpokat) dan kolesterol. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk dewasa adalah sebanyak 200-300 gram (Almatsier, 2004).

Dengan mengonsumsi buah, tubuh akan dibersihkan dari racun makanan, dengan kata lain, buah dapat mencegah kanker, diabetes, wasir, dan juga anemia (Winarto, 2004).


(27)

2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna

Warna pada buah dan sayur bukanlah sekedar pembeda jenis antara buah yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna buah dan sayur merupakan sumber informasi kandungan nutrisinya (Ayu, 2010)

Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yang merupakan jenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke berkurang.

Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antisianin dan likopen. Antisianin berguna untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen memngahmbat fungi kemunduran fisik dan mental agar tidak mudah pikun. Sedangkan sayuran yang berwarna merah menandakan sayuran mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker.

Selain itu, buah yang berwarna jingga dan semua buah-buahan yang memiliki daging buah berwarna jingga mengandung betakaroten. Di dalam tubuh betakaroten berfungsi menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu, betakaroten yang ada di dalam tubuh berbah menjadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Buah berwarna kuning mengandung Kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk mencegah stroke dan jantung koroner, sedangkan jenis sayuran yang berwarna kuning diyakini mampu memerangi katarak, serangan jantung dan stroke.


(28)

Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asal alegat juga mampu menormalkan tekanan darah, sedangkan sayuran berwarna hijau banyak mengandung vitamin C dan B Kompleks. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten dan serat. Kekurangan sayuran berwarna hijau menyebabkan kulit menjadi kasar dan bersisik.

Ada lagi sayuran dan buah yang berwarna putih. Meskipun hanya sedikit mengandung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C dalam buah dan sayur berwarna putih relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran berwarna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. (Ayu Ida, 2010)

2.2.4. Gangguan Akibat Kurang Konsumsi Sayuran dan Buah

Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mengatur proses dalam tubuh. Meskipun kebutuhannya realatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir tidak dapat digantikan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut menjadi esensial. Apabila konsumsi vitamin dan mineral ini tidak memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya tahan tubuh (WKNPG VI, 1998).

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran dan Buah

Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi sayuran dan buah adalah bahwa secara nasional konsumsi sayuran dan buah penduduk Indonesia masih berada dibawah konsumsi yang dianjurkan. Berbagai faktor berpengaruh terhadap pola dan


(29)

perilaku konsumsi sayuran dan buah di masyarakat, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor-faktor yang berpengaruh positif dan negatif terhadap konsumsi sayuran dan buah yang berasal dari pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal merupakan peluang dan hambatan yang berpengaruh terhadap konsumsi sayuran dan buah yang berasal dari luar diri (Aswatini, dkk, 2008).

2.3.1. Faktor Internal 2.3.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara.

Pengetahuan yang baik tentang suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut sehingga juga akan berpengaruh terhadap keputusan untuk melakukan suatu tindakan tersebut (Ancok, 1997).

Menurut penelitian yang dilakukan Aswatini dkk. (2008) pada masyarakat di Lampung, umumnya masyarakat mengetahui pentingnya konsumsi sayuran dan buah untuk kesehatan, tetapi pemahaman yang mendalam masih sangat kurang sehingga tidak menjadi dasar timbulnya motivasi yang kuat untuk mengonsumsi sayuran dan buah. Dari penelitian tersebut, masyarakat mengetahui bahwa konsumsi sayuran dan buah baik untuk kesehatan karena sayuran dan buah mengandung zat gizi dan vitamin. Penelitian Setyowati (2000) pada SMU 1 Bogor dan SMU Pamekasan juga


(30)

menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi sayuran dengan pengetahuan gizi responden.

2.3.1.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, dimana manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka/tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo, 2003).

2.3.2. Faktor Eksternal

2.3.2.1. Ketersediaan Sayuran dan Buah

Ketersediaan pangan merupakan bagian pertama menuju arah konsumsi pangan sebab tidak mungkin kita mengonsumsi suatu makanan yang tidak tersedia. Ketersediaan pangan yang kurang dapat mengurangi konsumsi pangan, yang akhirnya dapat menimbulkan masalah gizi kurang. Konsumsi buah di Indonesia lebih banyak pada jenis pepaya dan pisang diperkirakan karena pisang dan pepaya tersedia


(31)

sepanjang tahun dan angka-angka produksi pisang dan pepaya pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan buah lainnya (Diani, 1990).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gunanti (2000), terdapat hubungan nyata antara ketersediaan sayur dengan konsumsi sayur dimana diketahui ketersediaan sayur di rumah tangga pada anak prasekolah yang konsumsi sayurnya baik adalah 100% tersedia, pada kelompok anak prasekolah yang konsumsi sayurannya tidak baik, tersedia sayur khusus bagi anak sebesar 13,4 % dan 86,6 % tidak tersedia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rejeki (2000), jenis makanan yang mengandung sayuran maupun buah-buahan di kantin sekolah tidaklah memenuhi kriteria cukup untuk dikonsumsi.

2.3.2.2. Pendidikan Ibu

Pada umumnya penyelenggaraan makanan dalam rumah tangga seahri-hari dikoordinir oleh ibu. Faktor kepercayaan dan tingkat pengetahuan ibu sebagai pengelola rumah tangga akan berpengaruh juga pada macam bahan makanan dalam konsumsi keluarga sehari-hari. Ibu yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesadaran gizi yang tinggi akan melatih kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin kepada putra putrinya. Anak-anak biasanya meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya atau saudaranya. Bila anak melihat anggota keluarga yang lain makan apa yang dihidangkan ibu di meja makan, maka anak akan ikut makan juga. Pengetahuan ibu terhadap jenis makanan tertentu sangat berpengaruh terhadap hidangan-hidangan yang disajikan oleh ibu setiap hari bagi keluarganya. (Suhardjo, 1989).


