2. Tanda – Tanda bahaya pada bayi baru lahir
a. Pernafasan
: sulit atau lebih dari 60 kali per menit b.
Kehangatan : terlalu panas 38C atau terlalu dingin 36C.
c. Warna
: kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat. d.
Pemberian makan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, ada lendir atau darah pada tinja.
e. Tali pusat
: merah, bengkak, keluar cairan nanah, bau busuk f.
Tinjakemih : tidak berkemih dalam tiga hari, atau tidak berkemih
dalam 24 jam. g.
Aktifitas : menggigil, atau tangis yang tidak biasa, rewel, lemas,
terlalu mengantuk, kejang. Hal yang harus dilakukan apabila terjadi tanda bahaya pada ibu dan bayi baru lahir
adalah segera melaporkan pada petugas kesehtan atau membawa ke petugas kesehatan agar segera mendapat pertolongan Pusdiknakes,2003.
Suami adalah pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita serta orang terdekat yang menyebabkan kehamilan terjadi dan orang pertama dalam memberi
dorongan kepada istri Huliana, 2004.
D. Partisipasi Suami dalam Asuhan Masa Nifas
Kesehatan reproduksi merupakan suatu kesehatan dalam keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya BKKBN, 2003. Dari hasil penelitian diketahui bahwa partisiapsi suami
Universitas Sumatera Utara
dalam kesehatan reproduksi masih sangat rendah BKKBN, 2003. Beberapa pandangan
yang salah diatas harus diluruskan . Kesadaran, pengetahuan, sikap, dan perilaku suamidalam kesehatan reproduksi umumnya dan asuhan masa nifas khususnya perlu
ditingkatkan. Partisipasi suami dalam asuhan mulai dari kehamilan sampai masa nifas merupakan salah satu perwujutan dan kesetaraan dan keadilan gender dalam
menunaikan tanggung jawabnya untuk membina keluarga yang berkualitas BKKBN, 2003. Perlunya peningkatan partisipasi suami dalam asuhan mulai dari
kehamilan sampai masa nifas karena suami merupakan pasangan atau partner dalam proses reproduksi, sehingga berlasan apabila suami istri berbagi tanggung jawab dan
peranan secara seimbang untuk mencapau kesehatan reproduksi dan berbagi beban untuk mencegah penyakit serta komplikasi kesehatan reproduksi dan kehamilan, suami
juga bertanggung jawab secara sosio, moral, dan ekonomi dalam membangun keluarga. Duami secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peranan yang
penting dalam mengambil keputusan. Partisipasi dan tanggung jawab suami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam asuhan kehamilan saat ini masih rendah.
Paertisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi suami dalam asuhan masa nifas merupakn refleksi dari peran suami dalam
keluarga BKKBN, 2003.
E. Perilaku Suami terhadap Istri pada Masa Nifas
1. Suami dapat melakukan pekerjaan ibu sehari-hari seperti memasak, mencuci
pakaian dan merapaikan rumah.
Universitas Sumatera Utara
2. Membantu ibu untuk berkemih, mandi dan mengganti pakaian jika ibu
menginginkannya. 3.
Membantu merawat bayi. Jika suami bekerja pada siang hari, tugas merawat bayi dapat digantikan ayah
pada malam harinya. Misalnya dengan membagi waktu malam menjadi dua paruh waktu pertama pukul 21.00 – 24.00 untuk istri, paruh waktu berikutnya
24.00 – 04.00 untk suami. Pada malam hari itu suami bisa mengambil tugas mengganti popok bayi, mengganti baju, atau mengayun bayi sementara istri
hanya menyusui. a.
Jika bayi terpaksa minum susu formula, suami bisa mengambil semua tugas persiapan.
b. Jika suami bekerja pada siang hari tentukan pembagian tugas pada akhir
pekan. 4.
Ayah menyusui Yaitu ayah yang mendukung dan berpartisipasi dalam proses pemberian ASI,
agar ASI keluar lebih lancar: 1
Suami melihat kepada istri saat menyusui bayi, mendekap bayi dalam pelukan, dan Suami bisa membantu menyediakan makanan dan minuman
bagi istri yang menyusui, misalnya membuatkan segelas susu hangat saat istri menyusui.
2 Jangan tidur sepanjang malam tapi tunjukkan solidaritas dalam kegiatan
menyusui di malam hari, misalnya mengangkat bayi dari ranjang untuk
Universitas Sumatera Utara
diserahkan kepada istri, lalu mengembalikan bayi ke ranjangnya usai menyusui.
3 Suami dapat mengurangi keletihan istri akibat menyusui dengan memijat
bahunya. Terhadap bayi, usapan lengan ayahnya saat ia tengah menyusu umumnya
menyenangakan, meskipun ada juga bayi yang sangat sensitif sehingga tidak ingin di ganggu saat tengah menyusu.
4 Suami bisa membantu memberikan ASI perahan pada bayi saat istri tidak
bisa memberikan ASI sacara langsung Suami bisa berada disamping istri yang tengah menyusui sambil meberikan semangat pada istri untuk terus
memberikan ASI nya, juga kekaguman dan penghargaan. 5
Suami bisa membantu istri memijat payudara. Lakukan kontak
berkomunikasi dengan bayi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Peneliti akan meneliti tentang perilaku suami terhadap istri pada masa nifas di ruang V Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi medan tahun 2010.
Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini :
Perilaku Suami
Bagan 3.1 Ibu masa nifas
Pengetahuan Sikap
Tindakan
Universitas Sumatera Utara