Industri Pengolahan Besar dan Menengah

19

2.3. Industri Pengolahan Besar dan Menengah

Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, dan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir. Industri sebagai salah satu komponen kegiatan ekonomi nyata, keberadaannya sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berlaku bagi kegiatan ekonomi, seperti : moneter, tingkat suku bunga, kondisi makro, sosial politik baik nasional, regional maupun global. Misi pengembangan suatu industri adalah meningkatkan nilai tambah bahan alam atau bahan setengah jadi, melalui penerapan suatu teknologi tertentu, menjadi suatu produk yang memiliki daya saing untuk merebut pangsa pasar, baik pasar domestik maupun di pasar internasional, yang selanjutnya menjadi andalan pendapatan dalam negeri dan devisa bagi suatu negara. Karena permintaan untuk barang-barang buatan pabrik adalah sangat elastis yaitu, sangat peka terhadap perubahan dalam harga dan pendapatan, industri tidak menghadapi kendala pasar yang sama seperti yang pertanian hadapi dan dapat kiranya industri merangsang pertumbuhan yang lebih cepat. Disamping itu, industrialisasi membuat kontribusi yang tidak kelihatan untuk meningkatkan produktivitas dengan mendorong inovasi teknologi, Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 20 mendorong kewiraswastaan serta talenta yang berhubungan dengan pengolaan, mempromosikan hasil keterampilan dan menciptakan iklim yang lebih baik untuk modernisasi untuk keseluruhan masyarakat. Sedangkan jenis-jenis golongan industri besar dan sedang BPS, 2004 yaitu: 1 Industri makanan, minimuman dan tembakau; 2 Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit; 3 Industri kayu, parabot rumah tangga; 4 Industri kertas, percetakan dan penerbit; 5 Industri kimia, batubara, karet dan plastik; 6 Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batubara; 7 Industri logam dasar; 8 Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya; 9 Industri pengolahan lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, Industri diklasifikasikan atas dasar penyerapan tenaga kerja, sebagai berikut : 1. Industri Kerajinan, mempunyai 1-4 karyawan 2. Industri kecil, mempunyai 5-19 karyawan 3. Industri Sedang, mempunyai 20-99 karyawan 4. Industri Besar, mempunyai lebih dari 100 karyawan dalam tiap perusahaan. Pengeluaran investasi merupakan salah satu komponen PDRB dilihat dari segi pengeluaran agreggat. Adanya peningkatan dalam stok kapital akibat pengeluaran inverstasi akan menyebabkan terjadi kenaikan dalam PDRB. Sebenarnya pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh terhadap angka PDRB saja. Dalam jangka waktu yang lebih panjang kegiatan Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 21 investasi akan menambah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti terjadi peningkatan kapasitas produksi, yang selanjutnya akan meningkatkan pula kemampuan masyarakat dalam menghasilkan output. Dalam prakteknya, kenaikan output hanya ditentukan oleh kenaikan stok kapital saja. Output tidak dihasilkan hanya dengan menggunakan kapital semata, melainkan juga dengan menggunakan faktor-faktor produksi lainnya, seperti tenaga kerja, Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi pada suatu saat tertentu turut menentukan tingkat output yang dihasilkan. Dengan kata lain, suatu proses produksi ditentukan oleh beberapa faktor produksi secara bersama-sama melalui suatu fungsi produksi Sudarsono, 2005. Dalam hal ini fungsi produksi Neoklasik yang sederhana mengasumsikan bahwa output hanya dipengaruhi oleh dua faktor produksi saja, yaitu kapital dan tenaga kerja. Q = fK,L 2. 1 dimana : Q = Output K = Kapital L = Tenaga kerja Dalam short run diasumsikan bahwa faktor produksi kapital adalah fixed, sehingga hanya tenaga kerja yang merupakan input variabel. Namun dalam jangka panjang kapital dapat meningkat melalui kegiatan investasi. Bertambahnya penggunaan kapital ini menyebabkan produktivitas setiap Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 22 satuan tenaga kerja meningkat, sehingga akan berpengaruh terhadap Produk marginal tenaga kerja, Produksi rata-rata tiap pekerjaan, Tingkat output maksimum. Dengan anggapan bahwa perekonomian selalu berusaha mencapai kondisi optimal mala penambahan penggunaan kapital melalui kegiatan investasi, yang berarti meningkatnya kapasitas produksi itu, akan meningkatkan pula penggunaan tenaga kerja, yang selanjutnya secara bersama-sama menaikkan tingkat output maksimum yang mungkin dicapai. Semakin besar penggunaan kapital, akan semakin besar pula output yang dapat dihasilkan. Sebenarnya yang dianggap fixed dalam fungsi produksi jangka pendek bukan hanya faktor kapital, karena keadaan teknologi juga dianggap tidak berubah dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang teknologi akan berubah dengan ditemukannya metode-metode produksi yang baru yang lebih efisien. Keadaan ini digambarkan oleh Fungsi Produksi Cobb-Douglas yang mewakili fungsi produksi Neoklasik Sudarsono, 2000. Q = A K g L 2. 