(32)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitriastutie (2009) pada anak sekolah dasar menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan konsumsi sayuran. Sementara itu, Rejeki (2000) menyebutkan tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi sayuran dengan pendidikan ibu.

2.3.2.3.Pendapatan Keluarga

Menurut Madanijah (2004), keadaan ekonomi keluarga relatif lebih mudah diukur dan mempunyai pengaruh besar terhadap konsumsi pangan, terutama golongan miskin. Faktor ekonomi yang paling berperan adalah pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil pekerjaan yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita. Pendapatan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain seperti pendidikan, perumahan, kesehatan dan lain-lain (Hardiansyah, 1997). Menurut Soehardjo (1989), pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Gusti (2004) pada mahasiswa di asmara UI dikemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki uang pendapatan keluarga yang tinggi lebih banyak mengonsumsi sayuran yang baik dibandingkan dengan yang pendapatan keluarganya rendah.

Penelitian yang dilakukan Aswatini (2008) di Lampung juga memperlihatkan fenomena bahwa khusus untuk buah-buahan yang diperoleh dengan cara membeli, jenis pangan tersebut hanya dikonsumsi jika mereka mempunyai kelebihan uang dan biasanya yang dibeli adalah buah-buahan yang berharga murah.


(33)

Gunanti (2001) mengemukakan bahwa rata-rata pendapatan keluarga pada kelompok anak prasekolah yang konsumsi sayurnya tidak baik masih dibawah rata-rata.

2.3.2.4. Media Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok. Sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat. Di dalam diri setiap manusia, terdapat impuls-impuls untuk melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, lingkungan tempat ia berada dan berinteraksi memiliki nilai dan norma yang mengarahkan perilaku. Dalam proses sosialisasi, seorang individu berusaha menyesuaikan impuls-impuls itu dengan tekanan nilai dan norma yang mengikatnya. Bila potensi tingkah laku seseorang tidak bertentangan dengan nilai dan norma, maka berkembang lebih lanjut menjadi bagian dari kepribadiannya (Suhardi, 2009).

Manusia tidak mungkin mengadakan sosialisasi tanpa melibatkan pihak atau unsur dari luar. Unsur dari luar itulah yang disebut media sosialisasi. Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang menjadi perantara terjadinya sosialisasi. Berikut ini beberapa media sosialisasi (Suhardi, 2009).

1. Keluarga

Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat dia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya


(34)

sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosial, keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu.

2. Teman Sebaya

Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usianya hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama. Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan untuk memperoleh kesenangan (rekreatif). Para remaja melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan di antara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan senang melakukan kegiatan bersama-sama. Dalam kelompok teman sebaya itulah seorang anak mulai menerapkan prinsip hidup bersama di luar lingkungan keluarganya.

3. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga penting dalam proses sosialisasi. Proses sosialisasi pengetahuan dan keterampilan merupakan program yang bersifat nyata. Artinya, proses pembelajaran yang terprogram dalam kurikulum sekolah, sedangkan sosialisasi nilai dan sikap merupakan kurikulum tersembunyi. Pelaksanaannya tidak terprogram secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam semua proses dan kegiatan di sekolah

4. Media Massa

Media massa merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang (massa). Ada dua macam media massa, yaitu media cetak dan media elektronik. Semua jenis media massa tidak secara langsung bertujuan untuk mengajari


(35)

masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Fitriastutie (2009) terhadap anak sekolah dasar menyatakan bahwa terdapat hubungan antara media informasi terhadap konsumsi sayuran.

2.4.Kerangka Konsep

Konsumsi sayuran dan buah merupakan variabel dependen (terikat) yang dijadikan masalah. Sementara faktor internal dan faktor eksternal merupakan variabel independen.

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Gambaran Konsumsi Sayuran dan Buah Pada Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru

Faktor Internal - Pengetahuan - Sikap

Konsumsi Sayuran dan Buah - Kuantitas

- Frekuensi - Jenis Faktor Eksternal

- Ketersediaan Pangan - Pendidikan Ibu - Pendapatan Keluarga - Media Sosialisasi

(Keluarga, Teman Sebaya, Sekolah, Media Masaa)


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan pola konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru yang berada di Jl. Sultan Syarif Qasim. Adapun pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah sekolah asal peneliti dan berdasarkan pengamatan awal siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru kebanyakan memilih jajanan yang sedikit mengandung sayuran dan buah, seperti bakso, mie ayam, nasi goreng dan juga minuman botol sementara masih tersedia jenis makanan yang mengandung buah seperti jus dan es buah. Selain itu, walaupun membawa bekal dari rumah atau membeli nasi yang disediakan oleh kantin sekolah ataupun dari luar sekolah, tetapi mereka lebih memilih untuk menyisihkan sayuran dan buah yang tersedia.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi


(37)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru kelas X dan XI dikarenakan pada saat penelitian siswa kelas XII sibuk untuk menghadapi UAN.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebab sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan siswa kelas X dan XI karena siswa kelas XII tidak dapat diganggu karena sibuk untuk mempersiapkan UAN. Untuk mendapatkan besar sampel digunakan rumus estimasi proporsi suatu populasi (Sastroasmoro, 1995):

n =

Z∝2PQ

d2

Dimana :

n : Besar Sampel

Z : Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96) d : Galat Pendugaan (0,1)

P : Proporsi populasi (ditentukan 0,5), Q = 1-P Maka besar sampel:

=

Z∝2PQ

d2 =

(1,96)20,5 (1−0,5)

(0,1)2 =

3,8416 (0,25) (0,01) = 96 orang

Pengambilan sampel akan di bagi per kelas. Jumlah kelas untuk kelas X dan XI adalah 16 kelas sehingga setiap kelas akan diambil menjadi 6 siswa per kelas dan akan diambil secara Sistematic Random Sampling.


