49
Pendapatan regional atau PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah untuk menciptakan output nilai tambah pada suatu waktu tertentu.
PDRB dapat dilihat dari dua sisi pendekatan yaitu sektoral dan pengguna. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai
tambah yang mampu diciptakan diperlukan investasi yang relatif besar sehingga investasi menjadi sumber pendapatan regional.
Namun pada sisi yang lain, setiap melakukan investasi, para investor akan melihat terlebih dahulu berapa besar laju pertumbuhan pendapatan
regional PDRB Propinsi Sumatera Utara yang terus meningkat selama kurun waktu 1990 – 2005, sedangkan total investasi yang masuk ke Sumatera
Utara untuk kurun waktu yang sama mengalami perkembangan yang cukup fluktuatif, sehingga untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut secara
deskriptif melalui data yang tersedia sangat sulit dilakukan.
4.1.3. Tingkat Upah dan Tingkat Bunga Industri Manufaktur Skala Menengah dan Besar
Sejak bergulirnya era reformasi tahun 1998, pola hubungan industrial mengalami perubahan yang semakin memungkinkan bagi pekerja untuk
memperjuangkan berbagai haknya. Kebebasan untuk menyuarakan berbagai keluhan seperti kesehatan dan keselamatan kerja, perlakuan uang tidak adil,
serta berbagai upaya peningkatan kesejahteraan termasuk penentuan upah minimum dapat dilakukan tanpa rasa takut lagi. Selama periode 1999 sampai
Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
50
dengan 2005 upah minimum Propinsi Sumatera Utara meningkat dengan pesat. Seperti terlihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. UMP Sumatera Utara tahun 1999 – 2005 Upah minimum Provinsi
Tahun Nominal Rptahun
Pertumbuhan Tingkat Bunga
persen tahun
1999 2,520,000 15.23
20.97 2000 2,808,000
20.69 16.35
2001 4,083,600 20.95
17.11 2002 5,574,000
34.06 15.54
2003 6,060,000 36.27
17.50 2004 6,444,000
8.84 14.10
2005 7,200,000 11.73
14.98
Sumber :Dinas Tenaga kerja Provinsi Sumatera Utara
Peningkatan upah minimum ini sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan para pekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya, namun
peningkatan UMP yang terlalu cepat dan tinggi berpotensi merangsang kesempatan kerja, terutama pekerja formal di Sumatera Utara. Kondisi ini
akan menimbulkan di lema bagi Pemerintah Sumatera Utara, disatu sisi apakah upah minimum akan terus ditingkatkan yang sebenarnya hanya
menguntungkan sebagian kecil pekerja dengan mengorbankan pekerja lainnya di sektor tertentu, atau perhatian di fokuskan pada penciptaan kesempatan
kerja baru yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar penduduk di Sumatera Utara.
Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
51
Pasar tenaga kerja di Sumaetra Utara, seperti juga provinsi lainnya mencerminkan struktur lapangan kerja dan perekonomian yang dualistic. Hal
ini ditanda dengan adanya sector tradisional informal yang besar di satu sisi, dan sektor modern formal di sisi lainnya. Apabila dibandingkan upah
minimum yang diterima pekerja di sektor modern, secara umum upah sektor informal lebih rendah dan seringkali tidak menentu. Dengan demikian pekerja
sektor formal sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan sektor informal, dan biasanya pekerja di sekror formal tidak akan mudah terjerumus
ke tingkat hidup di bawah garis kemiskinan. Berkaitan
dengan perbandingan pekerja sektor formal dan informal
tersebut, maka perumusan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara harus mengutamakan fleksibelitas pasar tenaga kerja.
Kebijakan pada tenaga kerja uang fleksibel akan mendorong kesempatan kerja kepada industri yang padat kerja. Dengan jumlah angkat kerja yang ada
dan tingkat upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah Sumatera Utara, maka kebijakan tenaga kerja yang fleksibel tersebut akan
mempermudah semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk kemudahan bagi tenaga kerja untuk berpindah pekerjaan dari pekerjaan yang
kurang produktif ke pekerjaan yang lebih produktif. Tingkat bunga merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter
untuk mengendalikan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat dikendalikan. Tetapi di sisi lain tingkat bunga juga menjadi pedoman bagi
Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
52
investor yang digunakan sebagai pembanding apakah investasi yang ditanamkan menguntungkan atau tidak. Jika tingkat return dari suatu investasi
lebih rendah dari tingkat suku bunga bank maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut tidak menguntungkan.
Tingkat bunga bank sebelum krisis moneter berada dalam suatu tingkat yang relatif stabil dan di bawah 20 persen untuk tingkat suku bunga deposito.
Namun semenjak tahun 1997, di mana krisis ekonomi mulai menerpa perekonomian Indonesia yang tentunya juga berdampak pada perekonomian
Sumatera Utara, tingkat suku bunga mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Peningkatan tingkat suku bunga terjadi pada suku bunga deposito untuk
jangka waktu satu bulan, hal ini merupakan upaya Bank Indonesia untuk mengurangi tingkat likuiditas masyarakat. Dengan menekan tingkat likuiditas
masyarakat diharapkan pada gilirannya akan mampu menekan gerakan kurs dolar.
Pada awal tahun 1990-an hingga sebelum krisis moneter memperlihatkan perkembangan suku bunga yang relatif stabil pada kisaran di
bawah 20 persen. Tetapi tidak demikian dengan perkembangan tingkat investasi di Sumatera Utara baik investasi asing maupun investasi domestik
yang mengalami gejolak naik turun. Tetapi untuk tahun 1990 yang merupakan suatu anomali ekonomi di
Indonesia, dimana dengan meningkatnya tingkat suku bunga telah mendorong meningkatnya investasi total di Sumatera Utara dan sebaliknya dengan
Rimmar Siringo Ringo : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
53
menurunnya tingkat suku bunga telah menurunkan tingkat investasi total di Sumatera Utara.
4.2. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Skala Menengah Dan Besar