BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Kuantitatif 4.1.1 Kurva Kalibrasi Kalium dan Natrium
Pada pengukuran absorbansi larutan standar kalium pada panjang gelombang 769,9 nm, diperoleh persamaan garis regresi Y = 0,1123X – 0,0062 dengan koefisien
korelasi 0,9993 Data dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan
hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standar kalium yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3
. Kurva Kalibrasi Kalium Pada pengukuran absorbansi larutan standar natrium pada panjang gelombang
589,6 nm, diperoleh persamaan garis regresi Y = 0,2010X - 0,0006 dengan koefisien
korelasi 0,9998 Data dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standar natrium yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4 . Kurva Kalibrasi Natrium
Harga koefisien korelasi r yang mendekati 1 dari masing-masing kurva kalibrasi natrium dan kalium menunjukkan korelasi antara konsentrasi dengan
absorbansi, dimana nilai absorbansi A berbanding lurus dengan nilai konsentrasi c Day dan Underwood, 1980.
4.2. Pemeriksaan Kadar Kalium dan Natrium pada Daging sapi dan daging kambing
Pada proses destruksi menghasilkan warna yang jernih setelah pemanasan di hot plate pada temperatur 250
o
C selama 10 menit. Pemeriksaan kadar kalium dan natrium dilakukan secara spektrofotometri
serapan atom panjang gelombang masing-masing. Setelah dilakukan perbandingan
dengan menggunakan persamaan regresi maka di peroleh hasil seperti tabel dibawah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.
Kadar Kalium dan Natrium mg100g pada Daging sapi dan Daging Kambing.
No. Sampel
Kadar Kalium mg100g
Kadar Natrium mg100g
Rasio
1. Daging Sapi
187,7 ± 3,94 70,2 ± 0,52
2,6 : 1 2.
Daging Kambing 121,3 ± 2,32
85,6 ± 0,53 1,4 :1
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa kandungan kalium lebih besar dari pada natrium dalam kedua daging tersebut. Berarti bahwa kandungan natrium di
dalam kedua daging tersebut tidak mempengaruhi kenaikan tekanan darah sebab salah satu penyebab tekanan darah adalah tinggi nya natrium didarah dan tidak
terdapat pada kedua daging tersebut. Hal ini disebabkan kandungan kalium lebih tinggi dibandingkan natrium sesuai dengan rasio yang diperoleh pada penelitiaan ini
seperti yang tercantum dalam table diatas. Pernyataan bahwa daging kambing bisa menaikkan tekanan darah hipertensi
telah dibantah oleh Prof. Dr Harun Lubis dari Universitas Sumatera Utara, menurut beliau, kambing ternyata tidak menyebabkan hipertensi asalkan dikonsumsi tanpa
bumbu garam. Penelitian Prof. Dr Budi Darmojo, dari Universitas Diponegoro Semarang mengungkapkan bahwa tekanan darah penderita tidak menjadi lebih buruk
ketika diberikan daging kambing. Pandangan – pandangan ini mungkin berdasarkan pada komposisi kimiawi daging kambing yang dikonsumsi secara langsung tanpa
memperhatikan bahan kimia lain sebagai tambahan sebelum konsumsi merupakan hasil metabolisme daging kambing didalam tubuh Sitepoe, 2008
Dari hasil uji statistik yaitu uji beda dua nilai rata-rata kadar kalium dan natrium antara daging sapi dan daging kambing dengan menggunakan distribusi t
Universitas Sumatera Utara
pada taraf kepercayaan 95, diperoleh nilai t
o
atau t
hitung
= 12,4020 yang lebih besar dari nilai t
tabel
= 2,2281 untuk kalium, dan t
hitung
= -52,5588 yang lebih rendah dari nilai t
tabel
= -2,2281 untuk natrium Data dan perhitungan statistik dapat dilihat pada
lampiran 10 dan 11. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar
kalium dan natrium yang signifikan pada daging sapi dan daging kambing.
4.3 Uji Perolehan Kembali