(38)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara menanyakan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner kepada responden terdiri atas pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, frekuensi, jumlah dan jenis sayuran dan buah yang dikonsumsi siswa-siswi menggunakan food recall 24 hour. Frekuensi sayuran dan buah diperoleh dengan menggunakan food frequency questionnaire.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data dari sekolah yang diperoleh dari bagian tata usaha, survei dan penelitian serta literatur yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi data gambaran umum mengenai sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru seperti jumlah siswa dan gambaran umum tempat penelitian.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa:

1. Lembar Kuesioner

2. Formulir Food Recall 24 Hours

3. Formulir Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah 4. Daftar

3.6. Definisi Operasional

1. Kuantitas konsumsi sayuran dan buah adalah banyaknya sayuran dan buah segar yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru dalam sehari.


(39)

2. Frekuensi konsumsi sayuran dan buah adalah keacapan konsumsi sayuran dan buah oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru dalam sehari.

3. Jenis sayuran dan buah adalah macam sayuran dan buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.

4. Pengetahuan gizi adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa-siswi tentang gizi terutama mengenai sayur, buah serta manfaatnya.

5. Sikap adalah penilaian atau pendapat responden tentang sayuran dan buah dan manfaatnya.

6. Ketersediaan sayuran dan buah adalah ada atau tidak tersedianya sayuran dan buah baik itu di rumah maupun sekolah.

7. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah di tempuh ibu. 8. Pendapatan keluarga adalah rata-rata jumlah pendapatan ayah dan ibu dalam

sebulan (Rp).

9. Media sosialisasi adalah orang atau alat yang menyampaikan informasi tentang konsumsi sayuran dan buah serta manfaatnya kepada responden.

3.7. Aspek Pengukuran

1. Data frekuensi konsumsi sayuran dan buah dikategorikan (Santoso, 2004)

− Baik : frekuensi sayuran dan buah ≥ 2 kali sehari.

− Tidak baik : frekuensi sayuran dan buah < 2 kali sehari.

2. Data untuk jumlah sayuran dalam bentuk tercampur dikategorikan dengan mengacu kepada standar kecukupan (Almatsier, 2004):


(40)

− Baik : ≥ 200 gram perhari.

− Tidak baik : < 200 gram perhari.

3. Data untuk jumlah buah dikategorikan dengan mengacu kepada standar kecukupan (Almatsier, 2004):

- Baik : ≥ 300 gram perhari. - Tidak Baik : < 300 gram perhari.

4. Berdasarkan Arikunto (2006), aspek pengukuran pengetahuan dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

1. Pengetahuan baik, apabila nilai >66% dari nilai tertinggi 24 yaitu > 16

2. Pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 33%-66% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 24 yaitu 8-16

3. Pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh <33% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 24 yaitu < 8

4. Sikap diukur melalui 10 pertanyaan. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 2 dan terendah adalah 0. Berdasarkan Arikunto (2006), aspek pengukuran sikap dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Sikap baik, apabila total nilai yang didapat > 13 b. Sikap sedang, apabila total nilai yang didapat 7-13 c. Sikap kurang, apabila total nilai yang didapat < 7


(41)

3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut : 1. Pengeditan Data (editing)

Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.

2. Pengodean Data (Coding)

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.

3. Pemasukkan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk diolah dan dianalisis.

4. Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak. 3.8.2. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan program SPSS dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif.


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Pekanbaru terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim No. 159 Pekanbaru, Kecamatan Lima Puluh, Kelurahan Rintis, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. SMA Negeri 1 Pekanbaru merupakan sekolah tertua yang didirikan di kota Pekanbaru bahkan dua tahun lebih tua dari Provinsi Riau. Tahun ini SMA Negeri 1 Pekanbaru akan memasuki usia 57 tahun. SMA Negeri 1 merupakan salah satu SMA/SMU yang berwawasan keunggulan sehingga banyak menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional untuk perlombaan IMO, IchO, IBO, APhO, dan IPhO. Selain itu sekolah yang memiliki luas bangunan seluas 5.010 m2 memiliki jam belajar yang paling lama yaitu pukul 07.00 – 15.30 WIB.

SMA Negeri 1 Pekanbaru memiliki beberapa fasilitas yang berguna untuk mendukung kegiatan belajar, yaitu ruangan laboratorium, perpustakaan, ruang komputer dan media, lapangan basket, ruang aula, ruang alat musik dan ruangan kelas yang dipakai untuk proses belajar megajar. Adapun ruangan paralel untuk siswa-siswi terdiri dari :

- Kelas X : 8 kelas

- Kelas XI : 8 kelas yang terdiri dari 5 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS. - Kelas XII : 8 kelas yang terdiri dari 5 jurusan IPA dan 3 jurusan IPS. - Kelas Aksel : 2 kelas


(43)

Jumlah seluruh siswanya adalah sebanyak 779 orang dengan perincian dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Distribusi jumlah siswa per kelas SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012

Kelas Laki-Laki Perempuan Total

f % f % N %

X 109 41,29 155 58,71 264 100

XI 107 43,67 138 56,33 245 100

XII 116 42,96 154 57,04 270 100

Total 332 42,62 447 57,38 779 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru memiliki lebih banyak siswa yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini berlaku untuk setiap tingkatan kelas dimana setiap tingkatan baik itu kelas X, XI maupun XII lebih didominasi oleh siswa yang berjenis kelamin perempuan.