2 dimana : A = Indeks perubahan teknologi yang berubah sepanjang waktu g = proporsi output yang dihasilkan oleh faktor K = proporsi output yang dihasilkan oleh faktor L g+ = 1 Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 23 Fungsi produksi ini diasumsikan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Bersifat constant Return To Scale. Ini berarti jika penggunaan kedua faktor produksi ditingkatkan dalam proporsi yang sama maka output akan meningkat sebesar proporsi yang sama juga. 2. Produksi tunduk pada Hukum. Hasil Lebih yang menurun Law of Dimising Return yang berarti bahwa walaupun produktivitas pekerja meningkat dengan bertambahnya kapital namun peningkatan tersebut semakin lama semakin menurun dengan semakin banyaknya pemakaian tenaga kerja. Dalam jangka panjang baik faktor produksi kapital maupun tenaga kerja adalah merupakan input variabel. Keinginan untuk memperluas produksi menyebabkan pengusaha menaikkan anggaran biaya produksi yang direalisasikan dalam bentuk penambahan kapital dan tenaga kerja. Jumlah tambahan kapital dan tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada harga relatif dari faktor-faktor produksi tersebut. Kondisi ekuilibrium pada biaya minimum menghendaki ratio produktivitas marginal tenaga kerja MP l dan produktivitas marginal kapital MP k harus sama dengan ratio harga faktor tenaga kerja w dan harga faktor kapital r, biaya minimum industri manufaktur dibatasi oleh produksi yang akan dihasilkan, yaitu : Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 24 C = r.K + w. L 2. 3A Q = A K g L 2. 3B Fungsi Lagrange dari biaya minimum 2.3A dan 2.3B adalah : C = r.K + w. L - λ[ A K g L - Q] 2. 4 FOC dari 2.4 terhadap stok modal K, tenaga kerja L dan λ akan menghasilkan persamaan sebagai berikut : 1 = − = ∂ ∂ − β α αλ L AK r K C 2.5A 1 = − = ∂ ∂ − β α βλ L AK w L C 2. 5B = − = ∂ ∂ β α λ L AK Q C 2.5C Dari persamaan 2.5A dan 2.5B diperoleh fungsi expansi path produksi, yaitu Rasio marginal produktivitas sama dengan rasio harga input: [ ] 1 1 − − = β α β α β α L AK w L AK r 1 1 − − = β α β α β α L AK L AK w r β α β α r L w K atau K L w r = = 2.6 Subsitusi persamaan 2.6 ke 2.5C akan menghasilkan penggunaan tenaga kerja L, yaitu : Q= β α L AK Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 25 Q = β α β α L r wL A ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Q = α β α β α + ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ L r w A α β α β α ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ = + r w A Q L A w r Q L α α β α α β − + = L= β α β α α β α α β α α β α α β α α β + + − + + − + + − 1 1 Q w r A B B B B Q w r A L + + + + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = α α α α α β 1 1 1 1 2.7 Hal ini berarti terjadi perubahan harga relatif faktor-faktor produksi ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ w r , dan jika fungsi produksi diasumsi bersifat constant return to scale 1 = + β α , maka perluasan kapasitas produksi akibat kegiatan investasi akan mendorong perluasan penggunaan tenaga kerja dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, jika harga relatif faktor-faktor produksi mengalami perubahan maka besar tambahan penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan akan ditentukan oleh besar perubahan itu sendiri. Dalam membahas masalah kesempatan kerja tidak terlepas dari membicarakan fungsi permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja oleh Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 26 pengusaha merupakan derived demand dari output, karena faktor produksi tersebut merupakan input variabel dalam menghasilkan output. Karenanya fungsi permintaan tenaga kerja dapat diturunkan dari fungsi laba karena tujuan produsen adalah memaksimumkan laba, atau dari fungsi biaya karena tujuan produsen adalah meminimumkan biaya produksi. Terlepas dari pengaruh harga-harga faktor produksi, permintaan akan tenaga kerja itu sendiri dibatasi oleh kemampuan peralatan modal untuk dikombinasikan dengan penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi. Keinginan untuk meningkatkan produksi menyebabkan pengusaha melakukan investasi guna memperluas kapasitas produksi Q, yang selanjutnya akan meningkatkan produktifitas tenaga kerja dalam bentuk meningkatkan produk marginal setiap satuan kerja. Dalam hal ini, untuk mempertahankan, tercapainya kondisi optimal dalam kegiatan produksi, pengusaha akan menambah penggunaan tenaga kerja. Peningkatan investasi berarti menambah kapasitas produksi Q, dengan asumsi constant returns to scale, peningkatan investasi secara langsung akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar peningkatan investasi itu sendiri dan akhirnya meningkatkan penggunaan tenaga kerja dengan proporsi yang sama. Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. 27

2.4. Pengertian Investasi