4.2.Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, 96 responden yang diteliti diketahui berumur 15-18 tahun dimana responden paling banyak pada umur 16 tahun (50,0%). Selain itu diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan mendominasi dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena populasi di SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki sehingga dalam penentuan sampel yang ditentukan secara acak, sampel yang berjenis kelamin perempuan lebih memiliki banyak kemungkinan untuk dijadikan sampel. Data selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 4.2.


(44)

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

No. Karakteristik Responden Jumlah

f % 1 Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan 39 57 40,6 59,4

Total 96 100,0

2 Umur

15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 35 48 12 1 36,5 50,0 12,5 1,0

Total 96 100,0

4.3. Pendapatan Orang Tua

Distribusi pendapatan orangtua responden dikategorikan menjadi 3 yaitu pendapatan rendah jika pendapatan < Rp. 1.000.000,00 dan sedang jika pendapatan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 serta pendapatan tinggi jika pendaatan > Rp. 3.000.000,00. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa dari 96 responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki orang tua yang berpendapatan tinggi yaitu sebesar 56,3%. Selengkapnya mengenai distribusi responden berdasarkan pendapatan orangtua dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan Rata-Rata Orangtua Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

Pendapatan Rata-Rata Orang Tua Jumlah

f %

Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 42 43,8

>Rp.3000.000,00 54 56,3


(45)

4.4. Pendidikan Terakhir Ibu

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa pendidikan terakhir ibu dari responden sangat bervariasi mulai dari tidak tamat SD sampai tingkat S2 dimana terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan yang memiliki jumlah yang sama dan sebaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

Pendidikan Ibu Jumlah

f %

Tidak Tamat SD 1 1,0

SD 3 3,1

SMP/Sederajat 4 4,2

SMA/Sederajat 33 34,4

D3/Akademik 20 20,8

S1 33 34,4

S2 2 2,1

Total 96 100,0

4.5. Pengetahuan Mengenai Sayur dan Buah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru dengan menggunakan kuesioner, diketahui bahwa seluruh responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru memiliki tingkat pengetahuan yang baik dimana setiap responden berada pada nilai >18 dari total nilai yaitu 24.

4.6. Sikap Terhadap Sayur dan Buah

Sikap diketahui dari pertanyaan setuju atau tidak setuju dimana dari 96 responden yang diteliti, diketahui bahwa responden lebih banyak pada tingkatan sikap yang baik dikarenakan para responden memiliki nilai yang bisa dikatakan kategori


(46)

sikap baik yaitu >13 dari total nilai 20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Sayuran Dan Buah di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

No Tingkat Sikap Jumlah

f %

1 Sikap Baik 98 98,0

2 Sikap Sedang 1 1,0

3 Sikap Kurang 1 1,0

Total 96 100

4.7.Konsumsi Sayuran dan Buah 4.7.1. Konsumsi Sayur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa dari seluruh responden yang diteliti mayoritas suka makan sayur walaupun terkadang jenis sayur yang dimakan hanya jenis sayuran tertentu. Berikut sebaran responden berdasarkan suka atau tidaknya mengonsumsi sayur dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Konsumsi Sayur Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

69.79% 30.21%

Konsumsi Sayur

Suka Tidak Suka


(47)

4.7.2. Jumlah Konsumsi Sayur

Jumlah sayur yang dikonsumsi oleh siswa dapat diketahui dengan menggunakan metode food recall selama 2 hari dimana dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa sebagian besar responden masih mengonsumsi sayuran dalam jumlah yang masih sedikit. Dengan kata lain, responden masih mengonsumsi sayuran dibawah anjuran yaitu 200 gram/hari per orang. Adapun sebaran responden berdasarkan jumlah sayur yang dikonsumsi dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Sayur Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

4.7.3. Frekuensi Konsumsi Sayur

Frekuensi konsumsi sayuran diketahui dengan menggunakan food frequency . Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa jenis sayuran yang dikonsumsi responden mayoritas berada pada frekuensi tidak baik yaitu <2x sehari. Sebaran jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi sayur dapat dilihat pada lampiran VI mengenai frekuensi konsumsi sayur.

64.60% 35.40%

Jumlah Sayur yang Dikonsumsi

<200 gram ≥200 gram


(48)

4.7.4. Jenis Sayur Yang Banyak Dikonsumsi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, jenis sayuran yang banyak dikonsumsi responden yaitu kangkung 36,5%, bayam 29,2%, dan wortel 10,4%. Perlu diketahui bahwa jenis sayuran yang banyak dikonsumsi didapatkan berdasarkan jenis sayuran yang paling disukai oleh responden. Adapun sebaran jenis sayur yang banyak dikonsumsi responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Sayur Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

Nama Sayur Jumlah

f %

Bayam 28 29,2

Brokoli 5 5,2

Buncis 1 1,0

Daun Ubi 1 1,0

Kangkung 35 36,5

Kol 1 1,0

Toge 2 2,1

Wortel 10 10,4

Tidak Suka Sayur 13 13,5

Total 96 100,0

4.7.5. Pengolahan Sayur yang Disukai

Ada beberapa jenis pengolahan sayur yang tanyakan dalam kuesioner dan dari hasil didapatkan bahwa responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih banyak memilih untuk jenis pengolahan sayur dengan cara tumis.

4.7.6. Konsumsi Buah

Dari 96 orang responden, yang menyatakan suka makan buah sebesar 100%. Dengan kata lain semua responden menyatakan bahwa mereka suka makan buah.


(49)

Sebaran responden berdasarkan suka atau tidaknya mengonsumsi buah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7. Distribusi konsumsi buah responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012

No. Konsumsi Buah f %

1 Suka 96 100

2 Tidak Suka 0 0

Jumlah 96 100

4.7.7. Jumlah Konsumsi Buah

Jumlah buah yang dikonsumsi oleh siswa dapat diketahui dengan menggunakan metode food recall selama 2 hari dimana dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa sebagian besar responden masih mengonsumsi buah dalam jumlah yang masih sedikit. Dengan kata lain, responden masih mengonsumsi buah dibawah anjuran yaitu 300 gram/hari per orang. Adapun sebaran responden berdasarkan jumlah buah yang dikonsumsi dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Buah Yang Dikonsumsi Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

61.50% 38.50%

Jumlah Buah yang Dikonsumsi

<300 gram ≥300 gram


(50)

4.7.8. Frekuensi Konsumsi Buah

Frekuensi konsumsi buah diketahui dengan menggunakan food frequency .Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa jenis buah yang dikonsumsi responden mayoritas berada pada frekuensi tidak baik yaitu <2x sehari. Sebaran jumlah responden berdasarkan frekuensi konsumsi buah dapat dilihat pada lampiran VI mengenai frekuensi konsumsi buah responden.

4.7.9. Jenis Buah Yang Disukai

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, jenis buah yang paling banyak dikonsumsi oleh responden yaitu jeruk (34%). Perlu diketahui bahwa jenis buah yang banyak dikonsumsi didapatkan berdasarkan jenis buah yang paling disukai oleh responden. Adapun sebaran jenis buah yang banyak dikonsumsi responden dapat dilihat pada tabel dibawah 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jenis Buah Yang Dikonsumsi Responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

Nama Buah Jumlah

f %

Alpokat 5 5,2

Anggur 8 8,3

Apel 22 22,9

Jeruk 34 35,4

Mangga 14 14,6

Melon 2 2,1

Pir 6 6,3

Pisang 1 1,0

Semangka 3 3,1

Strawberry 1 1,0


(51)

4.7.10.Cara Makan Buah Yang Disenangi

Ada beberapa cara konsumsi buah yang tanyakan dalam kuesioner dan dari hasil didapatkan bahwa responden di SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih banyak memilih untuk cara konsumsi buah dengan cara makan langsung.

4.8.Ketersediaan Sayur dan Buah

4.8.1. Ketersediaan Sayur dan Buah Di Sekolah

Dari tempat lokasi yang diteliti, sayur tersedia dalam bentuk nasi dan itu selalu tersedia setiap harinya di kantin sekolah. Selain itu, terdapat makanan yang hanya sedikit sekali berisi sayuran seperti bakso, mie ayam, dan nasi goreng serta gorengan. Untuk buah tersedia juga di kantin sekolah berupa jus dan sop buah dimana juga tersedia setiap harinya.

4.8.2. Ketersediaan Sayur Di Rumah

Ketersediaan sayur di rumah diketahui dengan cara menanyakan kepada responden dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil bahwa dari 96 orang responden yang diteliti, masih ada beberapa responden yang di rumahnya hanya beberapa kali seminggu (kadang-kadang) tersedia menu sayuran di rumahnya, bahkan ada responden yang sama sekali tidak tersedia menu sayuran di rumah. Sebaran ketersediaan sayur di rumah responden dapat dilihat pada Gambar 4.4.


(52)

Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sayur Setiap Hari Di Rumah Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

4.8.3. Ketersediaan Buah Di Rumah

Ketersediaan buah di rumah diketahui dengan cara menanyakan kepada responden dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil bahwa dari 96 orang responden yang diteliti, masih ada beberapa responden yang di rumahnya hanya beberapa kali seminggu (kadang-kadang) tersedia buah di rumahnya, bahkan ada responden yang sama sekali tidak tersedia buah di rumah. Sebaran ketersediaan buah di rumah responden dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Buah Setiap Hari Di Rumah Responden Di SMA Negeri 1 Pekanbaru Tahun 2012

69.80% 28.10%

2.10%

Ketersediaan Sayur di Rumah Setiap Sehari

Iya

Kadang-Kadang Tidak

49.00% 44.80%

6.30%

Ketersediaan Buah di Rumah Setiap Hari

Ya

Kadang-kadang Tidak


(53)

4.9.Media Sosialisasi

Media sosialisasi yang paling banyak jumlah respondennya adalah keluarga yaitu 80,2% dan paling sedikit adalah teman sebaya yaitu 20,8%. Distribusi media sosialisasi responden dapat dilihat pada lampiran X mengenai media sosialisasi yang berperan dalam memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sayur dan buah.

4.10. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Konsumsi Sayur dan Buah

Pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) maupun faktor eksternal (pendidikan ibu, pendapatan orangtua, ketersediaan sayur dan buah, serta media sosialisasi) dapat dilihat pada Tabel 4.9. dan Tabel 4.10 dimana diketahui bahwa dari semua faktor baik itu faktor internal maupun eksternal sama sekali tidak mempengaruhi responden untuk mengonsumsi sayuran dan buah.


(54)

Tabel. 4.9. Tabulasi Silang Faktor Internal dan Faktor Eksternal Responden Dalam Mengonsumsi Sayur

No Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi Sayur

<200 gram ≥200 gram Total

f % f % n %

1 Pengetahuan

Baik 62 64,6 34 35,4 96 100

Sedang 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Kurang 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

2 Sikap

Baik 61 63,6 33 34,4 94 98,0

Sedang 1 1,0 0 0,0 1,0 1,0

Kurang 0,0 0,0 1 1,0 1,0 1,0

3 Pendidikan Ibu

Tidak Tamat SD 0 0,0 1 1,0 1 1,0

SD 1 1,0 2 2,1 3 3,2

SMP 1 1,0 3 3,2 4 4,2

SMA 25 26,0 8 8,3 33 33,4

D3 16 16,7 4 4 20 20,8

S1 18 18,8 15 15,6 33 34,4

S2 1 1,0 1 1,0 2 2,1

4 Pendapatan Orangtua

Rp. 1000.000,00 – Rp 3.000.000,00 28 29,2 14 14,6 42 43,8

≥Rp 3.000.000,00 34 35,4 20 20,8 54 56,3

5 Ketersediaan Sayur

Tersedia Setiap Hari 44 45,8 23 23,9 67 69,8 Tersedia Kadang-Kadang 16 16,7 11 11,5 27 28,1


(55)

Tabel. 4.10. Tabulasi Silang Faktor Internal dan Faktor Eksternal Responden Dalam Mengonsumsi Buah

No Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi Buah

<300 gram ≥300 gram Total

f % f % n %

1 Pengetahuan

Baik 59 61,5 37 38,5 96 100

Sedang 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Kurang 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Sikap

Baik 57 59,4 37 38,5 94 98,0

Sedang 1 1,0 0 0,0 1 1,0

Kurang 1 1,0 0 0,0 1 1,0

3 Pendidikan Ibu

Tidak Tamat SD 0 0,0 1 1,0 1 1,0

SD 1 1,0 2 2,1 3 3,1

SMP 1 1,0 3 3,1 4 4,2

SMA 21 21,9 12 12,5 33 34,4

D3 13 13,5 7 7,3 20 20,8

S1 21 21,9 12 12,5 33 34,4

S2 2 2,1 0 0,0 2 2,1

4 Pendapatan Orangtua

Rp. 1000.000,00 – Rp 3.000.000,00 26 27,1 16 16,7 42 43,8

≥Rp 3.000.000,00 33 34,4 21 21,9 54 56,3

6 Ketersediaan Buah

Tersedia Setiap Hari 25 26,0 22 23,0 47 49,0 Tersedia Kadang-Kadang 28 29,2 15 15,6 43 44,7

Tidak Tersedia 6 6,3 0 0,0 6 6,3


(56)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Pekanbaru

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pekanbaru, Jl. Sultan Syarif Qasim No. 159 dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan kelas XI. Jumlah sampel pada penelitian ini lebih banyak didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan umur, siswa-siswi kelas X dan kelas XI dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu untuk umur 16 tahun (50%) yang merupakan umur terbanyak, dilanjutkan umur 15 tahun (36,5%) , selanjutnya umur 17 tahun (12,5%) dan yang paling sedikit yaitu umur 18 tahun (1,0%).

Berdasarkan pendapatan orang tua, responden terbanyak berada ada kategori pendapatan >Rp. 3.000.000,00 yaitu sebesar 56,3% dan dilanjutkan kategori pendapatan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 yaitu sebesar 43,8%. Dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden berada pada tingkat ekonomi menengah ke atas.

Untuk pengetahuan responden mengenai sayuran dan buah, didapatkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai sayuran dan buah yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap responden tahu informasi yang berhubungan dengan sayuran dan buah sehingga seluruh responden bisa menjawab pertanayaan yang diberikan.


(57)

Walaupun pengetahuan setiap responden berada pada tingkat pengetahuan baik, namun untuk sikap responden terhadap sayuran dan buah, masih ada beberapa responden yang memiliki tingkat sikap yang kurang. Responden paling banyak terdapat pada tingkatan baik yaitu sebesar 97,9% dan diikuti sikap tingkat sedang dan tingkat kurang masing-masing 1,0%.

Di sekolah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar mulai dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore dimana saat jam istirahat para siswa banyak yang menghabiskan waktu dengan bersantai sambil mengonsumsi makanan seperti mie goreng, ataupun jajanan yang tersedia di kantin sekolah dimana kandungan sayur pada makanan tersebut masih sangat sedikit.

5.3. Konsumsi Sayuran

Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Semakin hijau sayur yang dimakan semakin banyak kandungan zat gizi yang dikandungnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mengunakan menanyakan beberapa pertanyaan, dapat diketahui bahwa sebanyak 71,9% responden suka mengonsumsi sayuran dan 28,1% responden tidak suka mengonsumsi sayuran. Dengan demikian masih ada beberapa siswa yang masih tidak menyukai sayuran. Hal ini diakibatkan karena rasa yang kurang enak dan memang tidak ada pengawasan dari pihak keluarga kepada sampel untuk mengonsumsi sayur walaupun sudah tersedia di rumah.

Rata-rata tingkat konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 masih berada masih kurang dari anjuran, yaitu <200 gram/orang per hari. Untuk rata-rata konsumsi sayur siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru per tahun adalah 45,6 kg/kapita/tahun. Dapat


(58)

dilihat bahwa walaupun siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru suka makan sayur, namun tidak berarti bahwa mereka mengonsumsi sayuran sesuai dengan kriteria jumlah sayuran yang dianjurkan. Kurangnya konsumsi sayuran pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru disebabkan karena mereka lebih suka mengonsumsi makanan yang memang memiliki sayuran dalam jumlah yang sedikit dan waktu yang sangat sedikit di rumah sehingga memungkinkan para siswa untuk mengonsumsi makanan dari luar rumah dan juga disebabkan karena waktu yang mereka habiskan lebih banyak di luar rumah.

5.4. Konsumsi Buah

Buah merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan yang dapat dimakan kapan saja untuk mendapatkan rasa manis. Walaupun hanya dijadikan sebagai pencuci mulut, namun buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Bukan hanya itu, beberapa jenis buah juga dapat menghasilkan cukup banyak energi.

Dari hasil food recall 24 jam yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa hampir semua siswa sedikit mengonsumsi buah karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dimana sangat sedikit tersedia jajanan yang mengandung buah. Saat berada di sekolah maupun di rumah, para siswa SMA Negeri 1 ini juga lebih banyak mengonsumsi minuman ataupun jajanan seperti es cappucino cincau, dan es nutrisari serta milkshake dimana tidak mengandung buah walaupun masih ada yang mau mengonsumsi jus ataupun sop buah.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa semua responden yaitu siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru suka makan buah. Namun, untuk


(59)

jumlah buah yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru, rata-rata masih kurang dari yang dianjurkan yaitu <300 gram per orang/hari. Untuk rata-rata konsumsi buah siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru per tahun adalah sekitar 59,5kg/kapita/tahun, dimana WHO menganjurkan makan buah minimal 65 kg/kapita/tahun. Dapat diketahui bahwa walaupun seluruh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru suka makan buah dan memiliki pengetahuan yang baik tentang buah, namun bukan berarti jumlah buah yang dikonsumsi sudah memenuhi anjuran.

5.5. Ketersediaan Sayur dan Buah

Ketersediaan sayur dan buah merupakan bagian pertama menuju arah konsumsi sayuran dan buah sebab tidak mungkin kita mengonsumsi sayuran dan buah yang tidak tersedia.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sayur dan buah tersedia di kantin sekolah. Utuk sayur, tersedia dalam menu makanan yang selalu tersedia setiap harinya untuk dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru. Selain itu juga terdapat menu makanan yang mengandung sayuran walaupun hanya dalam porsi sedikit misalnya bakso, mie ayam, dan nasi goreng. Perlu dketahui bahwa makanan yang mengandung sayuran di kantin sekolah SMA Negeri 1 Pekanbaru tidak memenuhi kriteria cukup untuk dikonsumsi. Untuk buah, kantin menyediakan buah-buahan dalam bentuk jus dan sop buah dan selalu tersedia setiap harinya untuk dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.

Dari hasil juga diketahui bahwa ketersediaan sayuran dan buah di rumah masing-masing siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru lebih banyak berada pada tingkat


(60)

baik dimana untuk sayur, yang selalu tersedia di rumah ada sebanyak 69,8% sementara untuk buah, yang selalu tersedia di rumah ada sebanyak 49%.

Walaupun tersedia sayuran dan buah baik di rumah maupun di sekolah, konsumsi sayuran dan buah Siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru masih kurang dimana hal ini disebabkan karena masih tingginya keinginan para siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru untuk mengonsumsi jajanan yang sangat minim sayur dan buah serta waktu yang sangat lama berada di luar rumah sehingga mengakibatkan rasa capek dan tidak ada selera lagi untuk makan d rumah.

5.6. Media Sosialisasi

Media sosialisasi merupakan media atau alat yang digunakan untuk menyamaikan tentang sayuran dan buah serta manfaatnya kepada responden. Dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pekanbaru diketahui bahwa keluarga merupakan media sosialisasi yang berada pada tingkat paling tinggi dimana jumlah responden paling banyak yaitu 80,2%. dari hasil dapat dilihat bahwa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam hal bertukar informasi. Teman sebaya biasanya merupakan media yang berperan dalam lingkungan responden, namun dalam hal ini teman sebaya memiliki jumlah responden yang sangat rendah yaitu 20,8% sehingga bisa diketahui bahwa teman sebaya/teman sekolah tidak terlalu berpartisipasi dalam pemberian informasi mengenai sayuran dan buah serta manfaatnya.

5.7. Pengaruh Konsumsi Sayuran dan Buah Terhadap Kesehatan

Konsumsi sayur dan buah sangat memiliki peran penting dalam membantu proses yang ada di dalam tubuh. Walaupun jumlah yang dibutuhkan sangat minim,


(61)

namun fungsinya tidak akan tergantikan sehingga kebutuhan konsumsi zat yang terkandung di sayuran dan buah sangat menjadi essensial.

Dengan mengonsumsi sayuran dan buah, siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru akan memiliki tubuh yang terasa lebih segar dan juga dapat mengontrol berat badan, karena vitamin yang terkandung dalam sayuran dan buah berfungsi sebagai zat pengatur, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan dimana akan memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012 yang mengonsumsi sayuran dan buah masih kurang dari anjuran yaitu 200 gram untuk sayur dan 300 gram untuk buah masih mempunyai resiko untuk terkena kanker, jantung koroner, hipertensi, stroke, daya tahan tubuh lemah dan lain-lain. Hal ini juga mengakibatkan para siswa tidak bersemangat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di tempat les dan nantinya akan dapat mengakibatkan prestasi belajar menurun. Hal ini harus ditindak lanjuti sehingga jika tidak, bangsa akan kehilangan generasi penerus bangsa yang sehat dan penuh semangat.


(62)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Konsumsi sayuran oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Pekanbaru masih <200 gram/orang/hari yaitu sekitar 45,6 kg/kapita/tahun sebanyak 64,6%, begitu juga dengan frekuensi konsumsi sayuran masih <2x sehari selain itu jenis sayuran yang paling banyak disukai adalah kangkung (36,5%) dengan cara pengolahan yang paling disukai yaitu tumis.

2. Konsumsi buah oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Pekanbaru masih <300 gram per orang/hari yaitu sekitar 59,5 kg/kapita/tahun sebanyak 61,5%, dan untuk frekuensi konsumsi buah, masih <2x sehari. Jenis buah yang paling banyak disukai adalah jeruk (35,4%).

3. Faktor internal (pengetahuan dan sikap) maupun faktor eksternal (pendapatan orangtua, pendidikan terakhir ibu, ketersediaan pangan, dan media sosialisasi) tidak mempengaruhi konsumsi sayuran dan buah pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru.

3.2.Saran

1. Disarankan kepada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru agar membawa bekal dari rumah sehingga memungkinkan para siswa mengonsumsi sayuran dan buah di luar rumah.


(63)

2. Kepada pihak sekolah disarankan agar memberlakukan praktek makan sayur dan buah di sekolah, selain itu pihak sekolah juga menekankan kepada kantin untuk menyediakan sayuran dan buah dalam jumlah yang cukup serta lebih bervariasi. 3. Kepada pihak keluarga disarankan agar memberikan pengawasan kepada anak

supaya anak mau mengonsumsi sayur dan buah dan juga menyajikan sayuran dan buah dalam bentuk yang disukai oleh anak.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedi Pustaka Utama. ______. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Ancok, D. 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta. Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.

Anonim. 2010. Konsumsi Sayuran Rakyat Indonesia Masih Rendah.

Diakses tanggal 29 Oktober 2011.

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Aswatini, dkk. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat Dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang. Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI). Jakarta.

Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta. Penebar Swadaya.

Diani, Y.T. 1990. Sumabngan Ketersediaan Sayuran dan Buah Terhadap Kecukupan Vitamin A di Propinsi Jawa Barat. Karya Ilmiah Sarjana, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Fitriastutie, Y.D. 2009. Faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsumsi Sayuran Pada Anak Sekolah Dasar (SD) Kembangarum 01/02 Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang.

Gunanti, I. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran Pada Anak Pra-Sekolah. Skripsi Sarjana Jurusan Gizi, Universitas Airlangga. Surabaya.

Gusti, S. 2004. Gambaran Konsumsi Sayuran Pada Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia Depok Tahun 2004. Skripsi Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta.

Hardiansyah & Martino. 1992. Gizi Terapan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.

_____ & Briawan, D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, IPB. Bogor.


(65)

_____ . 1997. Ekonomi Gizi. Jurusan gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Jahari, dkk. 2001. Epidemiologi Konsumsi Serat di Indonesia. PUSLITBANG Gizi DepKes RI.

Khumaidi, M. 1994. Gizi Masyarakat. Jakarta. BPK Gunung Mulia.

Madanijah, S. 2004. Pola Konsumsi Pangan. Dalam Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta. Penebar Swadaya.

Nadesul, H. 2006. Memenuhi Kecukupan Sayur dan Buah.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

_____. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. _____. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

Rejeki, A.S. 2000. Kebiasaan Makan Sayur Pada Remaja Putri di Perkotaan (Kasus di SMU Suluh dan SMU Al Azhar Jakarta). Skripsi Sarjana Jurusan GMSK, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG). 2006. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.

Santoso, 2004. Kesehatan dan Gizi. Cetakan II. Jakarta. Rineka Cipta.

Sastroasmoro, dkk. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara.

Sediaoetama, A.D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta. Dian Rakyat.

Setyowati, N.L. 2000. Konsumsi dan Preferensi Sayur dan Buah Pada Remaja di SMU 1 Bogor dan SMU 1 Pamekasan. Skripsi Mahasiswa Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Suhardi, dkk. 2009. Sosiologi 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Graha Multi Grafika.

Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor.


(1)

konsumsibuah

Total <300 gram >=300 gram

sikap sikap baik 57 37 94

sikap sedang 1 0 1

sikap kurang 1 0 1

Total 59 37 96

keluarga * konsumsibuah Crosstabulation

konsumsibuah

Total <300 gram >=300 gram

keluarga ya 47 30 77

tidak 12 7 19

Total 59 37 96

sekolahpelajaran * konsumsibuah Crosstabulation

konsumsibuah

Total <300 gram >=300 gram

sekolahpelajaran ya 34 18 52

tidak 25 19 44

Total 59 37 96

temansebaya * konsumsibuah Crosstabulation

konsumsibuah

Total <300 gram >=300 gram

temansebaya ya 13 7 20

tidak 46 30 76

Total 59 37 96

Media massa *konsumsibuah Crosstabulation konsumsibuah

Total <300 gram >=300 gram

mediamassa ya 28 17 45

tidak 31 20 51


(2)

Crosstabs

konsumsisayur * pengetahuan Crosstabulation

Count

pengetahuan

Total baik

konsumsisayur <200 gram 62 62

>= 200 gram 34 34

Total 96 96

sikap * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

sikap kurang 0 1 1

sedang 1 0 1

baik 61 33 94

Total 62 34 96

ratapendapatanortu * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

ratapendapatanortu 1000000-3000000 28 14 42

>3000000 34 20 54

Total 62 34 96


(3)

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

pendidikanakhiribu tidak tamat sd 0 1 1

sd 1 2 3

smp / sederajat 1 3 4

sma / sederajat 25 8 33

d3 / akademik 16 4 20

s1 18 15 33

s2 1 1 2

Total 62 34 96

rumahtersediasayur * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

rumahtersediasayur ya 44 23 67

kadang-kadang 16 11 27

tidak 2 0 2

Total 62 34 96

keluarga * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

keluarga ya 52 25 77

tidak 10 9 19

Total 62 34 96

sekolahpelajaran * konsumsisayur Crosstabulation

Count


(4)

<200 gram >= 200 gram

sekolahpelajaran ya 35 17 52

tidak 27 17 44

Total 62 34 96

temansebaya * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

temansebaya ya 14 6 20

tidak 48 28 76

Total 62 34 96

mediamassa * konsumsisayur Crosstabulation

Count

konsumsisayur

Total <200 gram >= 200 gram

mediamassa ya 26 19 45

tidak 36 15 51


(5)

(6)